Hari 10

Menghadapi Badai Kehidupan

Kebijaksanaan Mazmur 7:11-18
Perjanjian Baru Matius 8:23–9:13
Perjanjian Lama Kejadian 21:1–23:20

pengantar

Pada tanggal 31 Juli 2003, petualang Bear Grylls memimpin sebuah tim yang beranggotakan lima orang menyeberangi Samudra Atlantik Utara dengan perahu karet yang tidak elastis. Mereka berangkat dari Halifax, Nova Scotia, menuju John o’ Groats, Skotlandia. Pada 5 Agustus, badai besar melanda. Ada gelombang 100 kaki. Mereka kehilangan kontak satelit. Mereka (dan kami) takut kehilangan nyawa mereka. Syukurlah mereka selamat dan kemudian dapat menceritakan kisah mereka (lihat Facing the Frozen Ocean by Bear Grylls).

Tidak semua dari kita harus menghadapi badai fisik semacam ini. Tetapi Yesus berkata bahwa kita semua akan menghadapi badai kehidupan (Matius 7: 25-27). Hidup itu memang tidak mudah. Badai kehidupan begitu banyak dan beragam. Abraham, Daud, dan murid-murid Yesus, semuanya menghadapi badai dalam kehidupan mereka. Apa yang bisa kita pelajari dari teladan mereka?

Kebijaksanaan

Mazmur 7:11-18

11 Perisai bagiku adalah Allah,
  yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
12 Allah adalah Hakim yang adil
  dan Allah yang murka setiap saat.

13 Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya,
  melentur busurnya dan membidik.
14 Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan,
  dan membuat anak panahnya menjadi menyala.
15 Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan,
  ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.
16 Ia membuat lobang dan menggalinya,
  tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
17 Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya,
  dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya.

18 Aku hendak bersyukur kepada Tuhan karena keadilan-Nya,
  dan bermazmur bagi nama Tuhan, Yang Mahatinggi.

Komentar

1. Ambilah perisai iman

Ditengah badai Daud berkata, ‘Perisai bagiku adalah Allah... Aku hendak bersyukur kepada Tuhan karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama Tuhan, Yang Mahatinggi’ (Ay.10a,18).

Jika kita jatuh ke dalam godaan dan mulai menikmati dan memeliharanya, Daud memperingatkan, ‘Sesungguhnya, orang itu mengandung kejahatan dan kelaliman, dan melahirkan dusta’ (Ay.15). Ia juga menyebutkan, ‘Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.’ (Ay.16).

Rasul Paulus mengatakan bahwa Anda harus mengambil perisai yang dapat digunakan untuk memusnahkan semua panah menyala dari si jahat (Efesus 6:16). Perisainya adalah 'perisai iman' atau, seperti yang dikatakan Daud di sini, perisainya adalah 'Tuhan Yang Mahatinggi' (Mazmur 7:11). Ini adalah perlindungan terbaik yang bisa Anda miliki untuk melawan serangan musuh.

Doa

Tuhan, terima kasih bahwa aku juga dapat berkata, 'Perisai saya adalah Tuhan Yang Mahatinggi.'

Perjanjian Baru

Matius 8:23–9:13

Angin ribut diredakan

(Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25)
23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. 24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” 26 Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Dua orang yang kerasukan disembuhkan

(Mrk. 5:1-20; Luk. 8:26-39)
28 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. 29 Dan mereka itu pun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” 30 Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. 31 Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” 32 Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. 33 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. 34 Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Orang lumpuh disembuhkan

(Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26)
9Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. 2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” 3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” 4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? 5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? 6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” 7 Dan orang itu pun bangun lalu pulang. 8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

Matius pemungut cukai mengikut Yesus

(Mrk. 2:13-17; Luk. 5:27-32)
9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. 10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 12 Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Komentar

2. Percayalah pada Yesus sang Juruselamat

Terkadang badai dalam kehidupan kita muncul tanpa peringatan. Yesus berada di perahu bersama murid-murid-Nya dan Ia sedang tidur ketika ‘tanpa peringatan, sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang’ (8:24).

Ternyata, para murid sudah terbiasa dengan badai di Laut Galilea; Badai tersebut dikenal karena badai kilat mendadak, menggerakkan air menjadi gelombang dua puluh kaki. Namun, badai ini pastinya sangat serius karena para murid membangunkan Yesus dan berkata, 'Kita akan tenggelam!' (Ay.25).

Selama badai kehidupan,wajar jikalau kita panik (pastinya,saya juga). Terkadang tampak bahwa Yesus sedang 'tidur' (Ay.24). Dia tampaknya tidak melakukan apa-apa terhadap masalah kita. Untungnya, kita semua dapat berseru, seperti yang mereka lakukan, ‘Tuhan, selamatkanlah kami!’ (Ay.25).

Respon alami terhadap badai adalah keraguan dan ketakutan. Yesus memberi tahu mereka bahwa tanggapan terhadap badai seharusnya adalah kepercayaan ('Anda yang kurang percaya', Ay.26a) dan bahwa Anda tidak perlu takut ('Mengapa Anda begitu takut?' (Ay.26a). Yesus cukup mampu menenangkan badai dan itulah yang Dia lakukan. Bahkan di tengah badai seperti pandemi global Pilih Iman daripada Rasa Takut

Setelah menunjukkan kuasa-Nya terhadap elemen-elemen ('Bahkan angin dan ombak patuh terhadap-Nya!' Ay.27), Dia melanjutkan untuk menunjukkan kuasa-Nya atas kekuatan jahat dengan membebaskan kedua orang yang kerasukan setan (Ay.28–34). Yesus jauh lebih peduli tentang orang-orang ketimbang harta benda, tidak seperti orang-orang yang memohon kepada-Nya supaya Ia meninggalkan wilayah mereka (Ay.34).

Yesus melanjutkan dengan menekankan bahwa pengampunan lebih penting daripada penyembuhan. Tetapi, penyembuhan bukanlah hal yang tidak penting. Yesus melakukan keduanya. Dia menunjukkan kekuatan-Nya atas penyakit dan cacat tubuh dengan menyembuhkan orang lumpuh (9:1-2). 'Orang banyak terpesona, takjub dan senang karena Allah telah memberikan kuasa kepada Yesus melakukan perbuatan-perbuatan besar' (Ay.8).

Di tengah badai ada saat-saat tenang. Perjalanan hari ini berakhir dengan momen dimana Yesus memanggil Matius untuk mengikutinya. Yesus diundang untuk makan malam di rumah Matius.

Orang-orang Farisi terkejut melihat Yesus makan bersama dengan 'pemungut cukai dan orang berdosa' (Ay.10) dan berkata, ‘Contoh seperti apakah ini dari Gurumu, bersikap nyaman dengan penjahat dan penipu?’ (Ay.11).

'Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah firman ini: 'Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan', karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”'(Ay.12-13).

Kemurahan Tuhan adalah kebaikan dan pengampunan terhadap orang-orang yang seharusnya tidak layak mendapatkannya. Hari ini, terimalah dan nikmati rahmat-Nya sendiri dan kemudian berbelas kasihlah kepada orang lain.

Doa

Tuhan, terima kasih bahwa dalam semua badai kehidupan, saya dapat berseru, 'Tuhan, selamatkan kami.' Bantulah saya untuk mempercayai Engkau dan tidak gentar.

Perjanjian Lama

Kejadian 21:1–23:20

Ishak lahir

21Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. 2 Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. 3 Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya. 4 Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. 5 Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya. 6 Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” 7 Lagi katanya: “Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.”

Abraham mengusir Hagar dan Ismael

8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. 10 Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” 11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. 12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. 13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu.” 14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. 15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, 16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.

17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” 19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. 20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. 21 Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.

Perjanjian Abraham dengan Abimelekh

22 Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: “Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan. 23 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing.” 24 Lalu kata Abraham: “Aku bersumpah!” 25 Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. 26 Jawab Abimelekh: “Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar.” 27 Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian. 28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu. 29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: “Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?” 30 Jawabnya: “Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini.” 31 Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana. 32 Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin. 33 Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama Tuhan, Allah yang kekal. 34 Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.

Kepercayaan Abraham diuji 22Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” 3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” 6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” 8 Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 10Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

11 Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” 12 Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” 13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 14 Dan Abraham menamai tempat itu: “Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.”

15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, 16 kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” 19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Keturunan Nahor

20 Sesudah itu Abraham mendapat kabar: “Juga Milka telah melahirkan anak-anak lelaki bagi Nahor, saudaramu: 21 Us, anak sulung, dan Bus, adiknya, dan Kemuel, ayah Aram, 22 juga Kesed, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel.” 23 Dan Betuel memperanakkan Ribka. Kedelapan orang inilah dilahirkan Milka bagi Nahor, saudara Abraham itu. 24 Dan gundik Nahor, yang namanya Reuma, melahirkan anak juga, yakni Tebah, Gaham, Tahash dan Maakha.

Sara mati dan dikuburkan

23Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara. 2 Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. 3 Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, lalu berkata kepada bani Het: 4 “Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu.” 5 Bani Het menjawab Abraham: 6 “Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu.” 7 Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu, 8 serta berkata kepada mereka: “Jika kamu setuju, bahwa aku mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar, 9 supaya ia memberikan kepadaku gua Makhpela miliknya itu, yang terletak di ujung ladangnya; baiklah itu diberikannya kepadaku dengan harga penuh untuk menjadi kuburan milikku di tengah-tengah kamu.” 10 Pada waktu itu Efron hadir di tengah-tengah bani Het. Maka jawab Efron, orang Het itu, kepada Abraham dengan didengar oleh bani Het, oleh semua orang yang datang di pintu gerbang kota: 11 “Tidak, tuanku, dengarkanlah aku; ladang itu kuberikan kepadamu dan gua yang di sana pun kuberikan kepadamu; di depan mata orang-orang sebangsaku kuberikan itu kepadamu; kuburkanlah isterimu yang mati itu.” 12 Lalu sujudlah Abraham di depan penduduk negeri itu 13 serta berkata kepada Efron dengan didengar oleh mereka: “Sesungguhnya, jika engkau suka, dengarkanlah aku: aku membayar harga ladang itu; terimalah itu dari padaku, supaya aku dapat menguburkan isteriku yang mati itu di sana.” 14 Jawab Efron kepada Abraham: 15 “Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang mati itu.” 16 Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar. 17 Demikianlah ladang Efron, yang letaknya di Makhpela di sebelah timur Mamre, ladang dan gua yang di sana, serta segala pohon di ladang itu, bahkan di seluruh tanah itu sampai ke tepi-tepinya, 18 diserahkan kepada Abraham menjadi tanah belian, di depan mata bani Het itu, di depan semua orang yang datang di pintu gerbang kota. 19 Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. 20 Demikianlah dari pihak bani Het ladang dengan gua yang ada di sana diserahkan kepada Abraham menjadi kuburan miliknya.

Komentar

3. Bersyukur atas ketetapan-Nya

Abraham tentu saja pernah menghadapi badai dalam hidupnya. Perjalanan hari ini penuh dengan perjuangan, tetapi dimulai dengan saat-saat tenang yang indah di tengah-tengah badai ini. 'Tuhan berkenan kepada Sara ... dan ... melakukan kepada Sara apa yang Dia janjikan' (21:1). Seperti kita kadang-kadang, mereka harus menunggu lama, tetapi akhirnya janji Tuhan terpenuhi. Selama masa penantian, tantangannya adalah tetap percaya kepada Tuhan.

‘Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya’ (Ay.2). Itu adalah momen penuh sukacita. Berkatalah Sara: 'Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku’ (Ay.6).

Tetapi dengan segera Abraham menghadapi badai di rumah tangganya sendiri. Ismael mengolok-olok Ishak (Ay.9), dan ini menyebabkan perpecahan yang lebih dalam di dalam keluarga (Ay.10). Tragisnya, Hagar dan Ismael pergi (Ay.14). Pembagian ini pada akhirnya merupakan konsekuensi dari dosa Abraham sebelumnya dalam membuat Hagar sebagai gundiknya, setelah kurangnya kepercayaannya untuk percaya bahwa Sara akan memiliki seorang anak laki-laki.

Terkadang, situasi yang paling sulit dalam hidup untuk dihadapi dapat terjadi pada diri kita sendiri. Meskipun begitu, Tuhan masih bersama Abraham (Ay.12–13), dan dia mengawasi dan memberkati Hagar dan Ismael (Ay.17-18). Kita melihat kasih karunia Allah sedang bekerja di tengah-tengah situasi yang penuh akan dosa.

Abraham akan menghadapi badai terbesar dalam hidupnya: 'Tuhan menguji Abraham' (22:1).

Terkadang Tuhan mengizinkan kita untuk diuji. Secara pribadi, saya pikir Tuhan tidak pernah bermaksud sedikitpun bahwa Abraham harus benar-benar mengorbankan anaknya, Ishak. Pengorbanan anak-anak selalu merupakan kekejian bagi Tuhan. Tetapi, Dia ingin menetapkan prioritas Abraham.

Perjanjian Baru mengingatkan kita bahwa ujian ini datang setelah janji-janji Allah kepada Abraham tentang Ishak (Ibrani 11:17-19), dan ujian tersebut merupakan ujian atas iman Abraham dan prioritasnya.

Ujian itu menyangkut imannya, karena itu menantangnya untuk percaya bahwa Tuhan dapat memenuhi janjinya tentang Ishak, bahkan jika Abraham bersedia mengorbankannya. Abraham harus percaya bahwa tidak peduli apa yang terjadi, Ishak akan dikembalikan kepadanya (Ay.9).

Namun, hal tersebut juga merupakan ujian atas prioritas Abraham. Hubungan Anda dengan Tuhan dimaksudkan untuk menjadi prioritas nomor satu di dalam hidup Anda, yaitu di atas semua cinta lainnya dengan visi yang Tuhan berikan kepada Anda untuk hidup Anda, dan bahkan di atas hubungan orang-orang terdekat Anda. Abraham bersedia mentaati Tuhan apa pun korbannya. Kekuatannya yang luar biasa adalah bahwa Ia mengasihi Tuhan lebih dari apa pun atau siapa pun.

Syukurlah, Allah menyediakan pengorbanan yang diperlukan (‘Allah sendiri akan menyediakan anak domba', Kejadian 22:8). Ini pertanda pengorbanan besar yang Tuhan buat atas nama kita. Sewaktu Anda memikirkan bagaimana Abraham harus memikirkan untuk mengorbankan anaknya, Anda bisa melihat sekilas betapa besar pengorbanan yang Tuhan berikan kepada anak-Nya yang tunggal untuk Anda dan saya (Yohanes 3:16).

Yesus adalah 'Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia' (Yohanes 1:29). Jika Tuhan menyediakan pengorbanan terakhir untuk memenuhi kebutuhan terbesar Anda, akankah Ia tidak juga menyediakan semua kebutuhan Anda yang lain? Di sini Abraham menyebut Tuhan Jehovah-Jireh', atau 'Tuhanlah yang Menyediakannya’ (Kejadian 22:14). Dia mengakui bahwa penyediaan Tuhan adalah bagian dari karakter-Nya.

Tuhan adalah penyedia yang hebat. Seringkali, saya telah menemukan ini benar di dalam kehidupan saya sendiri dan di dalam komunitas kami. Tuhan setia pada janji-Nya. Sebagaimana rasul Paulus katakan, 'Allahku akan memenuhi semua keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus’ (Filipi 4:19).

Tugas kita adalah untuk menaati Allah (untuk 'mencari dahulu kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya', Matius 6:33a) dan Dia berjanji bahwa jika kita melakukan perintah-Nya, Dia akan menyediakan semua kebutuhan kita ('Semua hal ini akan diberikan kepada Anda', Ay.33b).

Berkat dan persediaan Allah sungguh sangat luar biasa (Kejadian 22:16–18). Ini termasuk: 'Dan dalam Benihmu yaitu Kristus, semua bangsa di bumi akan diberkati' (Ay.18).

Doa

Tuhan, terimakasih karena Engkau adalah perisaiku, Juruselamatku dan penyediaku. Bantu aku untuk tetap percaya pada-Mu dan untuk tidak takut. Bantu aku untuk menjadikan-Mu sebagai prioritas nomor satu dalam hidupku.

Pippa menambahkan

Matius 8:23–9:13

Badai kehidupan sering kali menerpa ketika semuanya berjalan dengan baik. Tiba-tiba entah dari mana, dunia Anda terguncang. Reaksi murid-murid Yesus sama dengan reaksi saya, 'Tuhan, selamatkan kita! Kita akan tenggelam!’ Pada saat itu rasa takut dapat mencengkeram kita dan rasanya seperti Yesus tidak ada di sana. Namun Yesus ada di dalam perahu dan ketika Ia dipanggil, Ia menenangkan badai tersebut – Ia ada di sana selama ini.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.