Tujuh Cara Bertumbuh dalam Hikmat
pengantar
Lawrence of Arabia adalah salah satu film tersukses sepanjang masa. Sumber filmnya diperoleh dari catatan T.E. Lawrence mengenai waktu dia di Arabia. Dia dulu adalah seorang pelajar arkeologis Inggris, juru taktik militer (kolonel di usia 30), dikenal atas kegiatan-kegiatannya di Timur Tengah selama Perang Dunia 1. Lawrence mengeksplorasi tema hikmat dalam catatannya, yang ditulis di tahun 1926, dengan judul, Tujuh Tiang Hikmat.
Agaknya, Lawrence memikirkan renungan hari ini, ‘Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya, (Amsal 9:1). Dalam Kitab Suci, angka 7 sering dipakai untuk menggambarkan kesempurnaan atau lengkap. Dalam kitab Amsal, ajaran Yesus dan Alkitab secara umum, kita menemukan banyak cara untuk bertumbuh dalam hikmat. Tujuh cara ini bisa dilihat dalam renungan-renungan hari ini.
Amsal 9:1–12
Undangan hikmat dan undangan kebodohan
9Hikmat telah mendirikan rumahnya,
menegakkan ketujuh tiangnya,
2 memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya,
dan menyediakan hidangannya.
3 Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru
di atas tempat-tempat yang tinggi di kota:
4 “Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”;
dan kepada yang tidak berakal budi katanya:
5 “Marilah, makanlah rotiku,
dan minumlah anggur yang telah kucampur;
6 buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup,
dan ikutilah jalan pengertian.”
7 Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri,
dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela.
8 Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya,
kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,
9 berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak,
ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.
10 Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan,
dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
11 Karena oleh aku umurmu diperpanjang,
dan tahun-tahun hidupmu ditambah.
12 Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri,
jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.
Komentar
1. Mengatasi cemoohan
Ketika kita dicemooh, tak perlu membalas mereka yang mencemooh kita (Ay.7). Jika membalas, mereka akan tambah membenci kita. Tetapi itu pantas dijawab bagi yang ‘bijak’.
Respon kita pada cemoohan janganlah melakukan ‘hinaan’, ‘kekerasan’ atau ‘kebencian’ (Ay.7-8). Melainkan, kita harus belajar dari hal itu agar menjadi lebih bijak dan bertambah pengetahuan [kita] (Ay.9). Memang, respon kita pada kecaman haruslah kasih (Ay.8b).
Ini jauh dari kata mudah. Reaksi alami saya pada cemoohan yaitu saya sering tergoda untuk menghajar secara lisan, atau mencoba dan membenarkan diri. Namun, jalan yang bijak adalah belajar dari teguran atau arahan, bagaimanapun sulitnya.
Misalnya, saya mengetahui selama bertahun-tahun bahwa pembicara yang tidak suka omongannya dikritik jarang mengalami peningkatan. Mereka yang terbuka akan kritik yang membangun dan yang tidak terancam olehnya sering mengalami peningkatan pesat dan menjadi lebih efektif. Hubungan yang benar dengan Allah akan meningkatkan hikmat Anda (Ay.10), dan memampukan Anda untuk mendengar kritik yang membangun dan bertumbuh.
Doa
TUHAN, berikanlah aku hikmat yang membangun ketika aku mengkritik dan senang ketika dikritik.
Lukas 13:1–30
Dosa dan penderitaan
13Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah
6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat
10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. 11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. 12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” 13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. 14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.” 15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? 16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?” 17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi
(Mat. 13:31-33; Mrk. 4:30-32)
18 Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? 19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.” 20 Dan Ia berkata lagi: “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
Siapa yang diselamatkan
22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.”
Komentar
2. Merespon pada penderitaan
Dalam renungan ini, kita dapat melihat respon Yesus dalam dua cara terhadap penderitaan. Respon Yesus kepada orang-orang yang menderita selalu satu tentang belas kasihan, seperti yang kita lihat dalam penyembuhan wanita yang bungkuk punggung (Ay.10-16). Namun, di sini kita juga melihat respon-Nya terhadap berbagai pertanyaan tentang ‘penderitaan’.
‘Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan’ (Ay.1). Beberapa orang bertanya pada Yesus, ‘Mengapa Allah mengizinkan penderitaan?’ ‘Apakah mereka menderita karena akibat dosa mereka?’
Yesus, tentu saja, menunjukkan hikmat luar biasa dalam respon-Nya. Banyaknya penderitaan di dunia disebabkan oleh dosa manusia,dan kita semua bersalah. Namun, Yesus menjelaskan bahwa tidak ada hubungan otomatis antara dosa dan penderitaan. Mereka menderita bukan karena mereka pendosa yang lebih parah dibandingkan semua orang Galilea (Ay.1-2). Yesus juga mengemukakan bahwa bencana alam tidak sepenuhnya bentuk hukuman dari Allah (Ay.1-5).
Sementara selayaknya kita menyelidiki hati kita ketika menderita, kita perlu berhati-hati dalam membuat penilaian mengenai penyebab orang lain menderita. Yesus tidak begitu tertarik dengan penjelasan filosofis tetang penderitaan. Justru, Dia tertarik dengan respon kita. Dia memperingatkan bahayanya: ‘Tetapi jikalau kamu tidak bertobat...’ (Ay.3).
3. Memangkas dan menanam
Perumpamaan tentang pohon ara (Ay.6-9), biji sesawi dan ragi (Ay.18-20) memberikan kita hikmat pada bagaimana hal-hal bertumbuh dalam kerajaan Allah. Kita melihat ketika hal-hal harus dipelihara, ketika kegiatan harus dihentikan dan ketika kegiatan harus dimulai.
Allah itu sabar, memberi waktu sebanyak mungkin bagi orang untuk bertobat. Merespon atas keinginan untuk menebang pohon ara tersebut, si pria memberinya satu kali lagi kesempatan: ‘mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia’ (Ay.9).
Kuncinya adalah ‘mencari buah’ (Ay .6). Misalnya, saat kita menyaksikan banyaknya pelayanan di jemaat, beberapa sangat berbuah. Yang lainnya kurang. Godaannya yaitu langsung memotong yang kurang berbuah. Namun, Yesus mendorong kita agar sabar: ‘mungkin tahun depan ia berbuah’ (Ay.9a). Namun, kesabaran ini tidak selamanya. Terkadang saatnya akan tiba untuk menghentikan pelayanan yang tak berbuah, ‘tebanglah dia!’ (Ay.9b).
Perumpamaan biji sesawi (Ay.18-19) dan ragi (Ay.20) mengingatkan kita bahwa, ketika kerajaan Allah mulainya kecil, seiring berjalannya waktu ada potensi pertumbuhan pesat. Ketika biji itu ditanam, biji itu ‘tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya’ (Ay.19). Ini menunjukkan nilai dalam menanam benih kerajaan (termasuk perintisan gereja). Juga menganjurkan kita untuk menanti dengan sabar untuk menyaksikan potensi ini tergenapi.
4. Tahu kapan untuk maju menghadapi
Secara pribadi, maju menghadapi itu sangat sulit. Yesus memiliki hikmat tahu kapan untuk maju menghadapi. Dia membuka kemunafikan dan standar ganda mereka yang mencemooh Dia karena menyembuhkan seorang wanita yang bungkuk punggung selama 18 tahun, di hari Sabat. Dia mengingatkan mereka mengenai betapa pentingnya belas kasihan daripada legalitas. Bila itu prinsip yang mereka jalankan dalam merawat binatang, mereka juga harus lebih menjalankannya dalam menjaga hubungan dengan sesama (Ay.15-16).
Jawaban Yesus bijak sekali. Dan itu membuat semua orang bersukacita (Ay.17).
5. Berbalik pada Yesus
Ketika seseorang menanyai Yesus: ‘Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?’ (Ay.23), Dia memberikan jawaban yang praktis. Dia berkata, ‘Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!’ (Ay.24). Dengan kata lain, jangan fokus dulu pada orang lain, tetapi pastikan Anda sendiri telah masuk kerajaan Allah. Anda tidak bisa tahu soal orang lain tetapi Anda bisa yakin soal diri sendiri.
Dalam perumpamaan ini, banyak orang tidak bisa masuk rumah, yang menggambarkan kerajaan Allah. Alasan untuk ini adalah karena kurangnya hubungan pribadi dengan Yesus. Dua kali pemilik rumah itu, yang menggambarkan sebagai Yesus, berkata kepada mereka yang ada di luar rumahnya, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’ (Ay.25,27). Menjadi bagian dari kerajaan Allah itu adalah tentang berbalik dan mengenal Yesus.
Tampaknya beberapa orang yang berharap diikutsertakan gagal masuk, tetapi juga tampaknya lebih banyak orang yang berhasil dari yang diperkirakan: ‘Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah’ (Ay.29). Berbaliklah dan ikutlah Yesus adalah hal bijak untuk dilakukan, meski rasanya seperti kita golongan kecil.
Doa
TUHAN, aku berdoa meminta hikmat dalam segala ucapan dan keputusanku. Penuhi aku dengan Roh Kudus-Mu dan berikanlah aku hikmat Yesus.
Ulangan 13:1–14:29
13Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, 2 dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, 3 maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab Tuhan, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. 4 Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut. 5 Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap Tuhan, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan – dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.
6 Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, 7 salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, 8 maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi salahnya, 9 tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. 10 Engkau harus melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan engkau dari pada Tuhan, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. 11 Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu.
12 Apabila di salah satu kota yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata: 13 Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, 14 maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, 15 maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya. 16 Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi Tuhan, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali. 17 Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apa pun melekat pada tanganmu, supaya Tuhan berhenti dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihan-Nya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 18 Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, Allahmu.”
Cara berkabung yang dilarang
14“Kamulah anak-anak Tuhan, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; 2 sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, dan engkau dipilih Tuhan untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.”
Binatang yang haram dan yang tidak haram
3 “Janganlah engkau memakan sesuatu yang merupakan kekejian. 4 Inilah binatang-binatang berkaki empat yang boleh kamu makan: lembu, domba dan kambing; 5 rusa, kijang, rusa dandi, kambing hutan, kijang gunung, lembu hutan dan domba hutan. 6 Setiap binatang berkaki empat yang berkuku belah – yaitu yang kukunya bersela panjang menjadi dua – dan yang memamah biak di antara binatang-binatang berkaki empat, itu boleh kamu makan. 7 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. 8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.
9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air; segala yang bersirip dan bersisik boleh kamu makan, 10 tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik janganlah kamu makan; haram semuanya itu bagimu.
11 Setiap burung yang tidak haram boleh kamu makan. 12 Tetapi yang berikut janganlah kamu makan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut; 13 elang merah, elang hitam dan burung dendang menurut jenisnya; 14 setiap burung gagak menurut jenisnya; 15 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya; 16 burung pungguk, burung hantu besar, burung hantu putih; 17 burung undan, burung ering dan burung dendang air; 18 burung ranggung, dan bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar. 19 Juga segala binatang mengeriap yang bersayap, itu pun haram bagimu, jangan dimakan. 20 Segala burung yang tidak haram boleh kamu makan. 21 Janganlah kamu memakan bangkai apa pun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya.”
Persembahan persepuluhan
22 “Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. 23 Di hadapan Tuhan, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan Tuhan, Allahmu. 24 Apabila, dalam hal engkau diberkati Tuhan, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih Tuhan untuk menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, 25 maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih Tuhan, Allahmu, 26 dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan Tuhan, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu. 27 Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau.
28 Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; 29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya Tuhan, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.”
Komentar
6. Menguji nubuatan
Kita memerlukan hikmat dalam membedakan nabi-nabi yang benar dan yang palsu. ‘Para nabi’ zaman sekarang mungkin tidak hanya termasuk mereka dengan ‘karunia bernubuat’, tetapi juga siapapun yang berbicara ‘dalam nama TUHAN’, seperti pendeta, pengkhotbah, guru dan penginjil. Dalam semua kasus ini, kita perlu membedakan yang benar dari yang palsu.
Salah satu tes Perjanjian Lama tentang nabi sejati muncul dalam renungan ini. Meski seorang nabi menampilkan tanda-tanda dan keajaiban, jika dia berkata ‘Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya’ orang-orang diperingati: ‘maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu’ (13:2-3). Dengan kata lain, orang-orang itu akan menguji si nabi dari pengajarannya, apakah dia menuntun orang-orang kepada Allah atau menjauh. Yesus berkata, ‘Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka’ (Matius 7:16a).
7. Memuji Allah
Andalah anak ‘TUHAN Allahmu’ (Ulangan 14:1) dan umat Allah dipanggil untuk menjadi kudus bagi Allah (Ay.2a). Anda telah dipilih untuk menjadi ‘kesayangan’-Nya (Ay.2b). Di bawah perjanjian lama, ini termasuk aturan keras seperti tentang apa yang bisa dan tidak bisa dimakan. Di bawah perjanjian baru, Yesus menyatakan semua makanan halal (Markus 7:19).
Di bawah baik perjanjian lama dan baru, salah satu cara Anda memuji Allah adalah melalui persembahan (Ulangan 14:22-23). Berkat untuk memberi. Allah memberkati Anda ketika Anda memberkati sesama, dan supaya Anda bisa memberkati sesama (Ay.29c). Secara khusus, Allah berjanji di sini untuk memberkati kita dalam pekerjaan kita (Ay.29). Visi Allah bagi umat-Nya adalah sebuah masyarakat yang dijunjung dengan pemberian yang berkualitas. Seperti yang kita lihat dalam bacaan hari ini dalam Amsal, takut akan Allah adalah permulaan hikmat (Amsal 9:10). ‘Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri’ (Ay.12).
Doa
TUHAN, terimakasih karena aku milik-Mu yang berharga. Bantu aku untuk bertumbuh setiap hari dalam hikmat.
Pippa menambahkan
Karena pencapaian akademik saya tidak terlalu bagus, saya terhibur karena ayat-ayat ini:
‘Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari... buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian... Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN’ (Amsal 9:4,6,10).
Saya mencoba meninggalkan cara saya yang tak berpengalaman dan mengejar hikmat ilahi.
App
Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.
Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.