Hari 105

Bagaimana Menghindari Kesalahan Besar

Kebijaksanaan Amsal 9:13–18
Perjanjian Baru Lukas 16:1–18
Perjanjian Lama Ulangan 21:1–22:30

pengantar

James Cameron, sutradara film kapal Titanic, berkata, ‘Kapal Titanic adalah kiasan kehidupan. Kita semua berada di atas kapal Titanic.’

Ketika kapal Titanic mulai berlayar pada tahun 1912, kapal itu dianggap ‘tak bisa tenggelam’ karena dibangun menggunakan teknologi baru. Lambung kapal terbagi menjadi 16 ruang terpisah yang kedap air. Walau sampai 4 dari ruang-ruang ini bisa rusak atau bahkan dimasuki air, kapal masih tetap terapung.

Tragisnya, kapal Titanic tenggelam pada 15 April 1912 pukul 2.20 pagi, menyebabkan 1513 korban jiwa. Pada saat itu, diperkirakan 5 dari ruang-ruang kedap air telah pecah gara-gara tabrakan dengan gunung es.

Namun, pada 1 September 1985, ketika bangkai kapal Titanic ditemukan di dasar samudera dalam posisi tegak, tidak ada tanda-tanda kerusakan pada lambungnya seperti anggapan sebelumnya. Yang ditemukan adalah kerusakan pada satu ruang berdampak pada yang lainnya.

Banyak orang membuat kesalahan besar. Mereka pikir mereka bisa membagi hidup mereka menjadi ‘ruang-ruang’ yang berbeda dan mengganggap perbuatan mereka tidak akan berpengaruh pada yang lain. Bagaimanapun, seperti kata Rick Warren (yang memiliki kisah ilustrasi ini), ‘Hidup berintegritas bukanlah hidup yang terbagi menjadi ruang-ruang.’

Daud berdoa agar 'hatinya bulat' (Mazmur 86:11). Dia menuntun umat dengan ‘ketulusan hati’ (78:72). Yesus adalah Pribadi yang berintegritas (Matius 22:16; Markus 12:14). Bagaimana kita bisa menghidari kesalahan besar dan hidup berintegritas?

Kebijaksanaan

Amsal 9:13–18

13 Perempuan bebal cerewet,
  sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.
14 Ia duduk di depan pintu rumahnya
  di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,
15 dan orang-orang yang berlalu di jalan,
  yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata:
16 “Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”;
  dan kepada orang yang tidak berakal budi katanya:
17 “Air curian manis,
  dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.”
18 Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah
  dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.

Komentar

Integritas dalam hubungan

Tidak mudah untuk hidup berintegritas dalam hubungan. Godaan merajalela dan bujukan begitu kuatnya: ‘Perempuan bebal cerewet’ (Ay.13a), ‘diundangnya dengan kata-kata’ (Ay.15a), ‘singgahlah ke mari’ (Ay.16a). Dia berkata, ‘Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya’ (Ay.17).

Bagaimanapun, ini adalah tipu daya. Bagaimana bisa air ‘curian’ itu manis atau roti yang dimakan ‘dengan sembunyi-sembunyi’ enak? Faktanya, ketidaksetiaan menuntun ada kematian roh: ‘Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati’ (Ay.18).

Rasul Paulus menuliskan jika Anda mengarahkan pikiran Anda pada keinginan sifat dosa Anda, Anda dituntun pada maut, ‘Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera’ (Roma 8:6).

Doa

TUHAN, oleh Roh-Mu, bantu aku untuk hidup berintegritas, menyingkirkan dosa tersembunyi dan hidup yang tulus dan setia.

Perjanjian Baru

Lukas 16:1–18

Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur

16Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”

Setia dalam perkara yang kecil

Nasihat

10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?

13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

16 Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. 17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

18 Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.”

Komentar

Integritas dengan uang

Yesus berbicara perihal uang lebih banyak daripada subjek lain (termasuk doa dan sorga). 12 dari 38 perumpamaan tentang uang atau kekayaan. Seperti kata Billy Graham, ‘Jika seseorang bersikap benar terhadap uang, sikapnya juga akan benar pada hampir setiap aspek hidupnya.’

Dalam renungan hari ini, Yesus mengajarkan kita bagaimana memiliki pandangan yang benar soal uang. Dia mengawalinya dengan perumpamaan yang agak berbeda mengenai bendahara yang tak jujur, yang dipuji karena kecerdikannya.

  1. Uang sebagai alat
    Orang-orang di dunia ini sering lebih masuk akal, pemikir, hati-hati dan bijak dibanding umat Allah dalam pemahaman bahwa uang adalah alat. Bendahara yang tak jujur itu dipuji karena kecerdikannya dalam melihat ini. Kenyataannya yaitu uang bisa menjadi alat bagi keuntungan kekal. ‘Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi’ (Ay.9).

    Yesus mengajarkan keajaiban dengan bersama dengan-Nya dalam kekekalan dalam perumpamaan perjamuan besar (14:15-24) dan anak yang hilang (15:11-32). Di sini, kita diingatkan bahwa penggunaan uang di bumi bisa memiliki dampak kekal. Salah satu perhatian utama Yesus adalah melihat kabar baik kerajaan Allah diberitakan (16:16). Uang Anda bisa dipakai untuk menyaksikan pemerintahan Allah yang datang atas kehidupan manusia, dengan dampak yang kekal.

  2. Uang sebagai ujian
    Yesus tidak memuji bendahara yang tidak jujur itu atas ketidakjujurannya. Malah, sebaliknya. Dia berkata, ‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?’ (Ay.10-11).

    Jadilah pelayan yang jujur dan bisa dipercaya atas segala pemberian Allah pada Anda, termasuk uang Anda. Makin Anda bisa dipercaya dengan uang, makin banyak Allah akan memberi Anda ‘kekayaan sejati’.

  3. Uang sebagai ancaman
    Yesus berkata, ‘Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon’ (Ay.13). Seperti kata Dietrich Bonhoeffer, ‘Hati kita hanya memiliki ruang bagi satu ketaatan, dan kita hanya bisa bergantung pada satu Tuhan.’

    Uang itu dimanfaatkan, bukan dicintai. Jangan mencintai uang dan memanfaatkan orang. Kasihilah orang dan manfaatkanlah uang.

    Ancamannya adalah cinta uang mendatangkan murka Allah (Ay.13). Orang-orang Farisi cinta uang (mereka ‘hamba-hamba uang’) dan mencemooh Yesus (Ay.14). Bersikaplah sebaliknya pada uang. ‘Jangan indahkan’ uang (Ay.13). Dengan kata lain, perlakukan uang dengan jijik dengan memberi dengan murah hati dan memfokuskan kasih Anda bukan pada uang, tetapi pada Allah yang ‘mengetahui hati’ (Ay.15).

Doa

TUHAN, bantu aku untuk menjadi pelayan yang baik atas segala yang Engkau percayakan padaku, menjadi jujur dan bisa dipercaya. Bantu aku untuk memberi dengan murah hati dan fokuskan pikiranku bukan kepada uang tetapi kepada-Mu.

Perjanjian Lama

Ulangan 21:1–22:30

Cara mengadakan pendamaian karena pembunuhan oleh seorang yang tak dikenal

21 “Apabila di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milikmu, terdapat seorang yang mati terbunuh di padang, dengan tidak diketahui siapa yang membunuhnya, 2 maka haruslah para tua-tuamu dan para hakimmu keluar mengukur jarak ke kota-kota yang di sekeliling orang yang terbunuh itu. 3 Kota yang ternyata paling dekat dengan tempat orang yang terbunuh itu, para tua-tua kota itulah harus mengambil seekor lembu betina yang muda, yang belum pernah dipakai, yang belum pernah menghela dengan kuk. 4 Para tua-tua kota itu haruslah membawa lembu muda itu ke suatu lembah yang selalu berair dan yang belum pernah dikerjakan atau ditaburi, dan di sana di lembah itu haruslah mereka mematahkan batang leher lembu muda itu. 5 Imam-imam bani Lewi haruslah tampil ke depan, sebab merekalah yang dipilih Tuhan, Allahmu, untuk melayani Dia dan untuk memberi berkat demi nama Tuhan; menurut putusan merekalah setiap perkara dan setiap hal luka-melukai harus diselesaikan. 6 Dan semua tua-tua dari kota yang paling dekat dengan tempat orang yang terbunuh itu, haruslah membasuh tangannya di atas lembu muda yang batang lehernya dipatahkan di lembah itu, 7 dan mereka harus memberi pernyataan dengan mengatakan: Tangan kami tidak mencurahkan darah ini dan mata kami tidak melihatnya. 8 Adakanlah pendamaian bagi umat-Mu Israel yang telah Kautebus itu, Tuhan, dan janganlah timpakan darah orang yang tidak bersalah ke tengah-tengah umat-Mu Israel. Maka karena darah itu telah diadakan pendamaian bagi mereka. 9 Demikianlah engkau harus menghapuskan darah orang yang tidak bersalah itu dari tengah-tengahmu, sebab dengan demikian engkau melakukan apa yang benar di mata Tuhan.”

Tawanan perempuan yang diambil menjadi isteri

10 “Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan Tuhan, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan, 11 dan engkau melihat di antara tawanan itu seorang perempuan yang elok, sehingga hatimu mengingini dia dan engkau mau mengambil dia menjadi isterimu, 12 maka haruslah engkau membawa dia ke dalam rumahmu. Perempuan itu harus mencukur rambutnya, memotong kukunya, 13 menanggalkan pakaian yang dipakainya pada waktu ditawan, dan tinggal di rumahmu untuk menangisi ibu bapanya sebulan lamanya. Sesudah demikian, bolehlah engkau menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi isterimu. 14 Apabila engkau tidak suka lagi kepadanya, maka haruslah engkau membiarkan dia pergi sesuka hatinya; tidak boleh sekali-kali engkau menjual dia dengan bayaran uang; tidak boleh engkau memperlakukan dia sebagai budak, sebab engkau telah memaksa dia.”

Hak kesulungan

15 “Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai, 16 maka pada waktu ia membagi warisan harta kepunyaannya kepada anak-anaknya itu, tidaklah boleh ia memberikan bagian anak sulung kepada anak dari isteri yang dicintai merugikan anak dari isteri yang tidak dicintai, yang adalah anak sulung. 17 Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang empunya hak kesulungan.”

Anak yang durhaka

18 “Apabila seseorang mempunyai anak laki-laki yang degil dan membangkang, yang tidak mau mendengarkan perkataan ayahnya dan ibunya, dan walaupun mereka menghajar dia, tidak juga ia mendengarkan mereka, 19 maka haruslah ayahnya dan ibunya memegang dia dan membawa dia keluar kepada para tua-tua kotanya di pintu gerbang tempat kediamannya, 20 dan harus berkata kepada para tua-tua kotanya: Anak kami ini degil dan membangkang, ia tidak mau mendengarkan perkataan kami, ia seorang pelahap dan peminum. 21 Maka haruslah semua orang sekotanya melempari anak itu dengan batu, sehingga ia mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu; dan seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut.”

Penguburan orang yang dihukum mati

22 “Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, 23 maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.”

Tentang tolong-menolong

22“Apabila engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. 2 Dan apabila saudaramu itu tidak tinggal dekat denganmu dan engkau tidak mengenalnya, maka haruslah engkau membawa hewan itu ke dalam rumahmu dan haruslah itu tinggal padamu, sampai saudaramu itu datang mencarinya; engkau harus mengembalikannya kepadanya. 3 Demikianlah harus kauperbuat dengan keledainya, demikianlah kauperbuat dengan pakaiannya, demikianlah kauperbuat dengan setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kautemui; tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu.

4 Apabila engkau melihat keledai saudaramu atau lembunya rebah di jalan, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; engkau harus benar-benar menolong membangunkannya bersama-sama dengan saudaramu itu.”

Berbagai-bagai peraturan

5 “Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, Allahmu.

6 Apabila engkau menemui di jalan sarang burung di salah satu pohon atau di tanah dengan anak-anak burung atau telur-telur di dalamnya, dan induknya sedang duduk mendekap anak-anak atau telur-telur itu, maka janganlah engkau mengambil induk itu bersama-sama dengan anak-anaknya. 7 Setidak-tidaknya induk itu haruslah kaulepaskan, tetapi anak-anaknya boleh kauambil. Maksudnya supaya baik keadaanmu dan lanjut umurmu.

8 Apabila engkau mendirikan rumah yang baru, maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu, supaya jangan kaudatangkan hutang darah kepada rumahmu itu, apabila ada seorang jatuh dari atasnya.

9 Janganlah kautaburi kebun anggurmu dengan dua jenis benih, supaya seluruh hasil benih yang kautaburkan dan hasil kebun anggurmu jangan menjadi milik tempat kudus. 10 Janganlah engkau membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama. 11 Janganlah engkau memakai pakaian yang dua jenis bahannya, yakni bulu domba dan lenan bersama-sama.

12 Haruslah engkau membuat tali yang terpilin pada keempat punca kain penutup tubuhmu.”  

Hukum perkawinan

13 “Apabila seseorang mengambil isteri dan setelah menghampiri perempuan itu, menjadi benci kepadanya, 14 menuduhkan kepadanya perbuatan yang kurang senonoh dan membusukkan namanya dengan berkata: Perempuan ini kuambil menjadi isteriku, tetapi ketika ia kuhampiri, tidak ada kudapati padanya tanda-tanda keperawanan – 15 maka haruslah ayah dan ibu gadis itu memperlihatkan tanda-tanda keperawanan gadis itu kepada para tua-tua kota di pintu gerbang. 16 Dan ayah si gadis haruslah berkata kepada para tua-tua itu: Aku telah memberikan anakku kepada laki-laki ini menjadi isterinya, lalu ia menjadi benci kepadanya, 17 dan ketahuilah, ia menuduhkan perbuatan yang kurang senonoh dengan berkata: Tidak ada kudapati tanda-tanda keperawanan pada anakmu. Tetapi inilah tanda-tanda keperawanan anakku itu. Lalu haruslah mereka membentangkan kain itu di depan para tua-tua kota. 18 Maka haruslah para tua-tua kota itu mengambil laki-laki itu, menghajar dia, 19 mendenda dia seratus syikal perak dan memberikan perak itu kepada ayah si gadis – karena laki-laki itu telah membusukkan nama seorang perawan Israel. Perempuan itu haruslah tetap menjadi isterinya; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi.

20 Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, 21 maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati – sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

22 Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.

23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan – jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, 24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. 25 Tetapi jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur dengan gadis itu yang harus mati, 26 tetapi gadis itu janganlah kauapa-apakan. Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan dengan hukuman mati, sebab perkara ini sama dengan perkara seseorang yang menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya. 27 Sebab laki-laki itu bertemu dengan dia di padang; walaupun gadis yang bertunangan itu berteriak-teriak, tetapi tidak ada yang datang menolongnya.

28 Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan – 29 maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi.

30 Seorang laki-laki janganlah mengambil isteri ayahnya dan jangan menyingkapkan punca kain ayahnya.”

Komentar

Integritas gaya hidup

Banyak dari taurat-taurat ini bersifat sementara. Misalnya, taurat tentang makanan dan sebagainya bersifat simbolis. Taurat-taurat itu mendidik umat Allah agar mengejar kesucian.

Taurat-taurat yang lainnya, bagaimanapun mengejutkannya menurut kita, ternyata maju bagi standar masa itu. Misalnya, ada batas-batas pada perlakuan wanita tawanan (21:10-14); wanita itu tidak boleh direndahkan atau dipermalukan (Ay.14).

Harus ada hormat dalam hubungan suami-istri. Allah peduli soal seks pranikah, percabulan (22:21), perzinahan (Ay.22), pemerkosaan (Ay.25-27), dan hubungan sedarah (Ay.30). Seperti yang kita lihat dalam bacaan Perjanjian Baru hari ini, Yesus sendiri berbicara tegas mengenai perlunya sumpah pernikahan untuk dihormati (Lukas 16:18).

Allah selalu peduli soal melindungi yang rentan. Pemerkosaan adalah kejahatan yang mengerikan. Dalam masyarakat zaman dulu, pemerkosaan bisa menurunkan kesempatan wanita untuk menikah. Ini adalah konteks di balik diwajibkannya pemerkosa untuk ganti rugi, dan menikahi si wanita (Ulangan 22:29). Namun, dalam bacaan yang sepadan pada kitab Keluaran 22:17, jelas bahwa ini tidak berarti si wanita harus menikahi si pria. Hukum ini dibuat untuk melindungi korban pemerkosaan, bukan menambahkan pernikahan paksa pada penderitaan mereka.

Pertimbangan harus ditunjukkan pada sesama (Ulangan 22:1-3). Tidak cukup untuk tidak berbuat jahat pada sesama Anda. Perlakukan mereka secara baik. Mengabaikan orang yang membutuhkan itu salah. ‘... Tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu’ (Ay.3).

Kita melihat awalnya di sini tentang apa yang hukum kita gambarkan sebagai ‘kepedulian’ terhadap sesama. Pastikan milik Anda (rumah, mobil, sepeda dan sebagainya) aman dan tidak membahayakan sesama Anda, ‘Apabila engkau mendirikan rumah yang baru, maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu, supaya jangan kaudatangkan hutang darah kepada rumahmu itu, apabila ada seorang jatuh dari atasnya’ (Ay.8).

Renungan-renungan hari ini sangat menantang. Saya tahu saya sering gagal dalam ranah-ranah ini. Apakah ada harapan?

Di tengah-tengah semua taurat ini muncullah petunjuk: ‘sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah’ (21:23). Paulus mengutip ayat ini dalam Galatia dan menjelaskan maknanya pada kita. Siapapun yang gagal memelihara seluruh hukum Allah ada di bawah kutuk. Inilah kutuk taurat (Galatia 3:10). Namun, kabar gembiranya adalah Yesus menimpakan kutuk itu pada diri-Nya demi kita di kayu salib.

‘Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita’ (Ay.13). Alhasil, kita semua kini bisa, dengan iman, menerima janji Roh Kudus (Ay.14).

Kegagalan saya untuk hidup berintegritas total berarti saya telah gagal memelihara taurat sehingga saya oleh karenanya berada di bawah kutuk Allah. Tetapi Yesus menjadi kutuk bagi saya di kayu salib. Dengan disalib, Dia menimpakan kutuk Allah pada diri-Nya sendiri bagi kita supaya kita bisa ditebus, dibebaskan dan menerima janji Roh untuk memampukan kita hidup yang berintegritas penuh.

Doa

TUHAN, saat ini, aku bersyukur karena Engkau telah mati bagiku supaya aku bisa diampuni dan menerima anugerah Roh Kudus-Mu. Oleh Roh-Mu, bantu aku untuk hidup berintegritas hati.

Pippa menambahkan

Ulangan 21:18–21

Bacaan ini susah sekali. Saya lebih memilih Yesus.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship (New York: Macmillan Books, 1970) p.196

Rick Warren, Daily Hope with Rick Warren, ‘Take the First Step to Integrity’ November 2014, accessed via: http://rickwarren.org/devotional/english/take-the-first-step-to-integrity [last accessed March 2016]

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.