Kisah Anda Berkuasa
pengantar
Orang tua Mark Heather pisah ketika dia masih kecil dan dia dibesarkan oleh ibunya yang pemabuk yang sering memukulinya. Ketika berusia 14 tahun, dia berkata kepada ibunya bahwa dia tidak mau dipukuli lagi. Hari berikutnya, si ibu bunuh diri.
Sejak saat itu, dia ditempatkan dalam tempat pengasuhan dan menjadi, menurut dia, ‘sangat gila’, yaitu bermasalah dengan polisi, terlibat dengan narkoba, dan memiliki gaya hidup yang merusak diri.
Mark (kini dalam usia 30-an) diundang oleh pacarnya ke Alpha di HTB. Di akhir pekan, dia mengalami perjumpaan hebat dengan Allah. Katanya, ‘Pemimpin kelompok saya, Toby, mendoakan saya, agar Roh Kudus datang, dan saya tahu itu terjadi. Pengalaman itu membuat saya menangis tanpa kendali.’
‘Saya lari ke bar di pinggir jalan, menenggak bir, menggelandang di luar dan duduk di pojokan tergelap yang bisa saya temukan. Setelah duduk tenang, saya seolah diselimuti oleh penghiburan. Saya merasakan kasih. Saya merasa menjadi bagian keluarga, yaitu sesuatu yang tidak saya ketahui sampai saat itu.’
‘Menangis, saya berdoa memohon satu lagi tanda. Saya meminta pada Allah agar Toby keluar dari pintu itu. Seperti yang saya minta dari-Nya, Toby berjalan melalui pintu itu mencari saya.'
‘Allah itu nyata dan Dia mengasihi saya tanpa syarat . Dia lembut. Roh Kudus menyelamatkan saya. Akhir pekan Alpha membantu saya menemukan Dia. Dia tahu dimana saya berada, jadi ketika saya pergi ke tempat yang benar, menantilah Dia di sana.’
Kisah pribadi Mark berdampak besar bagi hidup banyak orang. Kisah Anda mungkin tidak sedramatis Mark, tapi semua orang pasti memiliki kisahnya sendiri. Apakah Anda dibesarkan sebagai orang Kristen atau baru menjadi Kristen selama beberapa jam, kisah Anda berkuasa.
Amsal 12:8–17
8 Setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya,
tetapi orang yang serong hatinya, akan dihina.
9 Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri,
dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.
10 Orang benar memperhatikan hidup hewannya,
tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
11 Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan,
tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi.
12 Orang fasik mengingini jala orang jahat,
tetapi akar orang benar mendatangkan hasil.
13 Orang jahat terjerat oleh pelanggaran bibirnya,
tetapi orang benar dapat keluar dari kesukaran.
14 Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan,
dan orang mendapat balasan dari pada yang dikerjakan tangannya.
15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri,
tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
16 Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga,
tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.
17 Siapa mengatakan kebenaran, menyatakan apa yang adil,
tetapi saksi dusta menyatakan tipu daya.
Komentar
Ceritakan kisah Anda apa adanya
Amsal hari ini mencakup banyak pokok yang berbeda, dari memperhatikan hidup hewan (Ay.10) hingga melupakan hinaan dibandingkan menampilkan kejengkelan seketika itu juga: ‘Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh’ (Ay.16).
Ada satu amsal untuk tema hari ini: ‘Siapa mengatakan kebenaran, menyatakan apa yang adil’ (Ay.17a). Ini, tentunya, ada implikasinya bagi para saksi di persidangan. Kita semua adalah para saksi, dalam pengertian, kita ada dalam posisi untuk bersaksi tentang Yesus.
Entah itu Anda sedang ada di suatu malam dengan teman atau berbicara di depan khalayak orang di gereja atau di tempat lain, ada sesuatu yang sangat berkuasa tentang orang yang menceritakan kisah mereka apa adanya, dengan jujur dan dari hati.
Doa
TUHAN, bantu aku untuk menceritakan kisahku dari hati, jujur dan apa adanya.
Yohanes 9:1–34
Orang yang buta sejak lahirnya
9Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” 3 Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. 5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” 6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 7 dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” 9 Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.” 10 Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matamu menjadi melek?” 11 Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.” 12 Lalu mereka berkata kepadanya: “Di manakah Dia?” Jawabnya: “Aku tidak tahu.”
13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. 15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” 16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. 17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi.” 18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya 19 dan bertanya kepada mereka: “Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” 20 Jawab orang tua itu: “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, 21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” 22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. 23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.”
24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” 25 Jawabnya: “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” 26 Kata mereka kepadanya: “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” 27 Jawabnya: “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” 28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: “Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. 29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.” 30 Jawab orang itu kepada mereka: “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. 31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. 32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. 33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” 34 Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Komentar
Ceritakan kisah Anda dengan gigih
Saya menyukai kisah dalam renungan hari ini tentang pria yang lahir buta. Pertama, Yesus menolak kaitan otomatis antara dosa dan penderitaan (Ay.1-3). Orang Farisi berasumsi pria itu buta karena telah ‘lahir sama sekali dalam dosa’ (Ay.34).
Bahkan para murid Yesus mengajukan pertanyaan yang setiap budaya tanyakan: ‘siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’ (Ay.2). Yesus berkata pada mereka bahwa pertanyaan mereka salah. Dia menjawab, ‘Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia’ (Ay.3).
Yesus menyembuhkan pria ini melalui firman-Nya dan sentuhan-Nya dengan kasih yang dalam dan terhormat. Mukjizat menjadikan kegembiraan. Orang-orang yang kenal pria buta itu mulai mendiskusikan perkara tersebut.
Kita dapat melihat bagaimana selalu saja ada yang meragukan mukjizat kesembuhan. Ketika mata pria buta itu terbuka, ‘tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia."’ (Ay.8-9a).
Kita lihat bahayanya terjebak dalam rincian agamis dan kehilangan poin besarnya. Ketika pria itu bersaksi tentang kesembuhannya, beberapa menanggapi, ‘Orang ini [Yesus] tidak datang dari Allah, sebab Ia [Yesus] tidak memelihara hari Sabat’ (Ay.16).
Pria ini menceritakan kisahnya lagi dan lagi. Dia tidak punya jawaban untuk semua pertanyaan rumit itu. Namun, dia memberikan jawaban terbaik yang bisa Anda berikan ketika Anda ditanyai yang mana Anda tidak tahu jawabannya. Pria itu hanya berkata, ‘Aku tidak tahu’ (Ay.12).
Yang paling saya suka adalah jawaban si pria itu ketika dia kesal dengan semua keraguan dan pertanyaan sinis tersebut. Dia berkata pada mereka dia tidak tahu jawaban atas semua pertanyaan mereka, ‘tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat’ (Ay.25).
Ketika matanya terbuka, terbukalah juga hati dan pikirannya. Dia mengetahui ‘Orang yang disebut Yesus itu’ (Ay.11). Lalu, dia memandang-Nya sebagai ‘nabi’ (Ay.17) ‘yang dari Allah’ (Ay.33). Akhirnya, dia percaya Yesus adalah ‘Anak Manusia’ dan menyembah-Nya (Ay.38).
Inilah kuasa kesaksian itu. Cara menjawab ketika berurusan dengan berbagai penolakan: ‘Sebelumnya saya seperti ini... dan kini saya seperti ini... Inilah perbedaan yang Yesus telah buat dalam hidup saya.’
Menceritakan kisah Anda adalah salah satu kunci komunikasi dengan iman Anda seperti di sini dalam Perjanjian Baru.
Doa
TUHAN, terimakasih atas kuasa kisah-kisah mereka yang berkata, ‘aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat’ (Ay.25). Biarlah ada banyak lagi yang bersaksi tentang perjumpaan dengan-Mu, tentang terbukanya mata mereka dan disembuhkan.
Rut 1:1–2:23
Rut dan Naomi 1Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. 2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. 3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. 4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. 5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya. 6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. 7 Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, 8 berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; Tuhan kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; 9 kiranya atas karunia Tuhan kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.” Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras 10 dan berkata kepadanya: “Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.” 11 Tetapi Naomi berkata: “Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? 12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, 13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan Tuhan teracung terhadap aku?” 14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. 15 Berkatalah Naomi: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.” 16 Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; 17 di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” 18 Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. 19 Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: “Naomikah itu?” 20 Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. 21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena Tuhan telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.” 22 Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
Rut bertemu dengan Boas
2Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. 2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dan sahut Naomi kepadanya: “Pergilah, anakku.” 3 Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. 4 Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: “Tuhan kiranya menyertai kamu.” Jawab mereka kepadanya: “Tuhan kiranya memberkati tuan!” 5 Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: “Dari manakah perempuan ini?” 6 Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: “Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. 7 Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti.”
8 Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. 9 Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.” 10 Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: “Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?” 11 Boas menjawab: “Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal. 12 Tuhan kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh Tuhan, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.” 13 Kemudian berkatalah Rut: “Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan.” 14 Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas kepadanya: “Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini.” Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. 15 Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: “Dari antara berkas-berkas itu pun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; 16 bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.” 17 Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.
18 Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, 19 maka berkatalah mertuanya kepadanya: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!” Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.” 20 Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh Tuhan yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.” Lagi kata Naomi kepadanya: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.” 21 Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: “Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku.” 22 Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: “Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain.” 23 Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.
Komentar
Menceritakan kisah Anda dengan rendah hati
Kasih yang nyata seringkali sulit, tak nyaman dan mahal. Tapi kebahagiaan sejati hanya datang pada mereka yang peduli dengan sesama.
Kitab Rut adalah kisah dua janda dan seorang petani di desa terpencil. Perbedaan yang ajaib dengan kitab sebelumnya yaitu Kitab Hakim-hakim. Walau konteks kedua kitab sama (Rut ada ‘pada zaman para hakim memerintah’, 1:1), isi kedua kitab itu sangat berbeda.
Ketika Para Hakim menulis catatan tentang kejahatan dan pergolakan karena ‘setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri’ (Hakim 21:25), kitab Rut adalah kisah ajaib tentang kesetiaan, iman dan kebaikan. Hal yang menakjubkan karena terjadi dalam periode perjuangan. Lebih lanjut, ketika para Hakim melihat gambaran besar negara Israel selama periode itu, kitab Rut berfokus pada sebuah keluarga.
Yang menjadi pengingat bagi kita bahwa Allah semesta alam dan sejarah juga adalah Allah segenap detil kecil hidup Anda. Tidak hanya Mahaperkasa dan Mahakuasa tetapi Dia juga Bapa Anda yang peduli dengan Anda. Hidup Anda dan seluruh detilnya berarti bagi Allah. Hidup Anda berharga.
Kitab Rut mengingatkan kita akan kepedulian, penyediaan dan kesetiaan Allah dalam kepingan-kepingan kecil hidup kita.
Naomi lebih peduli dengan Rut dibandingkan dirinya sendiri. Naomi ingin Rut pulang ke negerinya supaya Rut memiliki kesempatan menikah lagi yang lebih baik dan Naomi bersiap untuk kehilangan Rut demi kebahagiaan Rut (Rut 1:8-13). Kasih Rut pada Naomi sangat murni dan tulus.
Dia siap untuk tidak menikah lagi. Dia menunjukkan kesetiaan besar pada ibu mertuanya. Dia berkata, ‘Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’ (Ay.16-17).
Boas adalah orang yang takut akan Allah. Dia mendengar reputasi Rut. Rut tidak hanya setia dan beriman, dia pekerja keras (2:7). Seseorang pasti telah bersaksi tentang Rut. Boas berkata, ‘Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal’ (Ay.11).
Lebih lanjut, Rut telah bersaksi tentang imannya dalam Allah, karena Boas tahu bahwa Rut berbakti bagi ‘TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung’ (Ay.12).
Boas lalu menunjukkan kebaikan luar biasa pada Rut. Rut berkata kepada ibu mertuanya, ‘Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas... TUHAN... rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati’ (Ay.19-20).
Doa
TUHAN, terimakasih atas teladan kesetiaan, kebaikan dan iman. Bantu aku agar jadi seperti itu. Bantu kami sebagai masyarakat untuk menjadi orang-orang yang dikenal karena kesetiaan, kebaikan dan iman.
Pippa menambahkan
Rut 1:1–2:23
Melegakan membaca kisah Rut setelah semua perilaku mengerikan umat dalam pasal-pasal terakhir kitab Hakim-hakim. Di sini kita menemui kehidupan yang damai dimana semua orang jujur, baik dan bisa diandalkan. Hubungan antara Naomi dan Rut adalah hubungan kasih dan kesetiaan, yang menetapkan standar yang sangat tinggi terhadap hubungan ibu dan menantu perempuan.
App
Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.
Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.