Lima Beban yang Tak Harus Dipikul
pengantar
Di akhir hidupnya, Sir Winston Churchill berkata, ‘Ketika aku melihat kembali semua kekhawatiranku, aku teringat cerita tentang pria tua yang berkata di atas ranjangnya bahwa dia memiliki banyak masalah dalam hidupnya, yang sebagian besar yang belum pernah terjadi.’
Churcill berbicara tentang beban kekuatiran yang tak pernah berwujud. Bagaimanapun, ada banyak jenis beban dalam hidup yang berbeda-beda, dan beberapa dari mereka sangat nyata. Yesus berkata, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan’ (Matius 11:28-30).
Kuk adalah sesuatu yang Yesus buat di tempat pertukangan kayu. Itu adalah bingkai kayu yang menggabungkan dua binatang (biasanya lembu) di leher, yang memampukan mereka untuk menarik bajak atau gerbong bersama. Fungsi kuk adalah menjadikan beban lebih ringan untuk dipikul.
Saya suka bagaimana Eugene Peterson menerjemahkan renungan ini dalam Pesan: ‘Kamu lelah? Letih? Capek dengan agama? Datanglah kepada-Ku. Ikutlah Aku dan hidupmu akan dipulihkan. Aku akan menunjukkanmu bagaimana beristirahat yang benar. Berjalanlah bersama-Ku dan bekerja dengan-Ku, perhatikan bagaimana Aku melakukannya. Pelajarilah irama anugerah alami. Aku tak akan menaruh apa pun yang berat atau yang bukan ukurannya padamu. Tetaplah bersama dengan-Ku dan kamu akan mempelajari hidup dengan bebas dan ringan’ (Ay.28-30).
Mazmur 68:15–20
15 Ketika Yang Mahakuasa menyerakkan raja-raja di sana,
turunlah salju di atas gunung Zalmon.
16 Gunung Allah gunung Basan itu,
gunung yang berpuncak banyak gunung Basan itu!
17 Hai gunung-gunung yang berpuncak banyak, mengapa kamu menjeling cemburu,
kepada gunung yang dikehendaki Allah menjadi tempat kedudukan-Nya?
Sesungguhnya Tuhan akan diam di sana untuk seterusnya!
18 Kereta-kereta Allah puluhan ribu,
bahkan beribu-ribu banyaknya;
Tuhan telah datang dari Sinai, masuk ke tempat kudus!
19 Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan;
Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia,
bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya Tuhan Allah.
20 Terpujilah Tuhan!
Hari demi hari Ia menanggung bagi kita;
Allah adalah keselamatan kita.
Sela
Komentar
1. Kekuatiran
Seperti yang Corrie Ten Boom kemukakan, ‘Kekuatiran tak menghilangkan dukacita di hari esok, tetapi menghilangkan kekuatan hari ini.’ Daud memuji Allah ‘yang menanggung [beban] kita’ (Ay.20). Beban di sini termasuk banyak hal. Salah satu beban yang Allah pikul untuk kita sehari-hari adalah beban berat kekuatiran, depresi, dan keresahan.
Dalam bukunya Affluenza, psikolog Oliver James mengemukakan bahwa ‘hampir seperempat Kerajaan Inggris menderita stres emosional, seperti depresi dan keresahan, dan seperempat yang lain ada di ambangnya. Setengah dari kami ada di jalan yang buruk... mereka yang berpenghasilan lebih dari 50 ribu poundsterling... tampak lebih rentan depresi dan resah daripada mereka yang berpenghasilan kurang.’
Setiap hari, Anda dapat menyerahkan pada Allah ketakutan, kekuatiran, dan keresahan Anda. Itu membuat perbedaan. Dia menanggung ‘beban’ kita sehari-hari’ (Ay.20).
Doa
Terimakasih, TUHAN, hari ini aku bisa datang pada-Mu dan membawa pada-Mu semua beban, kekuatiran, dan keresahanku.
Yohanes 18:25–40
25 Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: “Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?” 26 Ia menyangkalnya, katanya: “Bukan.” Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?” 27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.
Yesus di hadapan Pilatus
(Mat. 27:1-2, 11-14; Mrk. 15:1-5; Luk. 23:1-5)
28 Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. 29 Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: “Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?” 30 Jawab mereka kepadanya: “Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” 31 Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” 32 Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: “Engkau inikah raja orang Yahudi?” 34 Jawab Yesus: “Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” 35 Kata Pilatus: “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?” 36 Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” 37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” 38a Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?”
Yesus dihukum mati
(Mat. 27:15-31; Mrk. 15:6-20; Luk. 23:13-25)
38b Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. 39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” 40 Mereka berteriak pula: “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun.
Komentar
2. Kegagalan
Rasul Petrus ditanyai, ‘"Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan”’ (Ay.25). Ini sangkalannya yang kedua. Lalu, di kali ketiga, Petrus ditantang dan menyangkal dia mengenal Yesus (Ay.26). Pada saat itulah ayam mulai berkokok (Ay.27), tepat seperti yang Yesus katakan.
Petrus menyadari, seperti halnya di mana sebagian besar kita gagal lakukan dari waktu ke waktu, bahwa kita telah mengecewakan Yesus. Perasaan akan kegagalan dapat menjadi beban berat.
Penyangkalan yang dilakukan Petrus bukanlah akhir dari kisah Petrus. Setelah kebangkitan Yesus, Yesus bertemu dengan Petrus dan memulihkannya, mengampuninya atas kegagalannya dan memilihnya sekali lagi (21:15-25). Bersama Yesus, kegagalan bukanlah akhir.
Walaupun Petrus telah mengecewakan Dia, Yesus menanggung beban kegagalan Petrus, mengampuninya, memulihkannya, dan memakainya dengan penuh kuasa dalam sejarah manusia.
3. Ketidakadilan
Salah satu banyak hal yang Yesus harus tanggung adalah pengadilan yang tak adil. Prinsip dasar setiap sistem peradilan yang adil yaitu tergantung pada penuntutan untuk membuktikan kasus yang melawan terdakwa. Pada merekalah ‘beban bukti’ terletak. Oleh karena itu, setiap sistem yudisial yang adil perlu mengatasi prasangka dasar bahwa karena seseorang diadili, dia pasti bersalah.
Ketika Pilatus bertanya, ‘Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?’ (Ay.29), mereka menjawab, ‘Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu’ (Ay.30). Dengan mengatakan ini, para penuduh Yesus secara tak adil berusaha untuk membalikkan beban bukti.
Pilatus juga dengan tidak adil menyangkal Yesus hak untuk tetap diam. Pilatus bertanya, ‘apakah yang telah Engkau perbuat?’ (Ay.35c). Dia mencoba untuk membuat Yesus mengecam diri sendiri dari mulut-Nya sendiri. Yesus berkata bahwa Dia datang ke dunia untuk ‘memberi kesaksian tentang kebenaran’ (Ay.37b). Pilatus bertanya, ‘Apakah kebenaran itu?’ (Ay.38a).
Hampir seolah-olah Pilatus mempertanyakan (seperti yang masyarakat post-modern kita lakukan) apakah ada hal semacam itu seperti ‘kebenaran’ (yang adalah kebenaran mutlak). Bagaimanapun, Pilatus berhadapan muka dengan Kebenaran itu sendiri, Yesus Kristus, yang bertahan dalam pengadilan yang tak adil, dan yang lebih parahnya, hukumannya tak adil yaitu penyaliban dan kematian, untuk Anda dan saya.
4. Dosa
Meski pengadilannya tidaklah adil, Pilatus menyimpulkan, ‘Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya’ (Ay.38b). Yesus sepenuhnya tidak bersalah. Pilatus ingin melepaskan-Nya tetapi kerumunan berteriak, ‘Jangan Dia, melainkan Barabas!’ Barabas ambil bagian dalam pemberontakan (Ay.40). Yesus, yang tak bersalah, dihukum salib. Barabas, yang berdosa, dibebaskan.
Perlambangannya jelas. Di atas kayu salib, Yesus, yang tak bersalah, mati sehingga kita, yang berdosa, bisa terbebas. Dia menanggung beban dosa kita.
Doa
‘Terpujilah TUHAN!... Allah adalah keselamatan kita... Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut’ (Mazmur 68:20-21).
1 Samuel 24:1–25:44
Daud membiarkan Saul hidup
24Daud pergi dari sana, lalu tinggal di kubu-kubu gunung di En-Gedi. 2 Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu, diberitahukanlah kepadanya, demikian: “Ketahuilah, Daud ada di padang gurun En-Gedi.” 3 Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. 4 Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. 5 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. 6 Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; 7 lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” 8 Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.
Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. 9 Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: “Tuanku raja!” Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. 10 Lalu berkatalah Daud kepada Saul: “Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? 11 Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa Tuhan sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. 12 Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. 13 Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; 14 seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau. 15 Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! 16 Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” 17 Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu kepada Saul, berkatalah Saul: “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. 18 Katanya kepada Daud: “Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. 19 Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. 20 Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan kepadamu kebaikan ganti apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. 21 Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu. 22 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku demi Tuhan, bahwa engkau tidak akan melenyapkan keturunanku dan tidak akan menghapuskan namaku dari kaum keluargaku.” 23 Lalu bersumpahlah Daud kepada Saul. Kemudian pulanglah Saul ke rumahnya, sedang Daud dan orang-orangnya pergi ke kubu gunung.
Kematian Samuel
25Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.
Daud, Nabal dan Abigail
2 Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing. Ia ada di Karmel pada pengguntingan bulu domba-dombanya. 3 Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. 4 Ketika didengar Daud di padang gurun, bahwa Nabal sedang menggunting bulu domba-dombanya, 5 maka Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: “Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. Tanyakanlah keselamatannya atas namaku 6 dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Selamat! Selamatlah engkau, selamatlah keluargamu, selamatlah segala yang ada padamu. 7 Baru-baru ini aku mendengar bahwa engkau mengadakan pengguntingan bulu domba. Adapun gembala-gembalamu yang ada dengan kami, tidak kami ganggu dan tidak ada sesuatu yang hilang dari pada mereka selama mereka ada di Karmel. 8 Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu.”
9 Ketika orang-orang Daud sampai ke sana, berkatalah mereka kepada Nabal atas nama Daud tepat seperti yang dikatakan kepada mereka, kemudian mereka menanti. 10 Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: “Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya. 11 Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?”
12 Lalu orang-orang Daud itu berbalik pulang dan setelah sampai, mereka memberitahukan kepadanya tepat seperti yang dikatakan kepada mereka. 13 Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: “Kamu masing-masing, sandanglah pedang!” Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Daud sendiri pun menyandang pedangnya. Sesudah itu kira-kira empat ratus orang maju mengikuti Daud, sedang dua ratus orang tinggal menjaga barang-barang.
14 Tetapi kepada Abigail, isteri Nabal, telah diberitahukan oleh salah seorang bujangnya, katanya: “Ketahuilah, Daud menyuruh orang dari padang gurun untuk memberi salam kepada tuan kita, tetapi ia memaki-maki mereka. 15 Padahal orang-orang itu sangat baik kepada kami; mereka tidak mengganggu kami dan kami tidak kehilangan apa-apa selama kami lalu-lalang di dekat mereka, ketika kami ada di ladang. 16 Mereka seperti pagar tembok sekeliling kami siang malam, selama kami menggembalakan domba-domba di dekat mereka. 17 Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia.” 18 Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai, 19 lalu berkata kepada bujang-bujangnya: “Berjalanlah mendahului aku; aku segera menyusul kamu.” Tetapi Nabal, suaminya, tidaklah diberitahunya.
20 Ketika perempuan itu dengan menunggang keledainya, turun dengan terlindung oleh gunung, tampaklah Daud dan orang-orangnya turun ke arahnya, dan perempuan itu bertemu dengan mereka. 21 Daud tadinya telah berkata: “Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatu pun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan. 22 Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki saja pun dari semua yang ada padanya.”
23 Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. 24 Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. 25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. 26 Oleh sebab itu, tuanku, demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah Tuhan dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku! 27 Oleh sebab itu, pemberian yang dibawa kepada tuanku oleh budakmu ini, biarlah diberikan kepada orang-orang yang mengikuti tuanku. 28 Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah Tuhan akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang Tuhan dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu. 29 Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada Tuhan, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban. 30 Apabila Tuhan melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel, 31 maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila Tuhan berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada hambamu ini.”
32 Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; 33 terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. 34 Tetapi demi Tuhan, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu – jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing.” 35 Lalu Daud menerima dari perempuan itu apa yang dibawanya untuk dia, dan berkata kepadanya: “Pulanglah dengan selamat ke rumahmu; lihatlah, aku mendengarkan perkataanmu dan menerima permintaanmu dengan baik.”
36 Sampailah Abigail kepada Nabal dan tampaklah, Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya, seperti perjamuan raja-raja. Nabal riang gembira dan mabuk sekali. Sebab itu tidaklah diceriterakan perempuan itu sepatah kata pun kepadanya, sampai fajar menyingsing. 37 Tetapi pada waktu pagi, ketika sudah hilang mabuk Nabal itu, diceriterakanlah kepadanya oleh isterinya segala perkara itu. Lalu terhentilah jantungnya dalam dada dan ia membatu. 38 Dan kira-kira sepuluh hari sesudah itu Tuhan memukul Nabal, sehingga ia mati.
39 Ketika didengar Daud, bahwa Nabal telah mati, berkatalah ia: “Terpujilah Tuhan, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. Tuhan telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri.” Kemudian Daud menyuruh orang untuk berbicara dengan Abigail tentang mengambil dia menjadi isterinya.
40 Para hamba Daud datang kepada Abigail di Karmel dan berkata kepadanya, demikian: “Daud menyuruh kami kepadamu untuk mengambil engkau menjadi isterinya.” 41 Lalu bangkitlah perempuan itu berdiri, sujudlah ia menyembah dengan mukanya ke tanah sambil berkata: “Sesungguhnya, hambamu ini ingin menjadi budak yang membasuh kaki para hamba tuanku itu.” 42 Kemudian berkemaslah Abigail dengan segera; ia menunggang keledainya, dengan diiringi lima orang pelayan perempuan. Ia mengikuti suruhan Daud itu dan menjadi isteri Daud.
43 Juga Ahinoam dari Yizreel telah diambil Daud menjadi isterinya; kedua perempuan itu menjadi isterinya. 44 Tetapi Saul telah memberikan Mikhal, anaknya perempuan, isteri Daud, kepada Palti bin Lais, yang dari Galim itu.
Komentar
5. Rasa bersalah
Rasa bersalah adalah beban yang mengerikan. Seorang tamu di kelompok kecil Alpha kami menggambarkan perasaan bersalah fisik sebagai ‘kasus pencernaan yang sangat buruk’. Tetapi rasa bersalah lebih daripada perasaan fisik saja. Itu bahkan adalah konsekuensi rohani dan jiwa yang lebih serius.
Allah telah memberi kita pemahaman moral, yaitu kesadaran. Seringkali, kita merasa bersalah karena kita telah melakukan sesuatu yang kita tahu itu salah. Bagaimanapun, kesadaran kita, seperti saat kejatuhan manusia, tidaklah sempurna. Kadang, kita mengalami rasa bersalah yang palsu. Kita merasa bersalah akan hal-hal yang sebenarnya bukanlah salah kita. Kesadaran kita perlu mendapat didikan dari firman Allah.
Di lain waktu, kita tidak merasa bersalah akan hal-hal yang seharusnya kita merasa bersalah, dimana kita perlu kesadaran kita dibangunkan oleh Roh Allah.
Daud diberi kesempatan untuk menyingkirkan orang yang berusaha membunuhnya, yaitu Saul (24:4-5). Dibandingkan mengambil kesempatan itu, Daud hanya memotong punca jubah Saul untuk membuktikan pada Saul bahwa dia bisa saja membunuh Saul jika ia mau.
Meski demikian, Daud sadar karena telah memotong punca jubah Saul (Ay.5). Dia merasa bersalah. Daud jelas memiliki kesadaran yang sangat peka dan merasakan beban rasa bersalah karena berbuat demikian kepada ‘yang diurapi TUHAN’ (Ay.6). Bagaimanapun, dia bisa berkata pada Saul, ‘dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau’ (Ay. 11b).
Untuk sesaat, tampaknya, Saul sendiri sadar, ‘Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud: "Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu”’ (Ay.17c-18). Di tengah kecemburuannya, Saul berada di saat kewarasan yang aneh, yaitu dimana dia mengalami rasa bersalah yang sesungguhnya.
Daud menghindari memikul beban rasa bersalah yang lebih jauh. Dia hendak membalas perlakuan buruk Nabal atasnya dan orang-orangnya. Abigail datang menolong. Dengan keterampilan dan diplomasi yang hebat, Abigail membawa hadiah-hadiah kepada Daud dan berkata, ‘Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu... Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah...’ (25:24,26).
Abigail kemudian berkata, ’maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan’ (Ay.31).
Daud menyadari bahwa Abigail telah menolongnya dari beban rasa bersalah. ‘terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan’ (Ay.33). Keterampilan Abigaillah yang kita semua perlukan untuk kita kembangkan. Alangkah baiknya berbicara dengan hikmat dan diplomasi ketika menasihati sesama mengenai bagaimana mereka bertindak, agar mereka menjauhi hal-hal yang akan menuntun mereka pada rasa bersalah.
Daud terhindar dari melakukan perbuatan main hakim sendiri. Lalu, ‘TUHAN memukul Nabal, sehingga ia mati’ (Ay.38). Ketika Daud mendengar bahwa Nabal sudah mati, dia berkata, ‘Terpujilah TUHAN, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. TUHAN telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri’ (Ay.39). Pada akhirnya, kisah tersebut berakhir bahagia dengan Daud yang menikahi Abigail, yang baru saja menjadi janda.
Apakah kita memiliki perasaan-perasaan yang mengikuti kita atau tidak, beban dari rasa bersalah sejati yang nyata untuk segalanya. Yesus mati di atas salib untuk mengambil rasa bersalah kita.
Doa
Terimakasih, TUHAN, Engkau mengambil rasa bersalahku, ketakutanku, kekuatiranku, dan keresahanku dan terimakasih Engkau menanggung bebanku saya.
Pippa menambahkan
1 Samuel 25:18–19
Ini tentang tekanan terburuk dalam hal menyediakan makanan . Abigail dan seluruh masyarakatnya pastinya dibunuh jika dia tidak menyediakan makanan pada waktunya. Saya terkesan bahwa Abigail berhasil membuat 200 roti (pembuatan yang begitu cepat), anggur, ara pipih, gandum panggang, kue kismis dan lima daripada 5 domba olahan. Abigail menyelamatkan mereka hari itu. Permasalahan pada katering saya tampaknya terlalu kecil kalau dibandingkan.
App
Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.
Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Corrie ten Boom, Clippings From My Notebook, (Thomas Nelson Inc, 1982).
Oliver James, Affluenza (Vermillion, 2007) p.35.
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.