Hari 151

Pencobaanmu Akan Menjadi Kemenanganmu

Kebijaksanaan Mazmur 68:22–28
Perjanjian Baru Yohanes 19:1–27
Perjanjian Lama 1 Samuel 26:1–28:25

pengantar

'Houston, kami punya masalah,' adalah kata-kata Jim Lovell pada malam 13 April 1970. Hampir lima puluh enam jam misi ke bulan, terjadi ledakan di atas pesawat antariksa yang mendorong awak pesawat untuk berjuang agar bertahan hidup. Dalam waktu kurang dari satu menit ada jeram kegagalan sistem di seluruh pesawat ruang angkasa. ’Itu semua terjadi pada satu waktu – yaitu suatu kegagalan besar,’ kata pengontrol penerbangan NASA.

Pesawat luar angkasa berputar mengelilingi bulan, menggunakan gravitasinya untuk kembali ke bumi. Jutaan orang mengikuti drama tersebut di televisi. Namun akhirnya, kapsul itu jatuh di Samudera Pasifik dekat Tonga.

Dalam sebuah artikel berjudul 'Apollo 13: From Disaster to Triumph', wartawan sains BBC menulis, 'Meskipun misi itu tidak berhasil dari perspektif konvensional, akan tetapi misi tersebut adalah suatu kemenangan, dimana memerlukan kecerdikan dan tekad.' Jim Lovell mengatakan hal tersebut untuk menunjukkan kepada orang-orang di dunia bahwa bahkan jika ada bencana besar, bencana tersebut bisa berubah menjadi kesuksesan.

Contoh kemenangan terbesar yang keluar dari malapetaka nyata adalah salib. Apa yang tampak bagi dunia untuk menjadi kekalahan telak sebenarnya adalah kemenangan yang luar biasa.

Kebijaksanaan

Mazmur 68:22–28

22 Sesungguhnya, Allah meremukkan kepala musuh-Nya,
  tempurung kepala yang berambut dari orang
  yang tetap hidup dalam kesalahan-kesalahannya.
23 Tuhan telah berfirman: “Dari Basan akan Kubawa kembali,
  akan Kubawa kembali dari tempat yang dalam,
24 supaya engkau membasuh kakimu dalam darah,
  dan lidah anjing-anjingmu mendapat bagiannya dari pada musuh.”
25 Orang melihat perarakan-Mu, ya Allah,
  perarakan Allahku, Rajaku, ke dalam tempat kudus.
26 Di depan berjalan penyanyi-penyanyi, di belakang pemetik-pemetik kecapi,
  di tengah-tengah dayang-dayang yang memalu rebana.
27 “Dalam jemaah pujilah Allah,
  yakni Tuhan, hai kamu yang berasal dari sumber Israel!”
28 Itu Benyamin, yang bungsu, yang berjalan di depan mereka,
  pemuka-pemuka Yehuda berbondong-bondong,
  pemuka-pemuka Zebulon, pemuka-pemuka Naftali.

Komentar

Kemenangan Tuhan

Ketika kita melihat dunia saat ini, kita melihat begitu banyak kejahatan - kekejaman fanatik dari Isis, Boko Haram, dan pemerintahan serta organisasi jahat lainnya.

Mazmur ini merayakan kemenangan akhir Allah atas kejahatan dan, khususnya, negara dan kekaisaran yang jahat. Anda diundang untuk menyaksikan kemenangan Allah masuk ke dalam bait suci-Nya. Dan pada akhirnya Tuhan telah menang. Kesombongan manusia dan keangkuhan yang semakin menjadi, suatu hari akan direndahkan di hadapan keagungan Allah yang pada-Nya peraturan adalah adil.

Daud menggambarkan perarakan kemenangan untuk merayakan kemenangan Allah atas musuh-musuh-Nya: 'Sesungguhnya, Tuhan meremukkan kepala musuh-Nya... orang melihat perarakan-Mu ya Tuhan, perarakan Tuhanku, Rajaku’ (Ay.22, 25).

Orang-orang melakukan pemujaan sebagaimana mestinya, dengan penyanyi, pemetik kecapi, rebana, dan banyak lagi, semua memuji Tuhan - dan dengan pangeran di antara mereka (Ay.25-28).

Doa

Tuhan, aku berdoa agar kami dapat melihat kebangunan rohani dan bahwa para pemimpin bangsa kami akan menjadi pusat bagi masyarakat untuk menyembah dan memuji Tuhan dalam jemaat besar (Ay.27).

Perjanjian Baru

Yohanes 19:1–27

19Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. 2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, 3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya.

4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” 5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah Manusia itu!” 6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” 7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.”

8 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, 9 lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: “Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. 10 Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” 11 Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” 12 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.”

13 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. 14 Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” 15 Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” 16a Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.

Yesus disalibkan

(Mat. 27:32-38; Mrk. 15:21-27; Luk. 23:26, 33-43)
16b Mereka menerima Yesus. 17 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. 18 Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. 19 Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” 20 Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. 21 Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: “Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” 22 Jawab Pilatus: “Apa yang kutulis, tetap tertulis.”

23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. 24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
  “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka
 dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.”

Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. 25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” 27 Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Komentar

Kemenangan Yesus

Sudahkah Anda melewati masa-masa sulit dalam hidup? Mungkin Anda berada di tengah masa sulit sekarang dan ada hal-hal yang tidak terlihat baik dalam hidup Anda saat ini. Ingatlah bahwa pada masa kemenangan terbesar-Nya terjadi, Yesus tampak terlihat tidak baik bagi Yesus.

Saya mengingat momen pada saat berbicara dengan Pastor Raniero Cantalamessa, Pengkhotbah Rumah Tangga Kepausan, tepat sebelum dia mengambil bagian dalam debat publik dengan salah seorang 'Atheis Baru'. Saya bertanya kepada Pastor Raniero apakah dia pikir dia akan menang. Dia menjawab bahwa dia tidak tahu. Dia mengatakan dia mungkin akan kalah dalam debat. ’Tapi,’ tambahnya, 'Tuhan dapat dimuliakan dalam situasi kekalahan sekalipun.'

Penyaliban Yesus menunjukkan bahwa Allah dapat dimuliakan dalam apa yang tampaknya merupakan kekalahan. Namun dibalik kekalahan ada momen dimana terdapat kemenangan terbesar Yesus.

Tiga kali Pilatus menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah (18:38; 19:4-6), dan pada dua kesempatan berikutnya, ia berusaha keluar dari kasus itu untuk mengizinkan kematian Yesus terjadi (lihat juga 19:12,14). Tetapi pada akhirnya, dia terlalu lemah untuk bertindak meskipun hati nuraninya berkata lain. Dia ‘menyerah pada permintaan mereka. Pada akhirnya, dia menyerahkan Yesus untuk disalibkan’ (Ay.16).

Kematian Yesus sepenuhnya bersifat sukarela. Tidak ada lagi kesempatan untuk bebas, karena pada kenyataannya, Yesus adalah satu-satunya yang benar-benar bebas. Pilatus berkata, 'Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?’ (Ay.10). Yesus menjawab, 'engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas’ (Ay.11). Ironisnya adalah bahwa Yesus sebenarnya memiliki kuasa penuh atas Pilatus.

Masa-masa dimana Yesus disiksa dahulu adalah masa kegelapan yang hebat. Yesus dicambuk, mahkota duri diletakkan di kepala-Nya, wajah-Nya dipukuli, Dia diserahkan untuk disalibkan, Dia dilucuti dari pakaian-Nya, dan para prajurit membuang undi untuk pakaian dalam-Nya. Namun, melalui itu semua, Kitab Suci telah digenapi (Ay.23–24).

Yohanes menekankan penggenapan nubuatan dan kedudukan kekuasaan Yesus. Di sepanjang pencobaan dan penyaliban Yesus, ada tema tetap tentang Ia adalah seorang raja. Para serdadu berpakaian seperti Yesus berlaku sebagai raja tiruan dan berteriak, 'Hai, raja orang Yahudi' (Ay.3). Pilatus menyatakan dengan ironi pahit, 'Inilah rajamu' (Ay.14), dan bertanya, 'Apakah aku akan menyalibkan rajamu?' (Ay.15). Imam-imam kepala menjawab, 'Kami tidak memiliki raja selain Kaisar' (Ay.15), dan karenanya Pilatus memiliki tanda yang disiapkan yang menyatakan: 'Yesus dari Nazaret, raja orang Yahudi' (Ay.19).

Ketika Yesus disalibkan, Dia terlihat seperti seorang raja. Dia dicemooh dan diejek. Namun, ironisnya adalah bahwa ketika Pilatus mengatur agar pemberitahuan itu dipersiapkan (dalam tiga bahasa agar setiap orang dapat membacanya, Ay.20), tujuan Allah dipenuhi dalam menyatakan kepada seluruh dunia bahwa Yesus adalah Raja Allah. Dia adalah Raja Kasih, yang tersembunyi dan memilih diam.

Selama persidangan-Nya, Yesus menyatakan kepada Pilatus, 'engkau mengatakan bahwa Aku adalah Raja' (18:37). Namun, tidak seperti Kaisar, kerajaan-Nya adalah 'bukan dari dunia ini' (Ay.36), akan tetapi Kerajaan Surgawi yang kekal. Raja abadi telah menang, bukan melalui kemenangan pemerintahan Romawi, tetapi melalui kelemahan yang tampak dari kematian Yesus di kayu salib.

Yesus menang atas kegelapan, kejahatan, dan dosa. Besok kita akan membaca kata-kata hebat itu yaitu, 'Sudah selesai' (19:30). Yesus menyelesaikan tugas dengan menanggung dosa-dosa dunia di dalam tubuh-Nya. Kemenangan terbesar dalam sejarah dunia telah dimenangkan. Dan hal ini adalah kemenangan kebaikan atas kejahatan, dan kehidupan di atas kematian.

Hidupnya tampak menjadi kegagalan yang mengerikan. Kebencian tampak dapat menaklukkan kasih. Namun pada kenyataannya, orang yang ditaklukkan, yang tampaknya gagal, sebenarnya telah menang dan membuka sumber kehidupan baru, visi baru bagi umat manusia dan jalan baru menuju perdamaian dan persatuan.

Jika Anda berjuang pada saat ini dengan keadaan hidup Anda, lakukanlah sesuatu dengan tetap dekat dengan Yesus dan ingat bahwa Tuhan dapat dimuliakan dalam kekalahan. Kemenangan terbesar dalam hidup kita terkadang terjadi ketika keadaan tampaknya begitu sulit.

Doa

Tuhan, terima kasih karena kemenangan-Mu Engkau selalu membawa kami di jalan kemenangan di dalam Kristus, dan 'dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana’ (2 Korintus 2:14).

Perjanjian Lama

1 Samuel 26:1–28:25

Untuk kedua kalinya Daud membiarkan Saul hidup

26Datanglah orang Zif kepada Saul di Gibea serta berkata: “Daud menyembunyikan diri di bukit Hakhila di padang belantara.” 2 Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif. 3 Berkemahlah Saul di bukit Hakhila yang di tepi jalan di padang belantara, sedang Daud tinggal di padang gurun. Ketika diketahui Daud, bahwa Saul datang mengikuti dia ke padang gurun, 4 disuruhnyalah pengintai-pengintai, maka diketahuinyalah, bahwa Saul benar-benar datang. 5 Berkemaslah Daud, lalu sampai ke tempat Saul berkemah. Waktu Daud melihat tempat Saul berbaring dengan Abner bin Ner, panglima tentaranya, – Saul berbaring di tengah-tengah perkemahan, sedang rakyat berkemah sekelilingnya – 6 berbicaralah Daud kepada Ahimelekh, orang Het itu, dan kepada Abisai, anak Zeruya, saudara Yoab, katanya: “Siapa turun bersama-sama dengan aku kepada Saul ke tempat perkemahan itu?” Jawab Abisai: “Aku turun bersama-sama dengan engkau.”

7 Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya. 8 Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: “Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali.” 9 Tetapi kata Daud kepada Abisai: “Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?” 10 Lagi kata Daud: “Demi Tuhan yang hidup, niscaya Tuhan akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. 11 Kiranya Tuhan menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi Tuhan. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi.” 12 Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena Tuhan membuat mereka tidur nyenyak. 13 Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka. 14 Dan berserulah Daud kepada tentara itu dan kepada Abner bin Ner, katanya: “Tidakkah engkau menjawab, Abner?” Maka jawab Abner, katanya: “Siapakah engkau ini yang berseru-seru kepada raja?” 15 Kemudian berkatalah Daud kepada Abner: “Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu. 16 Tidak baik hal yang kauperbuat itu. Demi Tuhan yang hidup, kamu ini harus mati, karena kamu tidak mengawal tuanmu, orang yang diurapi Tuhan itu. Sekarang, lihatlah, di mana tombak raja dan kendi yang ada di sebelah kepalanya?” 17 Saul mengenal suara Daud, lalu ia berkata: “Suaramukah itu, anakku Daud?” Jawab Daud: “Suaraku, tuanku raja.” 18 Lalu berkatalah ia: “Mengapa pula tuanku mengejar hambanya ini? Apa yang telah kuperbuat? Apakah kejahatan yang melekat pada tanganku? 19 Oleh sebab itu, kiranya tuanku raja mendengarkan perkataan hambanya ini. Jika Tuhan yang membujuk engkau melawan aku, maka biarlah Ia mencium bau korban persembahan; tetapi jika itu anak-anak manusia, terkutuklah mereka di hadapan Tuhan, karena mereka sekarang mengusir aku, sehingga aku tidak mendapat bagian dari pada milik Tuhan, dengan berkata: Pergilah, beribadahlah kepada allah lain. 20 Sebab itu, janganlah kiranya darahku tertumpah ke tanah, jauh dari hadapan Tuhan. Sebab raja Israel keluar untuk mencabut nyawaku, seperti orang memburu seekor ayam hutan di gunung-gunung.” 21 Lalu berkatalah Saul: “Aku telah berbuat dosa, pulanglah, anakku Daud, sebab aku tidak akan berbuat jahat lagi kepadamu, karena nyawaku pada hari ini berharga di matamu. Sesungguhnya, perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali.” 22 Tetapi Daud menjawab: “Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya. 23 Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab Tuhan menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan. 24 Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata Tuhan, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan.” 25 Lalu berkatalah Saul kepada Daud: “Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa jua pun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya.” Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya.

Daud di antara orang Filistin

27Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: “Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.” 2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. 3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel. 4 Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya.

5 Berkatalah Daud kepada Akhis: “Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?” 6 Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang. 7 Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan.

8 Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir. 9 Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorang pun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis. 10 Jika Akhis bertanya: “Di mana kamu menyerbu pada hari ini?” maka jawab Daud: “Di Tanah Negeb Yehuda,” atau: “Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,” atau: “Di Tanah Negeb orang Keni.” 11 Daud tidak membiarkan hidup seorang pun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: “Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.” Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin. 12 Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: “Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.”

Saul di En-Dor

28Pada waktu itu orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk berperang melawan orang Israel. Lalu berkatalah Akhis kepada Daud: “Ketahuilah baik-baik, bahwa engkau beserta orang-orangmu harus maju berperang bersama-sama dengan aku dalam tentara.” 2 Jawab Daud kepada Akhis: “Baik, engkau akan tahu, apa yang dapat diperbuat hambamu ini.” Lalu Akhis berkata kepada Daud: “Sebab itu aku mengangkat engkau menjadi pengawalku sendiri sampai selamanya.”

3 Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal.

4 Orang Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa. 5 Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. 6 Dan Saul bertanya kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi. 7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: “Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.” Para pegawainya menjawab dia: “Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.” 8 Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: “Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu.” 9 Tetapi perempuan itu menjawabnya: “Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh aku?” 10 Lalu bersumpahlah Saul kepadanya demi Tuhan, katanya: “Demi Tuhan yang hidup, tidak akan ada kesalahan tertimpa kepadamu karena perkara ini.” 11 Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: “Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?” Jawabnya: “Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.” 12 Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: “Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!” 13 Maka berbicaralah raja kepadanya: “Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?” Perempuan itu menjawab Saul: “Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.” 14 Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: “Bagaimana rupanya?” Jawabnya: “Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah.” Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.

15 Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: “Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?” Kata Saul: “Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat.” 16 Lalu berbicaralah Samuel: “Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal Tuhan telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu? 17 Tuhan telah melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku, yakni Tuhan telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang lain, kepada Daud. 18 Karena engkau tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya Tuhan melakukan hal itu kepadamu pada hari ini. 19 Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan Tuhan ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan Tuhan ke dalam tangan orang Filistin.” 20 Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa.

21 Perempuan itu mendekati Saul lalu melihat, bahwa Saul sangat terkejut. Kemudian berkatalah perempuan itu kepadanya: “Lihat, budakmu ini telah mendengarkan permintaanmu; aku telah mempertaruhkan nyawaku dan mendengarkan perkataan yang kaukatakan kepadaku. 22 Oleh sebab itu, kiranya engkau pun mendengarkan permintaan budakmu ini. Izinkanlah aku menyajikan kepadamu sepotong roti; makanlah, supaya ada kekuatanmu, apabila engkau berjalan pula.” 23 Tetapi Saul menolak dan berkata: “Aku tidak mau makan.” Tetapi ketika para pegawainya serta perempuan itu juga mendesak, maka didengarkannyalah permintaan mereka, lalu bangkitlah ia dari tanah dan duduk di balai-balai. 24 Perempuan itu mempunyai seekor anak lembu tambun di rumahnya maka segeralah ia menyembelih itu. Ia mengambil tepung, diremasnya dan dibakarnya menjadi roti yang tidak beragi. 25 Dihidangkannyalah semuanya itu ke depan Saul dan ke depan para pegawainya, lalu mereka makan. Kemudian bangkitlah mereka dan pergi pada malam itu juga.

Komentar

Kemenangan Daud

Kemenangan Daud tidak datang dengan mudah. Begitupun juga kemenangan dalam hidup yanga sama halnya tidak mudah. Pada umumnya, kemenangan datang setelah banyak kesulitan dan kegagalan.

Lalu berkatalah Saul kepada Daud, 'Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa jua pun yang kau perbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya’ (26:25).

Sungguh tragis jika melihat sejauh mana Saul telah jatuh. Pada awalnya, dia adalah manusia yang dipenuhi Roh Allah, dengan menyingkirkan kejahatan dari wilayahnya. Sekarang dia malah membawa dirinya untuk berkonsultasi dengan para penyihir yang dahulu telah diusirnya (pasal 28). Namun bahkan dalam Perjanjian Lama ada awal dari pengetahuan tentang kehidupan setelah kematian, dan bahwa terlepas dari semua yang telah dia lakukan, Tuhan menyelamatkan Saul - ‘dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku’ (28:19).

Kita juga melihat sisi terburuk dari karakter Daud. Dia bergabung dengan orang Filistin, hidup dengan tipu daya dan pembunuhan wanita serta anak-anak (pasal 27). Dia harus tenggelam ke kedalaman terendah untuk menyembunyikan apa yang dia lakukan. Gambaran yang dilukiskan dari Alkitab tentang Daud masih jauh dari sempurna, namun Tuhan menggunakan dia meskipun ia jatuh dan gagal.

Di sisi lain, kita juga melihat kebaikan Daud. Dia memiliki kesempatan untuk membalas dendam pada Saul, yang mencoba membunuhnya. Namun, Daud menolak untuk membalas dendam, melainkan dia sangat menghormati Saul karena dia berada sebagai penguasa kedudukan.

Dia berkata, 'siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman? Kiranya Tuhan menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi Tuhan’ (26:9,11).

Daud tetap taat dan setia kepada Saul, terlepas dari fakta bahwa Saul berusaha membunuhnya. Ikutilah teladan Daud dan tolaklah untuk jatuh kedalam dosa dalam upaya membebaskan diri dari kekuasaan seseorang atas diri Anda.

Bahkan Saul mengakui 'kebenaran dan kesetiaan' Daud (Ay.23). Saul melihat bahwa dia 'akan melakukan hal-hal besar dan pasti akan menang' (Ay.25).

Kehidupan Daud mengajarkan kita untuk tidak mengharapkan kesuksesan dan kemenangan secara instan. Seringkali, Tuhan mempersiapkan kita melalui masa-masa kekacauan, kesulitan, dan bahkan kekalahan atau kegagalan. Pada saat-saat pengujian inilah, kamu dapat mencontoh seperti Daud, bahwa kita tidak boleh bertindak untuk membalas dendam, tetapi memperlakukan setiap orang dengan cinta, kehormatan, dan perhatian.

Doa

Tuhan, terima kasih karena Engkau memakai kami dengan penuh kuasa terlepas dari banyak kegagalan kami. Terima kasih bahwa kemenangan kami atas kejahatan hanya dimungkinkan melalui kemenangan Yesus di kayu salib dan dalam kebangkitan-Nya.

Pippa menambahkan

Yohanes 19:25–27

Aku tidak dapat membayangkan apa yang Maria, ibu Yesus alami saat dia berdiri menyaksikan putranya mati di kayu salib. Sudah cukup buruk ketika salah seorang anak kita mengalami patah kaki dan yang lain harus menjalani operasi. Menyaksikan anak-anak Anda menderita adalah hal yang paling menyakitkan. Maria adalah inspirasi sebagai seorang ibu, yang menggambarkan kasih antara ibu dan anak yang sangat menyentuh. Terkadang diam adalah satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan.

Kepedulian Yesus untuk ibu-Nya pada saat yang paling sulit dalam hidup-Nya adalah pengingat akan pentingnya merawat keluarga kita.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Paul Rincon, 'Apollo 13: From Disaster to Triumph', [Online] http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/8613766.stm [last accessed December 2014].

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.