Hari 189

Bahaya Kecongkakan

Kebijaksanaan Amsal 16:18–27
Perjanjian Baru Kisah Para Rasul 25:23–26:23
Perjanjian Lama 2 Raja-raja 14:23–15:38

pengantar

Ketika saya dulu bekerja sebagai pengacara, saya ingat kasus yang saya yakin akan saya menangkan. Begitu yakinnya sampai-sampai saya tidak berdoa soal itu atau menyerahkannya pada TUHAN.

Ketika saya berbicara, hakim menanyai saya apakah saya tahu kasus yang telah mengubah hukum dalam beberapa hari terakhir. Saya jawab tidak. Hasilnya adalah saya kalah dengan memalukan. Seperti peringatan dalam bacaan kitab Amsal hari ini (Amsal 16:18), tinggi hati mendahului kejatuhan.

Dengan malu, saya meminta pertolongan Allah. Saya kemudian membaca kasus terbaru. Lalu, saya menulis argumen saya bahwa keputusan tersebut salah dan akan dibalik saat naik banding. Syukurlah, berhasil.

Kami bisa kembali ke persidangan dan memenangkan kasus. Jaksa, bukannya menghakimi saya atas kesalahan saya, justru terkesan oleh opini yang telah saya tulis dan mengirimkan saya lebih banyak lagi kasus. Itu menjadi pelajaran ganda: bukan hanya bahaya kesombongan tapi juga anugerah Allah dan ‘...berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN’ (Amsal 16:20).

Saya tak melupakan pelajaran tentang bahaya tinggi hati dan pengandalan diri sendiri kapanpun saya berbicara. Saya akan berkata bahwa saya tak akan berbuat kesalahan yang sama lagi. Hal itu menjadi pelajaran yang harus saya pelajari kembali beberapa kali.

Dalam bahasa Inggris, kata ‘pride’ atau kebanggaan bisa memiliki arti yang baik. Misalnya, bolehlah bila kita bangga akan anak-anak kita, atau bangga dalam pekerjaan. Namun, ketika Alkitab berbicara soal pride, artinya jadi beda dan memiliki kiasan yang sangat negatif, yaitu kecongkakan atau tinggi hati (membanggakan diri sendiri).

Artinya yaitu menganggap opini kita lebih tinggi dari opini atau kepentingan orang lain. Bisa juga egois atau kelakuan yang mendominasi. Roh egoislah yang berkata, ‘Tak butuh Allah.’ Itu adalah akar dari semua dosa. Bagaimana harusnya respon kita terhadap godaan dan bahaya tinggi hati?

Kebijaksanaan

Amsal 16:18–27

18 Kecongkakan mendahului kehancuran,
  dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
19 Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati
  dari pada membagi rampasan dengan orang congkak.
20 Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan,
  dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan.
21 Orang yang bijak hati disebut berpengertian,
  dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan.
22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya,
  tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya.
23 Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi,
  dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
24 Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu,
  manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
25 Ada jalan yang disangka lurus,
  tetapi ujungnya menuju maut.
26 Rasa lapar bekerja untuk seorang pekerja,
  karena mulutnya memaksa dia.
27 Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan,
  dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan.

Komentar

Membangun kerendahan hati

Allah ingin Anda belajar berjalan dalam kerendahan hati dan kebaikan, bukan kecongkakan dan tinggi hati. Tinggi hati mendahului kejatuhan: ‘Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan’ (Ay.18).

Kita diingatkan bahwa ‘Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak’ (Ay.19).

Kurangnya kuasa menimbulkan rasa kesal pada saat kita rasa kita tahu bagaimana mempercepat kerajaan Allah. Yesus dianggap memiliki kuasa yang kecil di mata manusia, karena Dia ‘merendahkan diri dengan orang yang rendah hati...’ (Ay.19).

Kerendahan hati, yang adalah kebalikannya dari tinggi hati, akan mendatangkan:

1. Kebaikan
Kerendahan hati berarti kemauan untuk belajar: ‘Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan...’ (Ay.20a).

2. Kebahagiaan
Orang yang rendah hati percaya dalam Allah: ‘berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN’ (Ay.20b).

3. Kesembuhan
Berlawanan dengan perkataan congkak dan tinggi hati (‘Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan’, Ay.27), ucapan orang yang rendah hati menyenangkan (‘berbicara manis lebih dapat meyakinkan’, Ay.21b). ‘Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang’ (Ay.24).

Doa

TUHAN, biarlah aku selalu bergantung pada-Mu, percaya pada-Mu.

Perjanjian Baru

Kisah Para Rasul 25:23–26:23

23 Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan. 24 Festus berkata: “Ya raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan, bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama. 25 Tetapi ternyata kepadaku, bahwa ia tidak berbuat sesuatu pun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. 26 Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. 27 Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia.”  

Pembelaan Paulus di hadapan Agripa

26Kata Agripa kepada Paulus: “Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.” Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut: 2 “Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, 3 terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.

4 Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. 5 Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita. 6 Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, 7 dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. 8 Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? 9 Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. 10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. 11 Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.”

Paulus menceriterakan pertobatan dan panggilannya

12 “Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, 13 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. 14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. 15 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. 16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. 17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, 18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. 20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. 22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, 23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.”

Komentar

Melayani dan bersaksi

Apa yang harus Anda lakukan apabila medapat kesempatan bersaksi tentang Yesus? Bagaimana harusnya Anda menceritakan kisah Anda? Kita lihat dalam renungan ini sebuah contoh hebat akan apa yang harus dilakukan.

Saat disidang, Paulus berkata kepada pengadilan bahwa Yesus memberinya jabatan untuk melayani: ‘Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi’ (26:16). Karena Yesus datang ‘bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani’ (Markus 10:45), kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan dan saksi. Saksi dengan rendah hati menunjuk yang lebih tinggi darinya. Paulus dengan rendah hati menunjuk Yesus. Di sini kita lihat bagaimana dia menggenapi panggilan ini.

Paulus, dalam penjara dan pengadilan, berhadapan dengan kesombongan dan kebesaran saat dibawa ke hadapan Agripa dan Bernike (Kisah 25:23). Pengalaman yang sangat mendebarkan.

Sekali lagi, Paulus hanya bersaksi. Dia sopan dan menaruh hormat kepada Raja Agripa (26:2-3). Dia menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan perilaku sosial. Dia dengan terampil memilih bagian kisahnya dan relevan dengan para pendengar.

Dalam bagian pertama kesaksiannya, Paulus memakai kata ‘aku’ bukan ‘kamu/ kalian’. Dimana kata ‘kamu/ kalian’ tampaknya menganggap diri arogan dan superior, kata ‘aku’ terkadang lebih efektif. Cara yang lebih menenangkan untuk membuat pendapat.

Paulus menjelaskan bahwa dia dulunya seperti mereka: ‘Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati’ (Ay.9-10).

Kata ‘aku’ secara tersirat artinya, ‘Dulu aku juga seperti kalian. Aku dulu tinggi hati, berkuasa, dan berkemegahan. Dulu aku melakukan yang kalian kini lakukan. Aku dulu menganiaya orang-orang Kristen seperti kalian kini menganiaya aku.’

Dia menceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri padanya dan menunjukkannya bahwa saat menganiaya orang Kristen, dia sebenarnya menganiaya Yesus. ‘Akulah Yesus, yang kauaniaya itu’ (Ay.15).

Yesus berkata padanya, ‘Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan’ (Ay.17-18). Melalui kata ‘aku’ yang penuh kuasa ini, Paulus sebenarnya mengatakan bahwa mereka ada dalam kegelapan dan di bawah kuasa setan serta memerlukan pengampunan atas dosa-dosa mereka.

Tak hanya menunjukkan apa yang mereka perlukan, Paulus juga menunjukkan jalan pengampunan: ‘... aku memberitakan... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu’ (Ay.20). Secara umum, dia berkata kepada orang-orang yang tinggi hati dan berkuasa ini, ‘Kalian harus bertobat dan berbalik kepada Allah.’

Lanjutnya, ‘Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar’ (Ay.22). Paulus mau bersaksi kepada semua orang, kepada yang berkuasa dan kepada yang lemah.

Pesan Paulus selalu berpusat pada Yesus, yang muncul di hadapannya di jalan menuju Damsyik. Dia bersaksi, ‘... Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati...’ (Ay.23).

Doa

TUHAN, bantu aku untuk mengambil setiap kesempatan untuk mengabarkan Yesus kepada orang-orang dan mengikuti teladan pelayanan-Nya yang rendah hati.

Perjanjian Lama

2 Raja-raja 14:23–15:38

Yerobeam bin Yoas, raja Israel

23 Dalam tahun kelima belas zaman Amazia bin Yoas, raja Yehuda, Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, menjadi raja di Samaria. Ia memerintah empat puluh satu tahun lamanya. 24 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. 25 Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman Tuhan, Allah Israel, yang telah diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, nabi Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer. 26 Sebab Tuhan telah melihat betapa pahitnya kesengsaraan orang Israel itu: sudah habis lenyap baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya, dan tidak ada penolong bagi orang Israel. 27 Tetapi Tuhan tidak mengatakan bahwa Ia akan menghapuskan nama Israel dari kolong langit; jadi Ia menolong mereka dengan perantaraan Yerobeam bin Yoas.

28 Selebihnya dari riwayat Yerobeam dan segala yang dilakukannya dan kepahlawanannya, bagaimana ia berperang, dan bagaimana ia mengembalikan Damsyik dan Hamat-Yehuda ke dalam Israel, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? 29 Kemudian Yerobeam mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, raja-raja Israel. Maka Zakharia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Azarya, raja Yehuda

(2 Taw. 26:3-5, 16-23)
15Dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Yerobeam, raja Israel, Azarya, anak Amazia raja Yehuda menjadi raja. 2 Ia berumur enam belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh dua tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yekholya, dari Yerusalem. 3 Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. 4 Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. 5 Maka Tuhan menimpakan tulah kepada raja, sehingga ia sakit kusta sampai hari kematiannya, dan tinggal dalam sebuah rumah pengasingan. Dan Yotam, anak raja, mengepalai istana dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu.

6 Selebihnya dari riwayat Azarya, dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? 7 Kemudian Azarya mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud. Maka Yotam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Zakharia, raja Israel

8 Dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Azarya, raja Yehuda, Zakharia, anak Yerobeam, menjadi raja atas Israel di Samaria. Ia memerintah enam bulan lamanya. 9 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. 10 Salum bin Yabesh mengikat persepakatan melawan dia, membunuh dia di Yibleam, kemudian menjadi raja menggantikan dia.

11 Selebihnya dari riwayat Zakharia, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel. 12 Bukankah begini firman Tuhan yang diucapkan-Nya kepada Yehu: “Anak-anakmu sampai kepada keturunan yang keempat akan duduk di atas takhta Israel!” Dan terjadilah demikian.

Salum, raja Israel

13 Salum bin Yabesh menjadi raja dalam tahun yang ketiga puluh sembilan zaman Uzia, raja Yehuda. Ia memerintah sebulan lamanya di Samaria. 14 Sesudah itu majulah Menahem bin Gadi dari Tirza, lalu sampai ke Samaria. Ia membunuh Salum bin Yabesh di Samaria, kemudian menjadi raja menggantikan dia.

15 Selebihnya dari riwayat Salum dan persepakatan yang diadakannya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel. 16 Pada waktu itu, dengan mulai dari Tirza, Menahem memusnahkan Tifsah dan semua orang yang ada di dalamnya serta daerahnya, sebab orang tidak membuka pintu kota baginya. Maka dimusnahkannyalah kota itu dan dibelahnya semua perempuannya yang mengandung.

Menahem, raja Israel

17 Dalam tahun ketiga puluh sembilan zaman Azarya, raja Yehuda, Menahem bin Gadi menjadi raja atas Israel. Ia memerintah sepuluh tahun lamanya di Samaria. 18 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Sepanjang umurnya ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. 19 Pul, raja Asyur, datang menyerang negeri itu, lalu Menahem memberi seribu talenta perak kepada Pul, supaya dibantunya dia mengokohkan kerajaan itu di tangannya. 20 Menahem mengeluarkan uang ini atas beban Israel dan atas beban semua orang yang kaya raya untuk diberikan kepada raja Asyur: lima puluh syikal perak dari setiap orang. Lalu pulanglah raja Asyur dan ia tidak tinggal di sana, di negeri itu.

21 Selebihnya dari riwayat Menahem dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? 22 Kemudian Menahem mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka Pekahya, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Pekahya, raja Israel

23 Dalam tahun kelima puluh zaman Azarya, raja Yehuda, Pekahya, anak Menahem, menjadi raja atas Israel di Samaria. Ia memerintah dua tahun lamanya. 24 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. 25 Lalu perwiranya, yakni Pekah bin Remalya, mengadakan persepakatan melawan dia dan membunuh dia di Samaria di puri istana raja; beserta dia ada Argob dan Arye serta lima puluh orang dari bani Gilead; dibunuhnyalah Pekahya, kemudian menjadi raja menggantikan dia.

26 Selebihnya dari riwayat Pekahya dan segala yang dilakukannya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel.

Pekah, raja Israel

27 Dalam tahun kelima puluh dua zaman Azarya, raja Yehuda, Pekah bin Remalya menjadi raja atas orang Israel di Samaria. Ia memerintah dua puluh tahun lamanya. 28 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. 29 Dalam zaman Pekah, raja Israel, datanglah Tiglat-Pileser, raja Asyur; direbutnyalah Iyon, Abel-Bet-Maakha, Yanoah, Kedesh dan Hazor, Gilead dan Galilea, seluruh tanah Naftali, lalu diangkutnyalah penduduknya ke Asyur ke dalam pembuangan.

30 Hosea bin Ela mengadakan persepakatan melawan Pekah bin Remalya; dibunuhnyalah dia, kemudian dia menjadi raja menggantikannya dalam tahun kedua puluh zaman Yotam bin Uzia.

31 Selebihnya dari riwayat Pekah dan segala yang dilakukannya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel.

Yotam, raja Yehuda

(2 Taw. 27:1-9)
32 Dalam tahun kedua zaman Pekah bin Remalya, raja Israel, Yotam, anak Uzia raja Yehuda menjadi raja. 33 Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yerusa, anak Zadok. 34 Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Uzia, ayahnya. 35 Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. Ia mendirikan Pintu Gerbang Tinggi di rumah Tuhan.

36 Selebihnya dari riwayat Yotam, apa yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? 37 Mulai zaman itu Tuhan menyuruh Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, menyerang Yehuda. 38 Kemudian Yotam mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud, bapa leluhurnya. Maka Ahas, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Komentar

Melawan tinggi hati

Jika, misal, Anda adalah seorang bos, atau orang tua, atau secara kebetulan berada dalam posisi pemimpin, Anda memiliki kekuasaan.

Tinggi hati adalah godaan bagi siapapun yang memiliki kekuasaan, apakah kekuasaan itu berasal dari status, kesuksesan, ketenaran atau kekayaan.

Sejarah raja-raja Israel dan Yehuda mendemonstrasikan bahwa sangat sulit melawan godaan tinggi hati saat seseorang memiliki kuasa. Selama masa ini, para raja Yehuda berbuat lebih baik dibandingkan para raja Israel. Raja demi raja di Israel berbuat jahat di mata TUHAN (14:24; 15:18,24,28), sementara di Yehuda, Azarya dan putranya, Yotam, berbuat apa yang benar di mata TUHAN (15:3,34).

Azarya juga dikenal sebagai Uzia (Ay.32). Kita tahu lebih mengenai dia dari bagian-bagian lain Perjanjian Lama (misalnya, Amos 1:1, Yesaya 6:1f dan 2 Korintus 26:16-23).

Di sini kita membaca meskipun dia ‘melakukan apa yang benar di mata TUHAN... bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan... Maka TUHAN menimpakan tulah kepada raja, sehingga ia sakit kusta sampai hari kematiannya’ (2 Raja-raja 15:3-5). Mengapa hidupnya berakhir kacau?

Kitab Tawarikh memberi jawaban: ‘Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat. Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya...’ (2 Tawarikh 26:15-16).

Ini menjadi peringatan bila Allah memberkati kita dengan keberhasilan, kita selalu tergoda untuk menjadi tinggi hati.

Doa

TUHAN, terimakasih atas semua peringatan di Alkitab. Bantu aku untuk selalu memperhatikan semua peringatan itu. TUHAN, aku bergantung pada-Mu. Bantu aku agar mataku tetap memandang Yesus yang mahakuasa namun merendahkan diri-Nya, mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (Filipi 2:6-8).

Pippa menambahkan

Amsal 16:18

Saya pernah berhasil memarkirkan mobil ke ruang parkir kecil dengan sekali manuver dan rasanya seru. Saya berkata kepada ibu saya, yang bersama saya di dalam mobil, bahwa saya adalah ahli parkir terbaik di keluarga dan saya menganggap bahwa kaum wanita itu tidak pandai dalam hal memarkirkan mobil. Lalu, ada orang yang meminta saya untuk pergi keluar membeli sesuatu. Saya masuk ke mobil dengan teman saya dan kemudian kami kembali. Tempat parkir kami masih tetap kosong sejak kami keluar tadi. Tetapi bisakah saya memarkir lagi? Lima kali saya berusaha dan akhirnya teman saya yang memarkirkannya untuk saya. Saya kena batunya. Tinggi hati mendahului kejatuhan.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.