Hari 21

Jujur dengan Allah

Kebijaksanaan Mazmur 12:2-8
Perjanjian Baru Matius 14:22–15:9
Perjanjian Lama Kejadian 41:41–42:38

pengantar

Kamus Oxford menyatakan kata ‘pasca-kebenaran’ sebagai kata khusus untuk tahun 2016. Penggunaan kata tersebut bahkan mencapai 2000% selama setahun itu, dan semakin marak selama Brexit dan debat Pilpres Amerika. Dalam era ‘pasca-kebenaran’, fakta-fakta obyektif tampak kurang berpengaruh dibandingkan opini yang berdasarkan perasaan semata. Tuduhan yang tidak jujur dan tidak akurat, serta penolakan fakta secara langsung ditolerir. Kebohongan yang mencolokmenjadi konsumsi sehari-hari.

Jika Anda membeli sebuah mobil, Anda pasti ingin mengetahui kebenaran soal mobil tersebut. Dalam sebuah hubungan pun, Anda ingin tahu soal kebenarannya. Kitabutuh kejujuran dan kebenaran.

Kita lihat dalam butir-butir untuk hari ini bahwa Allah membenci dusta dan tipu daya. Daud berkata, ‘Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain; mereka berkata berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang’ (Mazmur 12:3). Yesus mengutip Yesaya, ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku’ (Matius 15:8). Meski kakak-kakak Yusuf menipu ayah mereka tentang nasib Yusuf (Kejadian 37:31-35), mereka tahu dalam hati mereka bahwa mereka tidak bisa menipu Allah: ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita’ (42:21).

Allah ingin kita jujur dengan Dia karena Dia Allah yang menyukai ketulusan. Dia ingin mendengar apa yang ada di hati Anda hari ini.

Kebijaksanaan

Mazmur 12:2-8

Doa minta tolong terhadap orang yang curang

12Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud.

2 Tolonglah kiranya, Tuhan, sebab orang saleh telah habis,
  telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia.
3 Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain,
  mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.
4 Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis
  dan setiap lidah yang bercakap besar,
5 dari mereka yang berkata: “Dengan lidah kami, kami menang!
  Bibir kami menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?”

6 Oleh karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah,
  oleh karena keluhan orang-orang miskin,
  sekarang juga Aku bangkit, firman Tuhan;
  Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya.
7 Janji Tuhan adalah janji yang murni,
  bagaikan perak yang teruji,
  tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
8 Engkau, Tuhan, yang akan menepatinya,
  Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.
9 Orang-orang fasik berjalan ke mana-mana,
  sementara kebusukan muncul di antara anak-anak manusia.

Komentar

1. Meminta pertolongan Allah

Seruan hati Daud, ‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ (Ay.2). Dia meratapi kondisi masyarakatnya pada zaman ia memerintah – masyarakat yang sama seperti masyarakat kita zaman sekarang. Dia menyebut dusta, tipu daya, keangkuhan, ketamakan, dan keegoisan.

  Allah tidak terkesan dengan orang-orang yang pandai menggunakan kata-kata.. Seruan
  Daud dijawab Allah dengan janji-Nya menolong yang lemah dan yang membutuhkan:
  ‘Sekarang juga Aku akan bangkit... Aku memberi keselamatan kepada orang yang
  menghauskannya’ (Ay.6b).

Daud lalu menyatakan bahwa Allah lebih dapat dipercaya dibandingkan segala dusta di sekelilingnya: ‘Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah’ (Ay.7). Ini menambah keyakinannya bahwa TUHAN akan menjaganya dan melindunginya dari banyak dusta yang mengepungnya. ‘Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini’ (Ay.8b).

‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ adalah doa yang hebat untuk mengawali hari ketika Anda meminta Allah menuntun Anda di segala langkah Anda.

Doa

TUHAN, tolong saya... (sebutkan semua hal yang Anda akan kerjakan hari ini)

Perjanjian Baru

Matius 14:22–15:9

Yesus berjalan di atas air

(Mrk. 6:45-52; Yoh. 6:16-21)
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” 29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. 33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”

Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret

(Mrk. 6:53-56)
34 Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35 Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36 Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi

(Mrk. 7:1-23) 15Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: 2 “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” 3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? 4 Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. 5 Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, 6 orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. 7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:

  8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
   padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
  9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
   sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”

Komentar

2. Tetap berseru kepada Allah dalam badai pencobaan

Yesus gemar berdoa – ‘Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri’ (14:23). Ketika Anda sendirian dengan Allah, Anda dapat berbicara kepada-Nya dari lubuk hati yang terdalam.

Kedekatan-Nya pada Allah memampukan Yesus berjalan di atas air. Dia menyuruh Petrus berbuat hal yang serupa. Tetapi, ketika Petrus merasakan ‘tiupan angin’ (Ay.30) dia mulai panik. Terkadang, ketika segalanya memburuk, kita berpaling dari Yesus. Ketika fokus kita hanya pada keadaan kita, kita mulai ‘tenggelam’. Dalam situasi ini, Petrus berdoa dalam kepanikan: ‘Tuhan, tolonglah aku!’ (Ay.30).

Meski doanya dengan panik, itu juga seruan dari hati. Segera Yesus meraih tangannya dan memegangnya (Ay.31). Ketika saya mengingat segala doa panik saya dahulu , sungguh ajaib mengetahui bahwa beberapa di antaranya terkabul.

Ketika Yesus dan Petrus kembali ke perahu, angin pun reda dan ‘orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”' (Ay.33).

Peristiwa ini berakhir dengan diberikannya hati para murid itu dalam bentuk penyembahan. Ini luar biasa. Orang-orang Yahudi penganut paham Monotheisme, yang tahu perintah Musa bahwa Allah saja yang harus disembah, menyembah Yesus dan mengakui bahwa 'Yesus adalah Anak Allah'.

Kenyataannya, firman pertama Yesus kepada para murid-Nya ketika berjalan di atas air secara harafiah adalah ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut’ (Ay.27). (‘Aku ini’ dalam terjemahan lain adalah “Aku adalah Aku’). ‘Aku ini’ atau ‘Aku adalah Aku’ adalah nama Allah di Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). Yesus menyatakan pada para murid dan kita bahwa Dia ialah ‘Aku adalah Aku’, jadi tidak usah takut. Bagaimanapun keadaan Anda sekarang, selalu ada ketenangan karena Yesus yang mengendalikan.

Anda mungkin seringkali tidak paham akan perbuatan Yesus atau kenapa Dia membiarkan hidup berjalan begitu saja, tetapi ketahuilah bahwa Dialah yang mengendalikan.

Mereka membawa kepada Yesus semua yang sakit dan yang membutuhkan kesembuhan. ‘Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh’ (Matius 14:36).

Di pasal berikutnya (15:1-9), Yesus menantang orang Farisi perihal isi hati mereka (Ay.8). Mereka duluan yang menantang Yesus mengenai murid-murid-Nya yang melanggar adat istiadat. Tetapi, Yesus langsung membalikkan keadaan.

Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa kita harus memelihara keluarga kita dan menajadikan hal tersebut sebagai proritas penting dalam hidup kita – khususnya orang tua kita. Orang Farisi beralasan bahwa apa yang dipersembahkan kepada Allah tidak bisa digunakan untuk pemeliharaan orang tua mereka (Ay.5).

Yesus menyebut mereka munafik, yang artinya ‘memakai topeng’. Topeng mereka adalah menyembah Allah dengan bibir, tetapi nyatanya, ‘hatinya jauh dari pada Allah’ (Ay.8). Allah lebih berkenan akan hati daripada ucapan belaka.

Doa

Tuhan, aku menyembah-Mu. Terimakasih karena aku tidak perlu takut – ketika keadaan memburuk, aku tetap bisa berbicara pada-Mu dan Engkau mendengar doaku.

Perjanjian Lama

Kejadian 41:41–42:38

41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: “Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” 42 Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. 43 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: “Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. 44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: “Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.” 45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

46 Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir. 47 Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu, 48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu. 49 Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.

50 Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. 51 Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.” 52 Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.”

53 Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, 54 mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti. 55 Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.” 56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. 57 Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.

Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir

42Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: “Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?” 2 Lagi katanya: “Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati.” 3 Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di Mesir. 4 Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi bersama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: “Jangan-jangan ia ditimpa kecelakaan nanti.” 5 Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.

6 Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah. 7 Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka dengan membentak, katanya: “Dari mana kamu?” Jawab mereka: “Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan.” 8 Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka. 9 Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia kepada mereka: “Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga.” 10 Tetapi jawab mereka: “Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini datang. 11 Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; hamba-hambamu ini bukanlah pengintai.” 12 Tetapi ia berkata kepada mereka: “Tidak! Kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga.” 13 Lalu jawab mereka: “Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.” 14 Lalu kata Yusuf kepada mereka: “Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini pengintai. 15 Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak akan pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari. 16 Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah kamu ini pengintai.” 17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya. 18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: “Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. 19 Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. 20 Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati.” Demikianlah diperbuat mereka. 21 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita.” 22 Lalu Ruben menjawab mereka: “Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita.” 23 Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa. 24 Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan mereka; ia mengambil Simeon dari antara mereka; lalu disuruh belenggu di depan mata mereka. 25 Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu.

26 Sesudah itu mereka pun memuat gandum itu ke atas keledai mereka, lalu berangkat dari situ. 27 Ketika seorang membuka karungnya untuk memberi makan keledainya di tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam mulut karungnya. 28 Katanya kepada saudara-saudaranya: “Uangku dikembalikan; lihat, ada dalam karungku!” Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: “Apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita!”

29 Ketika mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah Kanaan, mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya: 30 “Orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami dengan membentak dan memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. 31 Tetapi kata kami kepadanya: Kami orang jujur, kami bukan pengintai. 32 Kami dua belas orang bersaudara, anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan yang bungsu ada sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. 33 Lalu kata orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini aku akan tahu, apakah kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah kamu tinggalkan seorang padaku; kemudian bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu dan pergilah; 34 lalu bawalah kepadaku saudaramu yang bungsu itu, maka aku akan tahu, bahwa kamu bukan pengintai, tetapi orang jujur; dan aku akan mengembalikan saudaramu itu kepadamu, dan bolehlah kamu menjalani negeri ini dengan bebas.”

35 Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 36 Dan Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: “Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyamin pun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!” 37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: “Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu.” 38 Tetapi jawabnya: “Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita.”

Komentar

3. Berbicara kepada Allah dari lubuk hati yang terdalam

Yusuf menyelesaikan dengan baik – tetapii dia mengawali dengan buruk. Dia dimasukkan ke dalam sumur kering (37:24), dan dipenjara (39:20), tetapi akhirnya dia tinggal di istana (45:16).

Seperti banyak tokoh di Alkitab (Yesus, Yohanes Pembaptis, Yehezkiel, para imam dan kaum Lewi yang melayani bait Allah – lihat Bilangan 4), Yusuf memulai pekerjaannya di usia 30 (41:46). Sampai pada saat itu, Yusuf telah berlatih dan kini dia menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).

Allah telah melihat hati Yusuf dalam kesesakannya. Selama 13 tahun antara usia 17 dan 30, Yusuf mempertanyakan perbuatan Allah. Memang, dia telah mengalami banyak penolakan, penderitaan, ketidakadilan, kurungan, kekecewaan serta pencobaan. Tetapi melalui ini semua, dia dipersiapkan Allah menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).

Allah tahu Yusuf dapat dipercaya karena hatinya benar. Dia dekat dengan Tuhan melalui segala cobaan. Inilah yang penting – bukan dalam masa pencobaan atau masa kelimpahan, tetapi ketika Anda berada dekat dengan Tuhan dan berbicara dengan-Nya dari hati.

Yusuf menamakan dua anaknya Manasye (‘Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku’,Ay.51) dan Efraim (‘Allah (telah) membuat aku mendapat anak dalam kesengsaraanku, Ay.52). Frasa ‘Allah telah membuat’ menyatakan bahwa baik dalam masa kesukaran (Manasye) dan masa kelimpahan (Efraim), Yusuf tahu bahwa Allah yang mengendalikan.

Jangan biarkan hati Anda pahit dalam masa penderitaan atau berbangga diri dalam masa keberhasilan. Ketahuilah bahwa Allah yang berdaulat atas hidup dan keadaan Anda.

Berbanding terbalik dengan Yusuf, kakak –kakaknya harus hidup dengan tipu daya dan rasa bersalah (42:21 dan seterusnya): ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita... Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita’ (Ay.21). ‘Hati mereka menjadi tawar (Ay.28), tetapi dengan bibir mereka, mereka berkata, ‘kami orang jujur’ (Ay.31).

Mimpi Yusuf akhirnya tergenapi. Selama melewati semuanya itu, dia tetap beriman kepada Allah. Buruk di awal, tetapi indah pada akhirnya.

Jangan pernah lepaskan impian yang Tuhan berikan. Meskipun yang Anda temukan di awal adalah dari keterpurukan seperti Yusuf, pada akhirnya Anda akan mencapai kemuliaan. Seperti yang Joyce Meyer tuliskan, ‘Tidak peduli dari mana Anda memulainya, selalu ada akhir yang besar untuk Anda... Walaupun Anda kini sedang terpuruk, Tuhan dapat mengangkat dan memampukan Anda untuk melakukan perkara-perkara yang ajaib!’

Doa

Tuhan, tuntunlah aku kepada hidup yang berintegritas. Biarlah bibir dan hatiku menyatu. Biarlah aku dapat berbicara kepada-Mu dengan ketulusan dari hatiku yang terdalam. Terimakasih karena Engkau mendengar seruan hatiku.

Pippa menambahkan

Tinggi Rendahnya Iman

Petrus mengawali dengan penuh iman ketika berjalan di atas air, tetapi kemudian menjadi takut ketika dia menatap gelombang.

Yusuf mengawali sebagai tahanan yang kemudian menjadi penguasa suatu negara yang terbesar di zamannya.

Yusuf telah siap dianugerahi kuasa. Dia menyelamatkan ribuan nyawa dari bahaya kelaparan dan menyelamatkan ekonomi dari keruntuhan. Kita butuh banyak orang untuk bangkit seperti Yusuf, yang takut akan Allah, yang memiliki wahyu nubuatan, yang adalah pemimpin-pemimpin besar dengan kemampuan untuk menjalankan rencana penyelamatan.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Joyce Meyer, Everyday Life Bible, (Faithwords, 2013) p.72

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.

Editorial internal notes (for office use only):

Pamela Meyer reference replaced in 2017: Pamela Meyer, ‘How to Spot a Liar’, TED July 2011: https://www.ted.com/talks/pamela_meyer_how_to_spot_a_liar?language=en [Last accessed December 2015]