Hari 34

Tiga Jenis Kemenangan

Kebijaksanaan Mazmur 18:16–24
Perjanjian Baru Matius 22:15–46
Perjanjian Lama Ayub 30:1–32:22

pengantar

José Henriquez adalah salah satu dari tiga puluh tiga penambang yang terperangkap pada 2.300 kaki di bawah tanah ketika satu bagian dari tambang tembaga San José di Chile Utara runtuh. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 Agustus 2010. Selama tujuh belas hari semua upaya penyelamatan gagal. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di tambang San José. Para penambang yang terperangkap memiliki cukup perbekalan makanan selama tiga hari, namun hanya sedikit air minum. Mereka menghadapi kemungkinan kematian yang menyakitkan melalui kelaparan.

Saya mewawancarai José Henriquez dan istrinya Bianca di HTB. Dia menceritakan bagaimana mereka telah berdoa kepada Tuhan untuk sebuah mujizat. Dia menggambarkan momen itu, pada 22 Agustus, ketika sebuah bor menembus terowongan di mana orang-orang itu terperangkap. Mereka memalu bor tersebut dengan batang besi. Mereka menyemprotkan cat di atasnya. Mereka menyusurinya dan mengirim banyak pesan di atasnya. Hanya satu yang tinggal di bor saat kembali ke permukaan. Pesannya berbunyi, 'Kami baik-baik saja. 33 orang di tempat penampungan.'

Secara keseluruhan , orang-orang itu selamat dari catatan enam puluh sembilan hari di bawah tanah sebelum mereka dibawa ke permukaan. Lebih dari satu miliar orang menyaksikan penyelamatan secara langsung di televisi. Ada adegan luar biasa ketika semua orang merayakan kemenangan yang luar biasa.

Kehidupan iman penuh dengan tantangan, kesulitan, dan cobaan, tetapi ada juga saat-saat kemenangan. Dalam renungan hari ini, kita melihat tiga jenis kemenangan yang berbeda.

Kebijaksanaan

Mazmur 18:16–24

16 Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan,
  dan tersingkaplah alas-alas dunia
  karena hardik-Mu, ya Tuhan,
  karena hembusan nafas dari hidung-Mu.
17 Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku,
  menarik aku dari banjir.
18 Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah
  dan dari orang-orang yang membenci aku,
  karena mereka terlalu kuat bagiku.
19 Mereka menghadang aku pada hari sialku,
  tetapi Tuhan menjadi sandaran bagiku;
20 Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang,
  Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.

21 Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku,
  Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
22 sebab aku tetap mengikuti jalan Tuhan
  dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
23 Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan,
  dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
24 aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya,
  dan menjaga diri terhadap kesalahan.

Komentar

1. Kemenangan atas musuhmu

Daud menghadapi banyak pencobaan dalam hidup. Dia dikelilingi oleh musuh. Mereka 'terlalu kuat' untuknya (Ay.17b). Namun, mereka tidak terlalu kuat bagi Tuhan. Allah menyelamatkannya dari orang-orang yang terlalu kuat baginya dan membawanya ke 'tempat yang lapang' (Ay.19). 'Aku berdiri di sana, Ia menyelamatkan aku- karena Ia berkenan kepadaku' (Ay.19b).

Jika Anda berada di 'tempat yang lapang' saat ini, ingatlah untuk berterima kasih kepada Tuhan akan hal itu. Jika tidak, berserulah kepada Tuhan untuk menyelamatkanmu. Dan jika ada keluarga atau temanmu yang sedang berjuang saat ini, berdoalah agar Tuhan akan membawa mereka juga ke 'tempat yang lapang'.

Doa

Tuhan, terima kasih untuk waktu di mana Engkau membawaku ke tempat yang lapang. Hari ini aku berdoa untuk...

Perjanjian Baru

Matius 22:15–46

Tentang membayar pajak kepada Kaisar

(Mrk. 12:13-17; Luk. 20:20-26)
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” 21 Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” 22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.

Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan

(Mrk. 12:18-27; Luk. 20:27-40)
23 Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 24 “Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 25 Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. 26 Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. 27 Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. 28 Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.” 29 Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! 30 Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 31 Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: 32 Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” 33 Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

Hukum yang terutama

(Mrk. 12:28-34; Luk. 10:25-28)
34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 36 “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” 37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Hubungan antara Yesus dan Daud

(Mrk. 12:35-37; Luk. 20:41-44)
41 Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: 42 “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” Kata mereka kepada-Nya: “Anak Daud.” 43 Kata-Nya kepada mereka: “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:

  44 Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:
   duduklah di sebelah kanan-Ku,
   sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.

45 Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” 46 Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorang pun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.

Komentar

2. Kemenangan atas kritikanmu

Lawan Yesus menginterogasi Yesus dengan tiga pertanyaan: jebakan, tipuan, dan ujian (Ay.17,23,35). Setiap pertanyaan dilontarkan kepada-Nya, Dia selalu menang dan memberikan jawaban yang tidak hanya mengherankan (Ay,22) dan menajubkan (Ay,33), tetapi juga mempengaruhi seluruh sejarah manusia. Apa yang dapat kita pelajari dari jawaban Yesus?

  • Jangan membagi hidupmu dengan kesucian dan keduniawian

    Orang-orang Farisi berencana untuk menjebak Yesus dengan perkataan-Nya sendiri. Mereka berkata kepada Yesus, 'Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?’ (Ay.17). Pajak yang mereka sebutkan sangat tidak umum. Jika Yesus mengatakan 'Ya', Dia akan dicela di mata orang-orang. Semua orang akan membencinya dan melihatnya sebagai pengkhianat yang ingin membantu orang-orang Romawi.

    Namun, jika Dia berkata, 'Tidak', Dia akan bersalah karena hasutan dan dapat ditangkap dan dieksekusi.

    Yesus, dalam kearifan-Nya, tidak menetapkan aturan dan peraturan tetapi menguraikan prinsip-prinsip yang kekal. Dia memberikan jawaban yang luar biasa: ‘Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah’ (Ay.21).

    Setiap pengikut Yesus memiliki kewarganegaraan ganda. Anda memiliki tanggung jawab untuk menjalankan peran Anda sebagai warga negara yang baik yang terlibat dalam struktur masyarakat Anda di bumi.

    Anda juga merupakan seorang warga Sorga dengan tanggung jawab kepada Tuhan. Pada prinsipnya, keduanya, baik - Kaisar dan Tuhan - tidak perlu dipermasalahkan. Anda dipanggil untuk menjadi warga negara yang baik dari keduanya. Terlibatlah dalam kehidupan bermasyarakat Anda, dan janganlah undur daripadanya.

    Bukan karena Tuhan bertanggung jawab atas area 'kesucian' dalam hidup Anda dan pemerintah bertanggung jawab atas area 'keduniawian' dalam hidup Anda. Sebaliknya, seluruh hidup Anda berada di bawah otoritas Tuhan. Bagian dari komitmen Anda dengan Tuhan adalah untuk menghormati dan mematuhi tuntutan yang secara sah diberikan oleh pemerintah kepada Anda. Dengan cara yang sama bahwa sebuah koin memikul citra Kaisar, dan Anda yang memikul citra Allah (Kejadian 1:26). Tuhan ingin Anda memberikan kepada-Nya seluruh hidup Anda.

\t*Mengetahui bahwa ada kehidupan setelah kematian

Selanjutnya, orang Saduki datang dengan pertanyaan *jebakan* mengenai seorang wanita dengan tujuh suami. Karena orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan, mereka merancang pertanyaan jebakan yang rumit untuk menunjukkan betapa tidak masuk akalnya hal yang mereka tanyakan (Matius 22: 23–28).

Yesus menjawab: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah’ (Ay.29). Yesus menggunakan Pentateukh (lima buku pertama dari Alkitab - yang merupakan satu-satunya yang dipercayai orang Saduki) untuk menunjukkan bahwa Allah adalah ‘Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup' (Ay.32b).

Dia melakukan ini dengan mengutip perkataan Tuhan kepada Musa di semak-semak yang menyala di Keluaran 3:6: 'Akulah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub' (Matius 22:32a). Meskipun Abraham, Ishak, dan Yakub telah mati selama ratusan tahun, Allah tidak mengatakan 'dulu, Akulah Allah mereka' tetapi 'Aku memanglah Allah mereka.' Dan bahwa mereka masih hidup.

Yesus menunjukkan bahwa kehidupan ini tidak semuanya ada. Selanjutnya, akan ada kesinambungan antara kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Ada kebangkitan jasmani. Namun, ada pemutusan juga karena kita 'akan menjadi seperti para malaikat di Surga' (Ay.30). Di atas segalanya, Kitab Suci menunjukkan bahwa akan ada kebangkitan dan jika Allah maha kuasa, mengapa tidak boleh ada?

\t*Prioritaskan kasih akan Tuhan dan kasih akan sesama

Kemudian, orang-orang Farisi datang dengan pertanyaan ujian di mana Yesus memberikan jawaban yang cemerlang, yang menuju ke inti dari seluruh Perjanjian Lama: mengasihi Allah ('dengan segenap hati dan jiwa dan akal budimu, Ay.37) dan mengasihi orang-orang (mengasihi orang lain seperti kamu mengasihi dirimu sendiri', Ay.39). Segala sesuatu yang lain adalah rincian kerja dari dua perintah ini (Ay.34-40).

Setelah membungkam kritiknya, Yesus kemudian menanyakan kepada mereka pertanyaan tentang identitas-Nya. Dia menunjukkan dari Alkitab bahwa Kristus bukan hanya anak Daud - Ia adalah Allah Daud (Ay.41–46). Dia menunjukkan bahwa Mesias jauh lebih dari sekadar Raja manusia yang hebat. Ini tidak hanya menantang asumsi mereka tentang Mesias, itu juga merupakan tanda terselubung kepada mereka tentang identitas Yesus.

Ini adalah momen kemenangan bagi Yesus: ‘hal ini membingungkan mereka, para pemuka agama. Tidak mau mengambil resiko kehilangan muka lagi ketika beradu argumen di depan publik tersebut, mereka berhenti mengajukan pertanyaan untuk kebaikan’ (Ay.46).

Doa

Bapa, tolong beri aku hikmat kebijaksanaan seperti Yesus untuk menghindari jebakan, untuk menangani pertanyaan-pertanyaan jebakan dan untuk menjawab orang-orang yang mengujiku.

Perjanjian Lama

Ayub 30:1–32:22

Sengsara yang dialami

30“Tetapi sekarang aku ditertawakan mereka,
  yang umurnya lebih muda dari padaku,
  yang ayah-ayahnya kupandang terlalu hina
  untuk ditempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombaku.
2 Lagipula, apakah gunanya bagiku kekuatan tangan mereka?
  Mereka sudah kehabisan tenaga,
3 mereka merana karena kekurangan dan kelaparan,
  mengerumit tanah yang kering,
  belukar di gurun dan padang belantara;
4 mereka memetik gelang laut dari antara semak-semak,
  dan akar pohon arar menjadi makanan mereka.
5 Mereka diusir dari pergaulan hidup,
  dan orang berteriak-teriak terhadap mereka seperti terhadap pencuri.
6 Di lembah-lembah yang mengerikan mereka harus diam,
  di dalam celah-celah tanah dan sela-sela gunung;
7 di antara semak-semak mereka meraung-raung,
  mereka berkelompok di bawah jeruju;
8 mereka itulah orang-orang bebal yang tak dikenal,
  yang didepak dari negeri.
9 Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran
  dan ejekan mereka.
10 Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku,
  mereka tidak menahan diri meludahi mukaku,
11 karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya,
  dan mereka tidak mengekang diri terhadap aku.
12 Di sebelah kananku muncul gerombolan,
  dikaitnya kakiku,
  dan dirintisnya jalan kebinasaan terhadap aku;
13 mereka membongkar jalanku dan mengusahakan kejatuhanku;
  tidak ada yang menghalang-halangi mereka.
14 Seperti melalui tembok yang terbelah lebar mereka menyerbu,
  mereka datang bergelombang di tengah-tengah keruntuhan.
15 Kedahsyatan ditimpakan kepadaku;
  kemuliaanku diterbangkan seperti oleh angin,
  dan bahagiaku melayang hilang seperti awan.

16 Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku;
  hari-hari kesengsaraan mencekam aku.
17 Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti,
  dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti.
18 Oleh kekerasan yang tak terlawan koyaklah pakaianku
  dan menggelambir sekelilingku seperti kemeja.
19 Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur,
  dan aku sudah menyerupai debu dan abu.

20 Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab;
  aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku.
21 Engkau menjadi kejam terhadap aku,
  Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu.
22 Engkau mengangkat aku ke atas angin, melayangkan aku
  dan menghancurkan aku di dalam angin ribut.
23 Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut,
  ke tempat segala yang hidup dihimpunkan.

24 Sesungguhnya, masakan orang tidak akan mengulurkan tangannya kepada yang rebah,
  jikalau ia dalam kecelakaannya tidak ada penolongnya?
25 Bukankah aku menangis karena orang yang mengalami hari kesukaran?
  Bukankah susah hatiku karena orang miskin?
26 Tetapi, ketika aku mengharapkan yang baik, maka kejahatanlah yang datang;
  ketika aku menantikan terang, maka kegelapanlah yang datang.
27 Batinku bergelora dan tak kunjung diam,
  hari-hari kesengsaraan telah melanda diriku.
28 Dengan sedih, dengan tidak terhibur, aku berkeliaran;
  aku berdiri di tengah-tengah jemaah sambil berteriak minta tolong.
29 Aku telah menjadi saudara bagi serigala,
  dan kawan bagi burung unta.
30 Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku,
  tulang-tulangku mengering karena demam;
31 permainan kecapiku menjadi ratapan,
  dan tiupan serulingku menyerupai suara orang menangis.”

Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah

31“Aku telah menetapkan syarat bagi mataku,
  masakan aku memperhatikan anak dara?
2 Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas,
  milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi?
3 Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang
  dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan?
4 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku
  dan menghitung segala langkahku?

5 Jikalau aku bergaul dengan dusta,
  atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya,
6 biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti,
  maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.

7 Jikalau langkahku menyimpang dari jalan,
  dan hatiku menuruti pandangan mataku,
  dan noda melekat pada tanganku,
8 maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain,
  dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku.

9 Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan,
  dan aku menghadang di pintu sesamaku,
10 maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain,
  dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.
11 Karena hal itu adalah perbuatan mesum,
  bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim.
12 Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis,
  dan menghanguskan seluruh hasilku.

13 Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan,
  ketika mereka beperkara dengan aku,
14 apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri;
  kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?
15 Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga?
  Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?

16 Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil,
  menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar,
17 atau memakan makananku seorang diri,
  sedang anak yatim tidak turut memakannya
18 – malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah,
  dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia –;
19 jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian,
  atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut,
20 dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku,
  dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku;
21 jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim,
  karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku,
22 maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku,
  dan lenganku dipatahkan dari persendiannya.
23 Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku,
  dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya.

24 Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas,
  dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku;
25 jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar
  dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah;
26 jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar,
  dan bulan, yang beredar dengan indahnya,
27 sehingga diam-diam hatiku terpikat,
  dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya,
28 maka hal itu juga menjadi kejahatan
  yang patut dihukum oleh hakim,
  karena Allah yang di atas telah kuingkari.

29 Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku,
  dan bersorak-sorai, bila ia ditimpa malapetaka
30 – aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa,
  menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! –

31 Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan:
  Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya?
32 – malah orang asing pun tidak pernah bermalam di luar,
  pintuku kubuka bagi musafir! –
33 Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia
  dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,
34 karena aku takuti khalayak ramai
  dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku,
  sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu!
35 Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku!
  – Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! –
  Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku!
36 Sungguh, surat itu akan kupikul,
  dan akan kupakai bagaikan mahkota.
37 Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya,
  selaku pemuka aku akan menghadap Dia.

38 Jikalau ladangku berteriak karena aku
  dan alur bajaknya menangis bersama-sama,
39 jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar,
  dan menyusahkan pemilik-pemiliknya,
40 maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak,
  dan bukan jelai, tetapi lalang.”

Sekianlah kata-kata Ayub.

KATA-KATA ELIHU

PASAL 32–37

Elihu merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat

32Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar. 2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, 3 dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan. 4 Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia. 5 Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia. 6 Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu:

  “Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi;
  oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
7 Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara,
  dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
8 Tetapi roh yang di dalam manusia,
  dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
9 Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat,
  bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
10 Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku,
  aku pun akan mengemukakan pendapatku.
11 Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu,
  aku telah memperhatikan pemikiranmu,
  hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat.
12 Kepadamulah kupusatkan perhatianku,
  tetapi sesungguhnya, tiada seorang pun yang mengecam Ayub,
  tiada seorang pun di antara kamu menyanggah perkataannya.
13 Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat;
  hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia.
14 Perkataannya tidak tertuju kepadaku,
  dan aku tidak akan menjawabnya dengan perkataanmu.
15 Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi,
  mereka tidak dapat berbicara lagi.
16 Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara,
  karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi?

17 Aku pun hendak memberi sanggahan pada giliranku,
  aku pun akan mengemukakan pendapatku.
18 Karena aku tumpat dengan kata-kata,
  semangat yang ada dalam diriku mendesak aku.
19 Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa,
  seperti kirbat baru yang akan meletup.
20 Aku harus berbicara, supaya merasa lega,
  aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan.
21 Aku tidak akan memihak kepada siapa pun
  dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapa pun,
22 karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung;
  jika demikian, maka segera Pembuatku akan mencabut nyawaku.”

Komentar

3. Kemenangan atas godaan

Kitab Ayub menunjukkan satu dan bahkan untuk semuanya bahwa dosa dan penderitaan tidak secara langsung berhubungan dengan dosa seseorang atau ketidakberdosaan orang tersebut. Inti dari kitab Ayub adalah bahwa, meskipun Ayub tidak sempurna (13:26; 14:17), itu bukanlah dosa Ayub yang menyebabkan penderitaannya. Ayub adalah 'tidak bercela dan jujur; dia takut pada Tuhan dan menjauhi kejahatan' (1:1).

Ayub mengetahui bahwa terlepas dari tuduhan teman-temannya, ia memiliki hati nurani yang tidak bercela. Seolah-olah dia telah diadili, menghadapi 'penuduh' di dermaga dengan 'dakwaan' (31:35) terhadapnya. Dalam renungan hari ini, dia memberikan pembelaannya (Ay.35).

Kehidupan Ayub adalah sebuah contoh, inspirasi, sekaligus tantangan. Ini adalah gambaran yang indah tentang kehidupan suci dan benar.

\t*Jagalah dirimu suci
Dia berkata, 'Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?’ (Ay.1). Dia tidak tertarik (Ay.9) akan perzinahan. Dia menyadari bahwa 'perzinahan adalah api yang membakar rumah' (Ay.12).

\t*Hindari materialisme
Dia tidak menaruh kepercayaannya pada kekayaan (Ay.24) terlepas dari kekayaannya yang besar. Dia juga tidak menaruh harapannya pada emas murni dengan mengatakan, 'Engkaulah kepercayaanku' (Ay.24). Sekali lagi, hatinya tidak 'diam-diam terpikat' (Ay.27).

  • Kasihilah musuhmu
    Dia telah menolak godaan untuk membenci musuh-musuhnya. Dia tidak bersukacita ketika musuh-musuhnya sedang dalam kesulitan (Ay.29b) - yang merupakan godaan yang sangat kuat. Ada godaan besar untuk mengucapkan kata-kata kemarahan, tetapi Ayub tidak membiarkan 'mulutnya berbuat dosa dengan mengucapkan sumpah serapah' (Ay.30) melawan musuh-musuhnya.

\t*Bermurah hatilah Bukan hanya dalam kehidupan pribadinya bahwa ia menghindar dari dosa. Dia juga adil kepada budaknya (Ay.13). Dia tidak menyangkal 'keinginan orang miskin' (ay.16a). 'Pintu-pintunya selalu terbuka untuk para musafir' (Ay.32).

Doa

Tuhan, bantu aku untuk hidup dengan hati nurani yang bersih, untuk menjaga diriku suci dan menaruh kepercayaanku kepada Engkau sepenuhnya. Terima kasih bahwa melalui salib Yesus, Engkau memberikan pengampunan atas kegagalan di masa laluku , dan melalui kuasa Roh Kudus, aku dapat menang atas godaan.

Pippa menambahkan

Saya sangat terkesan dengan keyakinan Ayub bahwa Tuhan akan mendapati dia tidak bersalah (Ayub 31:6). Dia memberikan contoh yang sangat bagus tentang cara dia menjalani hidupnya, termasuk bahwa dia tidak menyimpan rotinya untuk dirinya sendiri (Ay.17). Saya tidak merasa bermurah hati ketika pulang ke rumah mendapati Nicky telah memberikan semua brownies cokelat yang saya buat kepada sekelompok pengunjung. Sungguh, perjalanan saya masih panjang!

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.