Hari 349

Singa dan Anak Domba

Kebijaksanaan Amsal 30:11–23
Perjanjian Baru Wahyu 5:1–14
Perjanjian Lama Ester 9:1–10:3

pengantar

Beberapa orang seperti singa, tegas, bermental baja, dan pemberani. Yang lainnya seperti anak domba. Baik hati, lemah lembut dan penurut. Kita semua diharapkan untuk menjadi seperti keduanya, yaitu seperti singa dan domba, dan untuk tahu kapan menjadi seperti singa dan kapan untuk menjadi seperti anak domba.

Tetapi, bagaimana seseorang bisa menjadi baik ‘Singa’ dan ‘Anak Domba’?

Dalam buku-buku C.S. Lewis’s Narnia, si singa, Aslan, menggambarkan Yesus. Dalam buku yang paling terkenal dari buku-bukunya, Sang Singa, Sang Penyihir dan Almari, Aslan dibunuh:

‘“Ikat dia, kataku!” ulang si Penyihir Putih... “Cukur dia dulu”... wajah Aslan yang dicukur tampak... lebih pemberani, dan lebih indah, lebih sabar dibandingkan sebelumnya. “Berangus dia!” kata si Penyihir... seluruh gerombolan makhluk menendanginya, memukulinya, meludahinya, mengolok-oloknya... mereka menyeret dan memberangus moncong si Singa ke Meja Batu.’

Lalu, ‘mereka mendengar dari belakang mereka bunyi yang keras, yaitu bunyi kertakan yang memekakkan... Meja Batu telah terbelah dua oleh retakan besar dari ujung ke ujung... Di sana, bersinar dalam cahaya mentari, lebih besar dibandingkan yang mereka lihat sebelumnya, menggoyangkan bulu tengkuknya (karena tampaknya sudah tumbuh lagi) berdirilah Aslan.’ Aslan berkata kepada mereka bahwa ‘ketika korban yang tidak berkhianat mau dibunuh menggantikan para pengkhianat, meja akan terbelah dan maut sendiri akan menyerang balik.’

Dalam kitab Wahyu, kita melihat Yesus berdiri di tengah takhta sorga. Dialah Sang Singa dan Anak Domba. Dia telah menang (5:5) dan disembelih (Ay.9). Dalam cara imaginatif dan hebat, C.S. Lewis menunjukkan bagaimana Yesus bisa menjadi baik ‘sang Singa dari suku Yehuda’ (Wahyu 5:5) dan ‘Anak Domba yang telah disembelih’ (Ay.6).

Kebijaksanaan

Amsal 30:11–23

11 Ada keturunan yang mengutuki ayahnya
  dan tidak memberkati ibunya.
12 Ada keturunan yang menganggap dirinya tahir,
  tetapi belum dibasuh dari kotorannya sendiri.
13 Ada keturunan yang berpandangan angkuh,
  yang terangkat kelopak matanya.
14 Ada keturunan yang giginya adalah pedang,
  yang gigi geliginya adalah pisau,
untuk memakan habis dari bumi orang-orang yang tertindas,
  orang-orang yang miskin di antara manusia.
15 Si lintah mempunyai dua anak perempuan:
  “Untukku!” dan “Untukku!”
Ada tiga hal yang tak akan kenyang,
  ada empat hal yang tak pernah berkata: “Cukup!”
16 Dunia orang mati, dan rahim yang mandul,
  dan bumi yang tidak pernah puas dengan air,
  dan api yang tidak pernah berkata: “Cukup!”
17 Mata yang mengolok-olok ayah,
  dan enggan mendengarkan ibu
akan dipatuk gagak lembah
  dan dimakan anak rajawali.
18 Ada tiga hal yang mengherankan aku,
  bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:
19 jalan rajawali di udara,
  jalan ular di atas cadas,
jalan kapal di tengah-tengah laut,
  dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
20 Inilah jalan perempuan yang berzinah:
  ia makan, lalu menyeka mulutnya,
  dan berkata: Aku tidak berbuat jahat.
21 Karena tiga hal bumi gemetar,
  bahkan, karena empat hal ia tidak dapat tahan:
22 karena seorang hamba, kalau ia menjadi raja,
  karena seorang bebal, kalau ia kekenyangan makan,
23 karena seorang wanita yang tidak disukai orang, kalau ia
  mendapat suami,
dan karena seorang hamba perempuan, kalau ia mendesak
  kedudukan nyonyanya.

Komentar

Dibasuh oleh Anak Domba yang telah disembelih

Kita perlu dibasuh dari dosa kita, yaitu ‘kotoran’ kita, seperti yang digambarkan penulis kitab Amsal (Ay.12). ‘Kotoran’ dosa ini datang menyamar sebagai:

  • Kegagalan untuk memberkati cukup dan kepatuhan pada orang tua (Ay.11-12,17)
  • Tinggi hati, yang datang dalam bentuk mata yang ‘angkuh’ dan tatapan yang menghina (Ay.13)
  • Kegagalan memelihara ‘orang miskin’ dan ‘yang membutuhkan’ (Ay.14)
  • Dosa seksual, yang membenarkan diri dengan berkata, ‘Aku tidak berbuat jahat’ (Ay.20)

Yang terburuknya adalah menganggap tidak perlu dibasuh (Ay.12). Hal yang luar biasa untuk dibasuh dari dosa-dosa kita.

Dalam bacaan Perjanjian Baru untuk hari ini, kita melihat seluruh ciptaan memuji Anak Domba yang telah disembelih, karena ‘dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa’ (Wahyu 5:9). Darah Yesuslah yang ‘menyucikan kita dari pada segala dosa’ (1 Yoh 1:7).

Doa

TUHAN, biarlah aku tak hanya ‘suci’ di ‘mataku sendiri’ (Ay.12). Basuh aku dengan darah Anak Domba, yang telah membeliku bagi Allah.

Perjanjian Baru

Wahyu 5:1–14

Kitab yang dimeterai dan Anak Domba

5Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. 2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” 3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. 4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. 5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”

6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. 7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. 8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”

11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 katanya dengan suara nyaring:

“Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”

13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata:

“Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”

14 Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Komentar

Menyembah Anak Domba yang juga adalah Singa

Terkadang, saya bertingkah seperti anak domba ketika seharusnya seperti singa. Saya bertingkah lembek ketika harusnya pemberani, bermental baja, dan tegas. Di waktu lain, saya bertingkah seperti singa ketika seharusnya seperti anak domba. Saya terlalu garang ketika seharusnya saya lembut dan penurut.

Yesus melawan para lawan yang kuat dengan keberanian singa: misalnya, mengusir para penukar uang dari bait Allah. Di sisi lain, terhadap wanita yang ketahuan berzinah (Yoh 8:1-11), Dia bisa saja tegas, tetapi Dia lemah lembut seperti anak domba. Tantangannya bagi kita adalah mengikuti teladan yang kita sembah.

Apa yang sedang terjadi di sorga sekarang? Yohanes mengatakan ketika dia sekilas melihat sorga, dia melihat jutaan orang menyembah Yesus: ‘sang Singa’ yang juga adalah ‘Anak Domba’. Yesus adalah kunci pemahanam sejarah dan keselamatan.

Di bumi, sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi. Apa rencana dan tujuan Allah bagi sejarah dan keselamatan? Apa rencana dan tujuan-Nya bagi hidup Anda dan saya? Gulungan yang ‘dimeterai dengan tujuh meterai’ itu (Wahyu 5:1) mungkin menggambarkan rencana dan tujuan Allah.

Tak ada seorang pun di sorga atau di bumi, atau di bawah bumi, yang layak membuka gulungan itu atau bahkan melihat ke dalamnya, kecuali Yesus: ‘Singa dari suku Yehuda’ yang ‘telah menang’ (Ay.2-5).

Di sini berdirilah Yesus dalam segala kemuliaan dan kemegahan-Nya. Hanya Yesus yang bisa membuka rahasia sejarah, rencana keselamatan Allah dan tujuan-Nya bagi tiap hidup kita.

Sang Singa adalah juga Anak Domba: ‘seekor Anak Domba seperti telah disembelih... Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu’ (Ay.6-8).

Anak Domba itu disembah oleh seluruh tatanan yang telah diciptakan dan seluruh jemaat tersungkur di hadapan-Nya.

Di sinilah fakta yang luar biasa. Doa Anda di bumi mempengaruhi penyembahan sorga: ‘masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus’ (Ay.8). Doa Anda mengisi cawan-cawan emas sorga. Doa Anda benar-benar membuat perbedaan.

‘Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "... dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi”’ (Ay.9-10).

‘Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa’ (Ay.11). Ada lebih dari ratusan juta malaikat menyembah Yesus:

‘“Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”’ (Ay.12).

Ada sesuatu yang luar biasa hebat mengenai sekumpulan besar orang yang menyembah Yesus bersama.

Di sini kita melihat kegiatan sorga adalah menyembah Yesus. Anda akan melantunkan lagu-lagu penebusan. Seluruh sorga memuji (Ay.13). Ada orkestra megah dan paduan suara yang membahana dan segala jenis musik dalam harmoni. Anda diciptakan untuk menyembah kemuliaan Allah, yang diungkapkan dalam Yesus Kristus, sang Singa yang juga Anak Domba.

Doa

TUHAN, aku menyembah-Mu sebagai sang Singa suku Yehuda yang telah menang, dan Anak Domba yang telah disembelih. TUHAN, aku ingin menjadi lebih seperti Yesus dan tahu kapan menjadi tegas dan pemberani laksana singa dan kapan menjadi lembut dan penurut ibarat anak domba.

Perjanjian Lama

Ester 9:1–10:3

Tindakan orang Yahudi terhadap musuhnya

9Dalam bulan yang kedua belas – yakni bulan Adar –, pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. 2 Maka berkumpullah orang Yahudi di dalam kota-kotanya di seluruh daerah raja Ahasyweros, untuk membunuh orang-orang yang berikhtiar mencelakakan mereka, dan tiada seorang pun tahan menghadapi mereka, karena ketakutan kepada orang Yahudi telah menimpa segala bangsa itu. 3 Dan semua pembesar daerah dan wakil pemerintahan dan bupati serta pejabat kerajaan menyokong orang Yahudi, karena ketakutan kepada Mordekhai telah menimpa mereka. 4 Sebab Mordekhai besar kekuasaannya di dalam istana raja dan tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karena Mordekhai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya. 5 Maka orang Yahudi mengalahkan semua musuhnya: mereka memukulnya dengan pedang, membunuh dan membinasakannya; mereka berbuat sekehendak hatinya terhadap pembenci-pembenci mereka. 6 Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi membunuh dan membinasakan lima ratus orang. 7 Juga Parsandata, Dalfon, Aspata, 8 Porata, Adalya, Aridata, 9 Parmasta, Arisai, Aridai dan Waizata, 10 kesepuluh anak laki-laki Haman bin Hamedata, seteru orang Yahudi, dibunuh oleh mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 11 Pada hari itu juga jumlah orang-orang yang terbunuh di dalam benteng Susan disampaikan ke hadapan raja. 12 Lalu titah raja kepada Ester, sang ratu: “Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi telah membunuh dan membinasakan lima ratus orang beserta kesepuluh anak Haman. Di daerah-daerah kerajaan yang lain, entahlah apa yang diperbuat mereka. Dan apakah permintaanmu sekarang? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu lagi? Niscaya dipenuhi.” 13 Lalu jawab Ester: “Jikalau baik pada pemandangan raja, diizinkanlah kiranya kepada orang Yahudi yang di Susan untuk berbuat besok pun sesuai dengan undang-undang untuk hari ini, dan kesepuluh anak Haman itu hendaklah disulakan pada tiang.” 14 Raja pun menitahkan berbuat demikian; maka undang-undang itu dikeluarkan di Susan dan kesepuluh anak Haman disulakan orang. 15 Jadi berkumpullah orang Yahudi yang di Susan pada hari yang keempat belas bulan Adar juga dan dibunuhnyalah di Susan tiga ratus orang, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 16 Orang Yahudi yang lain, yang ada di dalam daerah kerajaan, berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta mendapat keamanan terhadap musuhnya; mereka membunuh tujuh puluh lima ribu orang di antara pembenci-pembenci mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 17 Hal itu terjadi pada hari yang ketiga belas dalam bulan Adar. Pada hari yang keempat belas berhentilah mereka dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita.

18 Akan tetapi orang Yahudi yang di Susan berkumpul, baik pada hari yang ketiga belas, baik pada hari yang keempat belas dalam bulan itu. Lalu berhentilah mereka pada hari yang kelima belas dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 19 Oleh sebab itu orang Yahudi yang di pedusunan, yakni yang diam di perkampungan merayakan hari yang keempat belas bulan Adar itu sebagai hari sukacita dan hari perjamuan, dan sebagai hari gembira untuk antar-mengantar makanan.

Penetapan hari raya Purim

20 Maka Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkan surat-surat kepada semua orang Yahudi di seluruh daerah raja Ahasyweros, baik yang dekat baik yang jauh, 21 untuk mewajibkan mereka, supaya tiap-tiap tahun merayakan hari yang keempat belas dan yang kelima belas bulan Adar, 22 karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin. 23 Maka orang Yahudi menerima sebagai ketetapan apa yang sudah dimulai mereka melakukannya dan apa yang ditulis Mordekhai kepada mereka. 24 Sesungguhnya Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru semua orang Yahudi itu, telah merancangkan hendak membinasakan orang Yahudi dan dia pun telah membuang pur – yakni undi – untuk menghancurkan dan membinasakan mereka, 25 akan tetapi ketika hal itu disampaikan ke hadapan raja, maka dititahkannyalah dengan surat, supaya rancangan jahat yang dibuat Haman terhadap orang Yahudi itu dibalikkan ke atas kepalanya. Maka Haman beserta anak-anaknya disulakan pada tiang. 26 Oleh sebab itulah hari-hari itu disebut Purim, menurut kata pur. Oleh sebab itu jugalah, yakni karena seluruh isi surat itu dan karena apa yang dilihat mereka mengenai hal itu dan apa yang dialami mereka, 27 orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri dan keturunannya dan bagi sekalian orang yang akan bergabung dengan mereka, bahwa mereka tidak akan melampaui merayakan kedua hari itu tiap-tiap tahun, menurut yang dituliskan tentang itu dan pada waktu yang ditentukan, 28 dan bahwa hari-hari itu akan diperingati dan dirayakan di dalam tiap-tiap angkatan, di dalam tiap-tiap kaum, di tiap-tiap daerah, di tiap-tiap kota, sehingga hari-hari Purim itu tidak akan lenyap dari tengah-tengah orang Yahudi dan peringatannya tidak akan berakhir dari antara keturunan mereka.

29 Lalu Ester, sang ratu, anak Abihail, menulis surat, bersama-sama dengan Mordekhai, orang Yahudi itu; surat yang kedua tentang hari raya Purim ini dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. 30 Lalu dikirimkanlah surat-surat kepada semua orang Yahudi di dalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia, 31 supaya hari-hari Purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu, dan oleh Ester, sang ratu, dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka, mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap. 32 Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim itu, kemudian dituliskan di dalam kitab.

Kebesaran Mordekhai

10Maka raja Ahasyweros mengenakan upeti atas negeri dan daerah-daerah pesisir juga. 2 Segala perbuatannya yang hebat serta gagah dan pemberitaan yang seksama tentang kebesaran yang dikaruniakan raja kepada Mordekhai, bukankah semuanya itu tertulis di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia? 3 Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.

Komentar

Merayakan kemenangan sang Singa dari suku Yehuda

Yesus adalah sang Singa yang membalikkan keadaan kepada musuh-musuh rohani kita. Dialah alasan adanya perjamuan, sukacita, dan perayaan. Pada akhirnya, Dialah alasan kita memberi hadiah di hari Natal, untuk merayakan kedatangan dan kemenangan-Nya.

Ester seperti Kristus. Kehidupannya menggambarkan Yesus. Jika bukan karena campur tangannya, bangsa Yahudi akan dihancurkan. Tindakannya menimbulkan kekalahan pada pihak yang jahat, Haman, dan membawa kebebasan, sukacita, dan kejayaan umat Allah. ‘... Terjadilah yang sebaliknya... tiada seorang pun tahan menghadapi mereka...’ (9:1-2).

Percayalah pada Allah agar, pada akhirnya, apa pun kejahatan yang dirancangkan pada Anda, tidak berefek apa-apa. Allah telah berjanji, dalam Yesus, untuk memberikan Anda kemenangan yang telak

Sementara itu, milikilah keberanian seperti Ester dan Mordekhai yang laksana singa dan kemauan mereka untuk mengorbankan diri laksana Anak Domba dalam kepatuhan pada tujuan Allah.

Hal ini menuntun pada pembebasan umat Allah dari penindasan. Mereka merayakan dengan banyak makanan dan sukacita. Hari gembira dan antar-mengantar makanan (Ay.17-19).

Peristiwa-peristiwa ini menjadi pendahuluan akan peristiwa kemenangan besar sang Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud (Wahyu 5:5), melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus.

Yesus membuat: ‘dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin’ (Ester 9:22). Hal ini juga harus menjadi bagian dari perayaan kita.

Doa

TUHAN, terimakasih atas kemenangan sang Singa, yang juga adalah Anak Domba yang telah disembelih. ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ (Wahyu 5:13).

Pippa menambahkan

Wahyu 5:8b

‘... Masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.’

Saya menyukai fakta bahwa cawan-cawan itu terbuat dari emas. Itu menunjukkan bahwa doa kita berharga. Dan, semua doa kita, bahkan doa saya juga termasuk di dalamnya.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Gather with other leaders who will challenge, inspire and refresh you at the Leadership Conference 2022, online event, on 2 and 3 May 2022. Register your interest: https://www.leadershipconference.org.uk

C.S. Lewis, in The Lion, the Witch and the Wardrobe, (London: HarperCollins) pp.138–140,146–148,166.

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.