Enam Karakteristik Kehidupan Kekudusan
pengantar
Apakah Anda mencoba menyesuaikan Yesus dengan rencanamu? Atau apakah Anda mengerjakan rencana Anda di sekitar Yesus?
‘Tuhan tidak dapat masuk ke dalam rencana kita, melainkan kitalah yang harus masuk dalam rencana-Nya,’ tulis Eugene Peterson. ‘Kita tidak dapat menggunakan Tuhan - Tuhan bukanlah alat atau barang atau kartu kredit. Kudus adalah kata yang membedakan Tuhan dan melampaui upaya kita untuk meminta Dia agar memenuhi keinginan atau untuk mewujudkan kehendak kita di dunia. Kudus berarti bahwa Allah hidup menurut ketentuan-Nya, hidup dengan cara-Nya melampaui pengalaman dan imajinasi kita. Kudus mengacu pada kehidupan dengan kemurnian yang sangat kuat yang mengubah segala hal yang disentuhnya menjadi kudus.'
Kata Ibrani ‘kudus’ (qadosh) mungkin awalnya berarti ‘terpisah’ atau ‘disisihkan’. Kata itu digunakan untuk menggambarkan 'keleluasaan' Tuhan, dan bagaimana karakter dan alam-Nya jauh lebih besar dan lebih indah daripada orang atau benda lain mana pun. Untuk sesuatu yang lain menjadi 'kudus' hanya berarti untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan. Anda menjadi kudus sejauh mana Anda mengkhususkan hidup untuk-Nya dan tindakan Anda mencerminkan sifat-sifat-Nya. Kekudusan dan keutuhan sangat erat kaitannya, dan Tuhan menginginkan seluruh hidup Anda.
Mazmur 27:1–6
Aman dalam perlindungan Allah
27Dari Daud.
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku,
kepada siapakah aku harus takut?
Tuhan adalah benteng hidupku,
terhadap siapakah aku harus gemetar?
2 Ketika penjahat-penjahat menyerang aku
untuk memakan dagingku,
yakni semua lawanku dan musuhku,
mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3 Sekalipun tentara berkemah mengepung aku,
tidak takut hatiku;
sekalipun timbul peperangan melawan aku,
dalam hal itu pun aku tetap percaya.
4 Satu hal telah kuminta kepada Tuhan,
itulah yang kuingini:
diam di rumah Tuhan
seumur hidupku,
menyaksikan kemurahan Tuhan
dan menikmati bait-Nya.
5 Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya
pada waktu bahaya;
Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya,
Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
6 Maka sekarang tegaklah kepalaku,
mengatasi musuhku sekeliling aku;
dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai;
aku mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan.
Komentar
Menyembah Tuhan dalam keindahan kekudusan
Bagaimana Anda menjalani hidup tanpa rasa takut?
Daud punya banyak alasan untuk menjadi takut. Dia dikelilingi oleh 'pengacau', 'pengganggu' dan 'penjahat' (Ay.2). Namun dia berkata, ‘kepada siapakah aku harus takut?’ (Ay.1). ‘Sekalipun tentara berkemah mengepung aku... dalam hal itupun aku tetap percaya’ (Ay.3). Bagaimana Anda bisa percaya diri dalam menghadapi pertentangan dan serangan?
Fokus di dalam hidup Daud adalah menyembah. Dia fokus pada 'satu hal' (Ay.4). Dan hal ini adalah prioritas nomor satu Daud. Jangan mencoba menyesuaikan Tuhan dengan rencana Anda. Buatlah rencana Anda di sekitar prioritas penyembahan Anda pada Allah.
Daud memberikan gambaran yang luar biasa tentang penyembahan. Hal yang ingin dia lakukan lebih dari apa pun adalah 'memandang keindahan Tuhan dan mencari Dia di bait-Nya' (Ay.4b). Di sana dia akan ‘mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan’ (Ay.6b).
Saya menyukai ungkapan 'keindahan Tuhan' (Ay.4b). Kata Yunani untuk ‘keindahan’ (kalos) adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus (Markus 7:37). Dostoevsky menggambarkan Yesus sebagai 'kecantikan tanpa batas'. Yesus tidak memiliki kecantikan lahiriah (Yesaya 53:2–3); Dia memiliki jenis keindahan yang berbeda – keindahan kekudusan.
Sewaktu Anda mencari Tuhan dan memandang keindahan Tuhan dalam penyembahan, Ia mengangkatmu di atas semua gangguan, ketakutan, dan godaan. Seperti yang dikatakan Daud, 'Bait-Nya adalah satu-satunya tempat yang tenang dan aman dalam dunia yang bising... Tuhan menegakkan kepalaku dan bahuku di atas mereka yang mencoba menarik aku ke bawah' (Mazmur 27:5-6 TB).
Doa
Tuhan, satu hal yang ingin aku minta bahwa aku boleh tinggal dirumah-Mu sepanjang hari dalam hidupku, untuk memandang keindahan-Mu.
Markus 9:33–10:12
Siapa yang terbesar di antara para murid
(Mat. 18:1-5; Luk. 9:46-48)
33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan
(Luk. 9:49-50)
38 Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 39 Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”
Siapa yang menyesatkan orang
Tentang garam
(Mat. 18:6-9; Luk. 17:1-2)
42 “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [44 di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [46 di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?
Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”
Perceraian
(Mat. 19:1-9) 10Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. 2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: “Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?” 3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Apa perintah Musa kepada kamu?” 4 Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” 5 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 11 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”
Komentar
Melayani Tuhan dalam kehidupan kekudusan
Bagaimana sikap kita terhadap pelayanan kristen lainnya dan gereja-gereja kristen lainnya?
Perpecahan di antara para pengikut Yesus dimulai sejak dini! Para murid mulai berdebat tentang siapa yang terbesar (9:33-34). Dalam konteks ini, Yesus berbicara kepada mereka tentang karakteristik kehidupan kekudusan.
Kerendahan hati
Yesus mengatakan kepada mereka untuk tidak bersaing menjadi nomor satu danselalu ada godaan untuk membandingkan diri dengan yang lain. Kecemburuan dan persaingan adalah suatu bahaya yang besar. Yesus berkata, ‘Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya’ (Ay.35). Pemimpin dipanggil untuk melayani dengan rendah hati.Kasih
’Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku"' (Ay.36–37). Kasihilah dan sambutlah semua orang, bahkan mereka yang tidak dapat melakukan apa pun untukmu - yang masih sangat muda, yang lemah, yang miskin – maka ketika Anda melakukannya pada mereka, Anda juga melakukannya pada Yesus.Toleransi
Yesus memberi tahu para murid agar tidak mengabaikan atau menghakimi orang lain yang melakukan hal 'dalam nama Yesus' hanya karena mereka bukan bagian dari kelompok para murid (Ay.38–39, 41) atau melakukan hal-hal dengan cara yang berbeda dengan cara Anda melakukannya. Adalah suatu kesalahan jika mengabaikan orang Kristen lainnya, golongan agama lain atau organisasi lain karena mereka bukan 'salah satu dari kita' (Ay.38).Disiplin
Kita terkadang mentoleransi dosa dalam kehidupan kita sendiri, tetapi tidak bertoleransi terhadap dosa orang lain. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap toleran terhadap orang lain, namun tidak bertoleransi tentang dosa dalam kehidupan kita sendiri (Ay.42–49).
Tentu saja, Yesus tidak berbicara tentang dosa secara literal. Sebaliknya, Dia menggunakan bahasa kiasan tentang apa yang kita lakukan (dengan tangan kita, Ay.43), tempat kita pergi (dengan kaki kita, Ay.45) dan apa yang kita lihat (dengan mata kita, Ay.47). Jadilah disiplin, tanpa kompromi, dan radikal dengan dosa. Seringkali yang menyebabkan perpecahan adalah dosa. Yesus memanggil kita untuk menjadi radikal dalam menjalani kehidupan kekudusan.
Perdamaian
Yesus mengatakan kepada mereka untuk tidak berdebat tetapi untuk berdamai. Yesus merindukan murid-murid-Nya untuk bergaul satu sama lain, untuk berhenti berdebat dan 'berdamai satu sama lain' (Ay.50). Belakangan ini, Dia berdoa agar kita menjadi satu, maka dunia ini menjadi percaya (Yohanes 17:21).Kesetiaan
Yesus memanggil kita untuk setia dalam pernikahan. Dia menunjukkan bahwa izin perceraian Musa adalah pengakuan dan bukan perintah. Maksud Allah mengenai pernikahan adalah kesetiaan seumur hidup. Suami dan istri begitu erat bersatu sehingga mereka menjadi satu daging: ‘sehingga keduanya itu menjadi satu daging’ (Markus 10:8). Ini adalah asal-usul kata-kata indah dalam prosesi pemberkatan pernikahan, yang mengikuti penggabungan tangan dan pertukaran sumpah: ‘Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ (Ay.9).
Doa
Tuhan, bantu aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu untuk hidup kudus dan mengembangkan karakteristik kerendahan hati, cinta, toleransi, disiplin, kedamaian, dan kesetiaan.
Imamat 1:1–3:17
Korban bakaran
1Tuhan memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: 2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada Tuhan, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.
3 Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya Tuhan berkenan akan dia. 4 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya. 5 Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan Tuhan, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan. 6 Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu. 7 Anak-anak imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu. 8 Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah. 9 Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. 10 Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. 11 Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan Tuhan, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. 12 Kemudian haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah. 13 Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan.
14 Jikalau persembahannya kepada Tuhan merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati. 15 Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah. 16 Temboloknya serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan dibuang ke samping mezbah sebelah timur, ke tempat abu. 17 Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan.”
Korban sajian
2“Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada Tuhan, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya. 2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. 3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian Tuhan.
4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. 5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi. 6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian. 7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama minyak. 8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada Tuhan, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah. 9 Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. 10 Korban sajian selebihnya adalah bagian Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian Tuhan!
11 Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada Tuhan janganlah diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatu pun sebagai korban api-apian bagi Tuhan. 12 Tetapi sebagai persembahan dari hasil pertama boleh kamu mempersembahkannya kepada Tuhan, hanya janganlah dibawa ke atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan. 13 Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada Tuhan, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu. 15 Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan ke atasnya; itulah korban sajian. 16 Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi Tuhan.”
Korban keselamatan
3“Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan Tuhan. 2 Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. 3 Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai korban api-apian bagi Tuhan, 4 dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu. 5 Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah, yakni di atas korban bakaran yang sedang dibakar di atas api, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan.
6 Jikalau persembahannya untuk korban keselamatan bagi Tuhan adalah dari kambing domba, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia mempersembahkan yang tidak bercela. 7 Jikalau ia mempersembahkan seekor domba sebagai persembahannya, ia harus membawanya ke hadapan Tuhan. 8 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala persembahannya itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. 9 Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemaknya sebagai korban api-apian bagi Tuhan, yakni segenap ekornya yang berlemak yang harus dipotong dekat pada tulang belakang, dan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu, 10 dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang, dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu. 11 Imam harus membakarnya di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian bagi Tuhan.
12 Jikalau persembahannya seekor kambing, ia harus membawanya ke hadapan Tuhan. 13 Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala kambing itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. 14 Kemudian dari kambing itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai persembahannya berupa korban api-apian bagi Tuhan, 15 dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu. 16 Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan Tuhan.
17 Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.”
Komentar
Jadilah kudus sebagaimana Tuhan itu kudus
Bagaimana Anda menjalani kehidupan kudus ketika dunia disekitar Anda tidak kudus?
Ketika umat Allah akan memasuki tanah perjanjian, ada yang digambarkan Eugene Peterson sebagai 'jeda narasi'; sebuah 'perpanjangan waktu instruksi, persiapan yang terperinci dan teliti untuk hidup “kudus” dalam budaya suatu bangsa yang tidak memiliki gagasan sedikitpun tentang apa itu “kudus”.'
'Pertama', dia menulis, 'bahwa setiap detail kehidupan kita dipengaruhi oleh kehadiran Allah yang suci ini.' Anda dipanggil untuk menjalani kekudusan dalam setiap aspek kehidupan Anda sehari-hari. Kedua, dia melanjutkan, 'Allah menyediakan jalan (pengorbanan dan perayaan dan hari Sabat) untuk membawa segala sesuatu masuk dan juga kita ke hadirat-Nya yang kudus, diubah dalam nyala api yang kudus.'
Bahasa Imamat terdengar sangat aneh bagi telinga kita saat ini. Hukum mengharuskan pengorbanan itu sempurna - 'tanpa cacat' (1:3). Melalui pengorbanan, ‘pendamaian’ terjadi (Ay.4). Secara simbolis, melalui penumpangan tangan di atas kepala lembu jantan, kambing, dan domba (misalnya 3:2,8) dosa diteruskan kepada seorang pengganti yang akan dikorbankan atas nama umat manusia. Darah korban sangat penting (1:5; 3:2, 8,13).
Semua ini hanya dapat dipahami sepenuhnya dalam terang Perjanjian Baru. Penulis Ibrani memberi tahu kita bahwa 'tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan' (Ibrani 9:22). Dia memberi tahu kita bahwa hukum adalah ‘perlambang’ (Ay.23) dan 'bayangan' (10:1). Dengan kata lain, ini hanyalah bayangan dan gambaran sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih indah.
Dia menulis, ‘Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri... Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa’ (Ay.4).
Semua ini mengarah pada, ‘persembahan tubuh Yesus Kristus yang dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya’ (Ay.14). ‘Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan’ (Ay.14). Kita menerima pengampunan total; ‘tidak perlu lagi ada persembahan korban karena dosa’ (Ay.18).
Jadi, Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa tidak satu pun dari pengorbanan ini dibutuhkan lagi. Namun, mereka membentuk latar belakang pengorbanan Yesus dan membantu kita memahami betapa menakjubkannya hal itu. Kekudusan dimulai dengan menaruh iman Anda pada apa yang telah Yesus lakukan bagi Anda dan meminta Roh Kudus untuk datang ke dalam hidup untuk membantu Anda memulai hidup yang kudus.
Dalam rasa syukur atas semua yang telah Tuhan lakukan untuk Anda, dengan pengorbanan Yesus atas nama Anda, persembahkan tubuhmu sebagai 'korban yang hidup, kudus dan berkenan bagi Allah - ini adalah ibadah yang sejati’ (Roma 12:1–2).
Doa
Tuhan, dengan penuh rasa syukur, aku mempersembahkan tubuhku sebagai korban yang hidup. Tolong aku, melalui Roh Kudus-Mu yang hidup di dalamku, untuk menjadi kudus sebagaimana Engkau kudus.
Pippa menambahkan
Yesus berkata, ’Berdamailah satu sama lain’ (Markus 9:50). Itu akan memecahkan sebagian besar masalah di dunia!
App
Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.
Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Eugene Peterson, The Message: ‘Introduction to Leviticus’, (NavPress 2007)
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.