Hari 77

Jika Rumputnya Tampak Lebih Hijau, Itu Mungkin Rumput Buatan

Kebijaksanaan Amsal 7:6–20
Perjanjian Baru Lukas 2:1–20
Perjanjian Lama Bilangan 5:11–6:27

pengantar

Sebuah iklan papan reklame oleh sebuah agensi daring menawarkan jasa kencan bagi pria dan wanita yang sudah menikah yang ingin selingkuh. Agensi tersebut sama sekali tidak sendirian dalam pasar ini. Yang baru adalah mereka telah menjalankan kampanye pengiklanan ekstensif secara khusus pada papan-papan reklame besar dekat jalur cepat dengan slogan, ‘Rumputnya selalu lebih hijau.’

Pada dasarnya, mereka menghasilkan uang yang melemahkan iman orang dan membuat orang tidak setia. Mungkin menarik, tapi kenyataannya, bisa menghancurkan hidup orang termasuk juga hidup pasangannya, keluarganya serta anak-anaknya.

Yesus menempatkan kesetiaan bersama keadilan dan belas kasihan (Matius 23:23). Kesetiaan adalah salah satu buah Roh Kudus (Galatia 5:22). Bunda Teresa pernah berkata, ‘Saya tidak berdoa agar sukses. Saya meminta kesetiaan.’

Kesetiaan Allah kepada kita memberikan kita teladan untuk diikuti dalam hubungan kita. Kesetiaan harus diperjuangkan dalam pernikahan, pertemanan, dan dalam hubungan kita dengan Allah.

Kebijaksanaan

Amsal 7:6–20

6 Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat,
  dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku,
7 kulihat di antara yang tak berpengalaman,
  kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,
8 yang menyeberang dekat sudut jalan,
  lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu,
9 pada waktu senja, pada petang hari,
  di malam yang gelap.
10 Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan,
  berpakaian sundal dengan hati licik;
11 cerewet dan liat perempuan ini,
  kakinya tak dapat tenang di rumah,
12 sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan,
  dekat setiap tikungan ia menghadang.
13 Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya,
  dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya:
14 “Aku harus mempersembahkan korban keselamatan,
  dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu.
15 Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau,
  untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau.
16 Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku,
  kain lenan beraneka warna dari Mesir.
17 Pembaringanku telah kutaburi
  dengan mur, gaharu dan kayu manis.
18 Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari,
  dan bersama-sama menikmati asmara.
19 Karena suamiku tidak di rumah,
  ia sedang dalam perjalanan jauh,
20 sekantong uang dibawanya,
  ia baru pulang menjelang bulan purnama.”

Komentar

Setia dalam hubungan

Kitab Amsal memperingatkan bahaya ketidaksetiaan. Kita dapat melihat dalam renungan ini kebodohan baik pria dan wanita yang terlibat dalam hubungan seksual di luar nikah.

Ada perbedaan yang begitu kontras dalam kitab Amsal antara cara dua wanita yang sangat berbeda. Di satu sisi, ada ‘Perempuan Bijak’ (lihat pasal 8) dan di sisi lain ada ‘preempuan sundal’ (dalam pasal ini). Banyak ajaran tersebut ditunjukkan sebagai nasihat bapa kepada putranya (meski relevan dengan kita semua). Bapa mendorong putranya untuk menganut ‘Perempuan Bijak’, dan menjauhi ‘perempuan sundal’ dalam situasi apapun.

Dikatakan bahwa, ‘Kesempatan yang mengetok. Tetapi godaan yang bersandar di bel pintu.’ Godaan seksual merajalela, ‘dekat setiap tikungan ia menghadang’ (7:12). Kepuasannya instan tetapi menjerumuskan. Kata perempuan sundal itu, ‘Marilah kita... bersama-sama menikmati asmara’ (Ay.18).

Terkadang orang mencoba membenarkan ketidaksetiaan dengan kata ‘cinta kasih’. Namun, sebenarnya tidak ada cinta kasih di situ. Cintanya tidaklah dalam atau awet. Hanya bertahan ‘hingga pagi hari’ (Ay.18a). Yang terburuk, tunduk pada godaan-godaan ini mengakibatkan ketidaksetiaaan: ‘Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh’ (Ay.19).

Orang yang mengikuti jalan ini tidak berpengalaman (Ay.7). Kesalahannya tidak menjauh, tapi menuju ‘dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu’ (Ay.8). Hidup setia tidak berawal dengan menjauhi perbuatan serong, tapi dengan akal budi dan dalam hati Anda. Bagian tipu daya ketidaksetiaan terdapat dalam rahasia, ‘pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap’ (Ay.9).

Ketidaksetiaan berpotensi merusak pernikahan, atau pernikahan di masa depan, dan menghancurkan hidup. Itulah kenapa di hari pernikahan, kedua mempelai berjanji setia satu sama lain, selama keduanya hidup. Seperti yang sering dikatakan, ‘Rumputnya tidak lebih hijau di sisi lain pagar, lebih hijau dimana kita menyiramnya.’ Faktanya, ‘Jika rumputnya tampak lebih hijau, mungkin itu rumput buatan.’

Doa

TUHAN, bantu aku untuk setia dalam tiap hubunganku. Bantu mereka yang menikah untuk setia pada sumpah pernikahan mereka. Jagai dan lindungi pernikahan dalam jemaat dan masyarakat kami.

Perjanjian Baru

Lukas 2:1–20

Kelahiran Yesus

(Mat. 1:18-25)
2Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. 2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. 3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, – karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud – 5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. 6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, 7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Gembala-gembala

8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi
dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” 16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Komentar

Setia pada panggilan, janji dan pesan Allah

Kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam kelahiran Yesus sangat menginspirasi.

  1. Setia pada panggilan Allah

Dalam penjelasan ini, kita membaca bagaimana Yusuf menuju Betlehem, ‘supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung’ (Ay.5).

Mungkin tidak tampak bagus. Yusuf tahu bahwa Maria setia. Bagaimanapun, dia pastinya tahu bahwa bagi semua orang, tampaknya Maria tidak setia. Godaan hendak memisahkannya dari Maria (penjelasan di Matius 1:19 bahkan mengatakan dia berpikir hendak menceraikan Maria dengan diam-diam sampai malaikat TUHAN berbicara padanya).

Bagaimanapun, Yusuf setia kepada panggilan Allah dan kepada Maria, tak peduli bagaimana kelihatannya dari luar.

  1. Setia pada janji-janji Allah

Maria pasti kebingungan akan apa yang terjadi. Namun, dia percaya apa yang telah dikabarkan. Dia setia pada janji-janji yang diterimanya. Dia ‘menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya’ (Lukas 2:19).

Ini teladan yang luar biasa akan apa yang harus diperbuat dengan nubuatan, dan firman lain yang Anda rasakan bisa jadi dari Allah. Terkadang, Anda perlu menyimpannya untuk diri sendiri. Seperti Maria, jangan berkoar-koar dan di saat yang sama, bukalah hati. Hargai janji Allah pada Anda dan simpan dalam hati.

  1. Setia pada pesan Allah

Pesan kepada para gembala bagaimanapun sangat berbeda. Itu adalah kabar baik bagi seluruh bangsa (Ay.10). Ketika mereka menemukan bayi dalam palungan seperti penggambaran malaikat, ‘mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka...’ (Ay.17). Anda juga telah dipercayakan dengan pesan ajaib tentang Yesus dan dipanggil untuk ‘memberitakan pesan sukacita’.

  1. Percaya Allah itu setia

Dari semuanya itu, ini adalah penjelasan tentang kesetiaan Allah. Segala yang Allah janjikan kepada Maria, Yusuf dan para gembala, terjadi ‘sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka’ (Ay.20). Namun, kesetiaan Allah kepada mereka baru sebagian dari sesuatu yang jauh lebih besar.

Kita mulai melihat bagaimana Yesus adalah penggenapan seluruh janji Allah dalam Perjanjian Lama. Dia lahir di ‘kota Daud’ (Ay.11), dan bapa duniawi-Nya ‘berasal dari keluarga dan keturunan Daud’ (Ay.4). Dialah Raja yang dijanjikan berdasarkan Perjanjian Lama, ‘Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan’ (Ay.11).

Inilah ‘kesukaan besar untuk seluruh bangsa’ (Ay.10). Kita dapat melihat di sini sekilas apa artinya itu bagi kita. Yesus adalah Juruselamat Anda (Ay.11). Dengan melalui-Nyalah, Anda bisa mengenal kedamaian dan perkenanan Allah (Ay.14). Anda tak lagi perlu memikul beban ketakutan (‘Jangan takut’, Ay.10a). Dengan mengenal Kristus, Anda mengenal Allah. Dia sendiri Allah; Dialah Tuhan (Ay.11). Kesetiaan dan kasih Allah adalah dasar dari segala sesuatu yang dibangun.

Doa

Terimakasih, TUHAN, atas kesetiaan-Mu padaku dalam Kristus Yesus. Terimakasih karena Engkau memberiku harapan, sukacita, kebebasan dan tujuan. Bantu aku untuk setia menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa (Ay.10).

Perjanjian Lama

Bilangan 5:11–6:27

Hukum mengenai perkara cemburuan

11 Tuhan berfirman kepada Musa: 12 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap suaminya, 13 dan laki-laki lain tidur dan bersetubuh dengan perempuan itu, dengan tidak diketahui suaminya, karena tinggal rahasia bahwa perempuan itu mencemarkan dirinya, tidak ada saksi terhadap dia, dia tidak kedapatan, 14 dan apabila kemudian roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, dan perempuan itu memang telah mencemarkan dirinya, atau apabila roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, walaupun perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, 15 maka haruslah orang itu membawa isterinya kepada imam. Dan orang itu harus membawa persembahan karena perempuan itu sebanyak sepersepuluh efa tepung jelai, yang ke atasnya tidak dituangkannya minyak dan yang tidak dibubuhinya kemenyan, karena korban itu ialah korban sajian cemburuan, suatu korban peringatan yang mengingatkan kepada kedurjanaan. 16 Maka haruslah imam menyuruh perempuan itu mendekat dan menghadapkannya kepada Tuhan. 17 Lalu imam harus membawa air kudus dalam suatu tempayan tanah, kemudian harus memungut debu yang ada di lantai Kemah Suci dan membubuhnya ke dalam air itu. 18 Apabila imam sudah menghadapkan perempuan itu kepada Tuhan, haruslah ia menguraikan rambut perempuan itu, lalu meletakkan korban peringatan, yakni korban sajian cemburuan, ke atas telapak tangan perempuan itu, sedang di tangan imam haruslah ada air pahit yang mendatangkan kutuk. 19 Maka haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan berkata kepadanya: Jika tidak benar ada laki-laki yang tidur dengan engkau, dan jika tidak engkau berbuat serong kepada kecemaran, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, maka luputlah engkau dari air pahit yang mendatangkan kutuk ini; 20 tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau – 21 dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu – maka Tuhan kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu, 22 sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin.

23 Lalu imam harus menuliskan kutuk itu pada sehelai kertas dan menghapusnya dengan air pahit itu, 24 dan ia harus memberi perempuan itu minum air pahit yang mendatangkan kutuk itu, dan air itu akan masuk ke dalam badannya dan menyebabkan sakit yang pedih. 25 Maka haruslah imam mengambil korban sajian cemburuan dari tangan perempuan itu lalu mengunjukkannya ke hadapan Tuhan, dan membawanya ke mezbah. 26 Sesudah itu haruslah imam mengambil segenggam dari korban sajian itu sebagai bagian ingat-ingatannya dan membakarnya di atas mezbah, kemudian memberi perempuan itu minum air itu. 27 Setelah terjadi demikian, apabila perempuan itu memang mencemarkan dirinya dan berubah setia terhadap suaminya, air yang mendatangkan sumpah serapah itu akan masuk ke badannya dan menyebabkan sakit yang pedih, sehingga perutnya mengembung dan pahanya mengempis, dan perempuan itu akan menjadi sumpah kutuk di antara bangsanya. 28 Tetapi apabila perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, melainkan ia suci, maka ia akan bebas dan akan dapat beranak.” 29 Itulah hukum tentang perkara cemburuan, kalau seorang perempuan telah berbuat serong dan mencemarkan dirinya, padahal ia di bawah kuasa suaminya, 30 atau kalau roh cemburu menguasai seorang laki-laki, sehingga ia cemburu terhadap isterinya; ia harus menghadapkan perempuan itu kepada Tuhan dan imam haruslah melaksanakan seluruh hukum ini kepada perempuan itu. 31 Laki-laki itu akan bebas dari pada salah, tetapi perempuan itu haruslah menanggung akibat kesalahannya.

Hukum mengenai kenaziran

6Tuhan berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila seseorang, laki-laki atau perempuan, mengucapkan nazar khusus, yakni nazar orang nazir, untuk mengkhususkan dirinya bagi Tuhan, 3 maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari anggur dan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang kering. 4 Selama waktu kenazirannya janganlah ia makan sesuatu apa pun yang berasal dari pohon anggur, dari bijinya sampai kepada pucuk rantingnya. 5 Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi Tuhan, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang. 6 Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi Tuhan, janganlah ia dekat kepada mayat orang; 7 bahkan apabila mati ayahnya ataupun ibunya, saudaranya laki-laki ataupun saudaranya perempuan, janganlah ia menajiskan dirinya kepada mereka, sebab tanda kenaziran bagi Allahnya ada di atas kepalanya. 8 Selama waktu kenazirannya ia kudus bagi Tuhan. 9 Tetapi apabila seseorang mati di dekatnya dengan sangat tiba-tiba, sehingga ia menajiskan rambut kenazirannya, maka haruslah ia mencukur rambutnya pada hari pentahirannya, yaitu pada hari yang ketujuh haruslah ia mencukurnya. 10 Pada hari yang kedelapan haruslah ia membawa dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati kepada imam, ke pintu Kemah Pertemuan. 11 Maka haruslah imam mengolah yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang lain menjadi korban bakaran, dan mengadakan pendamaian bagi dia, oleh karena dia telah berdosa dengan berada dekat mayat. Pada hari itu juga ia harus menguduskan kepalanya 12 dan mengkhususkan waktu kenazirannya bagi Tuhan. Ia harus membawa seekor domba jantan berumur setahun menjadi korban penebus salah. Hari-hari yang sudah lewat dianggap batal, karena rambut kenazirannya telah menjadi najis.

13 Dan inilah hukum tentang seorang nazir. Apabila waktu kenazirannya genap, ia harus dibawa ke pintu Kemah Pertemuan, 14 dan ia harus mempersembahkan sebagai persembahannya kepada Tuhan seekor domba jantan berumur setahun yang tidak bercela untuk korban bakaran dan seekor domba betina berumur setahun yang tidak bercela untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan yang tidak bercela untuk korban keselamatan, 15 juga sebakul roti yang tidak beragi, yakni roti bundar dari tepung yang terbaik, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi diolesi dengan minyak, serta dengan korban sajian dan korban-korban curahannya. 16 Lalu haruslah imam membawa semuanya itu ke hadapan Tuhan dan mengolah korban penghapus dosa dan korban bakarannya; 17 domba jantan itu haruslah diolahnya sebagai korban keselamatan bagi Tuhan, beserta sebakul roti yang tidak beragi itu; juga haruslah imam mengolah korban sajian dan korban curahannya. 18 Maka haruslah orang nazir itu mencukur rambut kenazirannya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu mengambil rambut kenazirannya itu dan melemparkannya ke dalam api yang di bawah korban keselamatan. 19 Imam haruslah mengambil paha depan domba jantan itu, sesudah dimasak, dan satu roti bundar yang tidak beragi dari dalam bakul, dengan satu roti tipis yang tidak beragi, lalu meletakkannya ke atas telapak tangan orang nazir itu, setelah orang ini mencukur rambut kenazirannya; 20 kemudian haruslah imam mengunjukkan semuanya itu ke hadapan Tuhan sebagai persembahan unjukan; semuanya itu menjadi bagian kudus bagi imam, beserta dada persembahan unjukan dan beserta paha persembahan khusus. Sesudah itu barulah boleh orang nazir itu minum anggur.”

21 Itulah hukum tentang orang nazir yang menazarkan persembahannya kepada Tuhan berdasarkan kenazirannya, belum dihitung apa yang ia mampu mempersembahkan di samping itu. Sesuai dengan bunyi nazar yang diikrarkannya, demikianlah harus dilakukannya berdasarkan hukum tentang kenazirannya.

Ucapan berkat imam

22 Tuhan berfirman kepada Musa: 23 “Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:

24 Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau;

25 Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

26 Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”

Komentar

Setia merespon kesetiaan Allah

  1. Setia kepada pasangan nikah Anda

    Arahan rinci di sini (5:11-31) merupakan indikasi bagaimana ketidaksetiaan bisa ada dalam pernikahan. Mengingat bacaan kita dalam Kitab Amsal adalah peringatan akan perzinahan, bacaan yang ini berkaitan dengan konsekuensi perzinahan.

    Bagaimanapun, Taurat mengakui bahwa kecurigaan akan adanya ketidaksetiaan dalam pernikahan tidaklah cukup. Mungkin itu adalah karena kecemburuan semata atau mungkin ada tuduhan-tuduhan palsu. Penting untuk melindungi wanita dari tuduhan palsu, karena kedudukan mereka dalam masyarakat zaman dulu lebih rentan.

    Bila si wanita tidak bersalah, ini berarti ia tidak memiliki alasan apapun untuk takut. Taurat memerlukan pembuktian rasa bersalah lebih besar dibandingkan pembuktian rasa tak bersalah. Apakah sang suami memilih menggunakan tesnya tergantung pada orang macam apa si suami. Yusuf tidak menggunakannya (Matius 1:19).

  2. Setia pada janji Anda
    Nazar orang nazir (Bilangan 6:1-21) bisa berlangsung sepanjang hayat (misalnya Simson, Samuel, dan Yohanes Pembaptis) atau sementara. Itu merupakan ungkapan kekudusan khusus yang tidak wajib bagi siapapun. Bukan perkara kepantasan. Yesus sendiri bukan orang nazir (walau Dia dulu orang Nazaret; itu beda!). Poin penting pada renungan ini adalah jika Anda berjanji kepada Allah, Anda harus setia pada janji itu.

  3. Setia merespon kesetiaan Allah

    Harun dan para putranya diberitahu Allah untuk mengucapkan berkat Allah pada umat-Nya (Ay.24-27). Inilah bagaimana Allah ingin memberkati kita.

    Dia ingin memberkati Anda dengan hadirat-Nya, wajah-Nya menyinari Anda: ‘TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya’ (Ay.25). Dia ingin Anda bermurah hati pada Anda (Ay.25b). Dia baik, penuh belas kasihan, pengampun dan penuh kasih.

    Dia memberi Anda damai sejahtera (Ay.26b) di tengah masalah hidup dan perlindungan-Nya (Ay.24). Dia ingin menjaga Anda dari yang jahat dan agar jangan Anda berpaling dari-Nya. Keinginan Allah dari awal sampai akhir adalah memberkati Anda (Ay.24,27).

Saat mengalami kesetiaan Allah pada Anda, respon Anda harus setia pada-Nya dalam semua hubungan Anda.

\tPippa Menambahkan

Doa

Saya berdoa berkat pada Anda saat ini:
‘TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.’ (Bilangan 6:24-26).

Pippa menambahkan

Lukas 2:19

‘Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.’

Banyak hal yang saya pendam dalam hati selama bertahun-tahun. Saya merasakan Allah bersabda dan kenangan perjumpaan dengan-Nya serta jawaban atas doa-doa. Pula, saya telah merenungkan banyak hal, hal-hal yang memusingkan atau doa-doa yang semoga dijawab, atau misteri Allah yang mengagumkan.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.