Hari 85

Tujuh Gelar Yesus

Kebijaksanaan Amsal 8:1–11
Perjanjian Baru Lukas 5:33–6:11
Perjanjian Lama Bilangan 19:1–21:3

pengantar

Pangeran Charles memiliki banyak gelar. Beliau adalah Pewaris Mahkota, Yang Mulia Kerajaan, Pangeran dari Wales, Ksatria dari Garter, Bangsawan dari Cornwall, Kolonel Kepala Resimen Kerajaan Wales, Bangswan dari Rothesay, Ksatria dari Thistle, Laksamana Muda, Kepala Ordo Bath, Pangeran dari Chester, Pangeran dari Carrick, Baron dari Renfrew, Tuan dari the Isles, dan Pelayan Agung Skotlandia.

Gelar disematkan kepada orang-orang berdasarkan pangkat, jabatan, atau prestasi. Dalam Alkitab, Yesus diberi gelar jauh lebih banyak daripada seorang pangeran kerajaan. Faktanya, ada lebih dari 100 gelar yang dianugerahkan kepada Yesus.

Alkitab sepenuhnya adalah tentang Yesus (Yohanes 5:39). Tujuh gelar Yesus muncul dari renungan hari ini dan masing-masing mengungkapkan sesuatu yang berbeda mengenai Yesus. Anda dibantu untuk memahami maknanya agar Yesus menjadi pusat hidup Anda.

Kebijaksanaan

Amsal 8:1–11

Wejangan hikmat

8Bukankah hikmat berseru-seru,
  dan kepandaian memperdengarkan suaranya?
2 Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan,
  di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri,
3 di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota,
  pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring:
4 “Hai para pria, kepadamulah aku berseru,
  kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku.
5 Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan,
  hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu.
6 Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam
  dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat.
7 Karena lidahku mengatakan kebenaran,
  dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku.
8 Segala perkataan mulutku adalah adil,
  tidak ada yang belat-belit atau serong.
9 Semuanya itu jelas bagi yang cerdas,
  lurus bagi yang berpengetahuan.
10 Terimalah didikanku, lebih dari pada perak,
  dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.
11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata,
  apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.

Komentar

1. Hikmat Allah

Banyak orang zaman sekarang tidak mengetahui cara untuk hidup dengan benar. Mereka mengacaukan pernikahan dan hubungan-hubungan yang lain. Seringkali, mereka merusak hidup sendiri dan hidup sesama. Kita semua memerlukan hikmat supaya hidup dengan baik.

Dimana hikmat didapati? Perjanjian Baru menjawab bahwa hikmat didapati dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menulis, ‘Kristus adalah... hikmat Allah’ (1 Korintus 1:24). ‘Hikmat Allah’ adalah salah satu gelar Yesus.

Hikmat dalam kitab Amsal digambarkan sebagai orang (Amsal 8:1). Penulis amsal membedakannya dengan perempuan jalang yang mengintai di pojok jalan saat petang dan yang licin perkataannya (7:5-6). Hikmat bersaing melawan dia ‘di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan’ (8:2) dan hikmat menjadikan diri sebagai saingan daya tarik, yaitu sebagai mempelai yang sejati bukannya perempuan jalang.

Ini menunjukkan pada kita bahwa hikmat bukan hanya soal pengetahuan, tetapi hidup dengan baik juga adalah hikmat. Langkah pertama untuk hidup dengan baik adalah menetapkan tujuan dan ambisi yang benar. Carilah hikmat, daripada kesenangan sensual yang digambarkan oleh para wanita pezinah.

Hikmat sangat diinginkan. Lebih indah dibandingkan perak, emas atau permata: ‘Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya’ (Ay.10-11).

Bila Anda mengingkan hikmat sejati, mulailah memiliki hubungan dengan Yesus Kristus. Hal ini jauh lebih berharga dibandingkan segala tawaran dunia.

Hubungan ini akan mempengaruhi cara Anda hidup. Contoh dari hikmat ini adalah mutu bicara Anda (Ay.6,9), yaitu kejujuran dalam perkataan yang benar dan sejati (bandingkan dengan perkataan yang diucapkan di dalam Bilangan 20:3-5, yang mengisahkan kurangnya rasa percaya dalam Allah).

Doa

Tuhan Yesus, terimakasih karena hikmat sejati ada dalam hubungan dengan-Mu. Engkau lebih berharga dibandingkan permata dan tak ada keinginan yang sebanding dengan pengenalan akan-Mu. Bantu aku saat ini untuk bertindak dengan bijaksana dan untuk memperkatakan perkataan hikmat yang memberkati sesama.

Perjanjian Baru

Lukas 5:33–6:11

Hal berpuasa

(Mat. 9:14-17; Mrk. 2:18-22)
33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” 34 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. 37 Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. 38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 39 Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”

Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat

(Mat. 12:1-8; Mrk. 2:23-28)
6Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. 2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: “Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 3 Lalu Yesus menjawab mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” 5 Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat

(Mat. 12:9-14; Mrk. 3:1-6)
6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. 7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. 8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. 9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” 10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Komentar

2. Mempelai laki-laki

Gelar ‘mempelai laki-laki’ dipakai dalam Perjanjian Lama untuk merujuk pada Allah sendiri ‘seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu’ (Yesaya 62:5).

Yesus, dalam pengambaran ini (Lukas 5:34), menempatkan dirinya dalam tempat Allah, bukannya menujukkan sifat arogan, tetapi hampir secara kebetulan. Itu, bagi-Nya, adalah pergantian yang alamiah. Penjelasan Yesus atas peran keilahian-Nya adalah hal yang begitu mengagumkan.

Gambaran Yesus sebagai mempelai laki-laki dan kita sebagai mempelai perempuan adalah salah satu hubungan kekariban yang terbesar (lihat Efesus 5:23). Juga gambaran yang menunjuk pada kesempurnaan akhir akan hubungan Anda dengan Yesus ketika Dia kembali. Anda dipanggil untuk mempersiapkan diri dengan kepedulian dan kasih yang sama sebagai mempelai wanita di hari pernikahannya, khususnya berfokus pada hidup yang benar (lihat Wahyu 19:6-9).

Pengajaran Yesus baru. Tidak bisa cocok dengan bentuk pemikiran atau pola perilaku orang Farisi. Anggur baru membutuhkan kantong kulit yang baru (Lukas 5:36-39).

TUHAN, terimakasih atas panggilan-Mu padaku untuk menjalin hubungan yang karib dengan-Mu dan bersuka atasku sebagai mempelai laki-laki yang bersuka atas mempelai wanitanya. Aku ingin merespon dengan kasih dan penyembahan karibku.

3. Anak Manusia

Ini adalah cara favorit Yesus untuk merujuk pada diri-Nya sendiri (lihat, misalnya, Lukas 6:5). Ini adalah gelar mesianik. Daniel 7 berbicara tentang ‘seorang seperti anak manusia’ (Daniel 7:13) dan kemungkinan aspek pemahaman Yesus akan identitas dan misi-Nya berasal dari bacaan kitab Daniel ini. Itu adalah gelar yang menggabungkan otoritas dan kuasa dengan kerendahan hati dan penderitaan.

Kita diingatkan tentang kasih Yesus bagi kita dan kuasa-Nya atas kita. Seringnya kita berfokus pada yang pertama tanpa cukup memperhatikan yang kedua. Tunduklah pada otoritas Yesus, taatilah ajaran-Nya dan ikutlah kemana Dia menuntun Anda.

TUHAN, terimakasih karena Engkau adalah Anak Manusia yang rela menderita ganti diriku.

4. Tuhan

Yesus menafsirkan kembali Perjanjian Lama. Orang-orang Farisi bertanya, ‘Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?’ (Lukas 6:2). Yesus menjawab dengan mengutip contoh dalam Perjanjian Lama (Ay.3-4). Dia menunjukkan dari sebuah bacaan luas tentang Perjanjian Lama bahwa pemahaman orang Farisi akan hari Sabat jauh terlalu sempit.

Dia menyembuhkan seseorang di hari Sabat dan bertanya, ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?’ (Ay.9). Dengan kata lain, Dia melihat melampaui tulisan hukum Taurat kepada penghayatan hukum itu sendiri dan menunjukkan bahwa ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’ (Ay.5). Dia tidak terikat oleh hukum Taurat.

Yesus itu radikal dalam penafsiran-Nya akan Perjanjian Lama dan kita perlu membaca Perjanjian Lama melalui sudut pandang-Nya. Kita perlu memahaminya dalam terang fakta bahwa Yesus berkata, ‘Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku’ (Yoh 5:39). Kita dapat melihat ini dalam renungan Perjanjian Lama dalam 3 cara khusus.

Doa

Terimakasih, TUHAN, bahwa Engkau adalah kunci yang membukakan pemahaman kami akan Perjanjian Lama.

Perjanjian Lama

Bilangan 19:1–21:3

Air pentahiran 19Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun: 2 “Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan Tuhan dengan berfirman: Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu seekor lembu betina merah yang tidak bercela, yang tidak ada cacatnya dan yang belum pernah kena kuk. 3 Dan haruslah kamu memberikannya kepada imam Eleazar, maka lembu itu harus dibawa ke luar tempat perkemahan, lalu disembelih di depan imam. 4 Kemudian imam Eleazar harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah lembu itu, lalu haruslah ia memercikkan sedikit ke arah sebelah depan Kemah Pertemuan sampai tujuh kali. 5 Sesudah itu haruslah lembu itu dibakar habis di depan mata imam; kulitnya, dagingnya dan darahnya haruslah dibakar habis bersama-sama dengan kotorannya. 6 Dan imam haruslah mengambil kayu aras, hisop dan kain kirmizi dan melemparkannya ke tengah-tengah api yang membakar habis lembu itu. 7 Kemudian haruslah imam mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air, sesudah itu masuk ke tempat perkemahan, dan imam itu najis sampai matahari terbenam. 8 Orang yang membakar habis lembu itu haruslah mencuci pakaiannya dengan air dan membasuh tubuhnya dengan air, dan ia najis sampai matahari terbenam. 9 Maka seorang yang tahir haruslah mengumpulkan abu lembu itu dan menaruhnya pada suatu tempat yang tahir di luar tempat perkemahan, supaya semuanya itu tinggal tersimpan bagi umat Israel untuk membuat air pentahiran; itulah penghapus dosa. 10 Dan orang yang mengumpulkan abu lembu itu haruslah mencuci pakaiannya, dan ia najis sampai matahari terbenam. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi orang Israel dan bagi orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.

11 Orang yang kena kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya. 12 Ia harus menghapus dosa dari dirinya dengan air itu pada hari yang ketiga, dan pada hari yang ketujuh ia tahir. Tetapi jika pada hari yang ketiga ia tidak menghapus dosa dari dirinya, maka tidaklah ia tahir pada hari yang ketujuh. 13 Setiap orang yang kena kepada mayat, yaitu tubuh manusia yang telah mati, dan tidak menghapus dosa dari dirinya, ia menajiskan Kemah Suci Tuhan, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari Israel; karena air pentahiran tidak disiramkan kepadanya, maka ia najis; kenajisannya masih melekat padanya.

14 Inilah hukumnya, apabila seseorang mati dalam suatu kemah: setiap orang yang masuk ke dalam kemah itu dan segala yang di dalam kemah itu najis tujuh hari lamanya; 15 setiap bejana yang terbuka yang tidak ada kain penutup terikat di atasnya adalah najis. 16 Juga setiap orang yang di padang, yang kena kepada seorang yang mati terbunuh oleh pedang, atau kepada mayat, atau kepada tulang-tulang seorang manusia, atau kepada kubur, orang itu najis tujuh hari lamanya. 17 Bagi orang yang najis haruslah diambil sedikit abu dari korban penghapus dosa yang dibakar habis, lalu di dalam bejana abu itu dibubuhi air mengalir. 18 Kemudian seorang yang tahir haruslah mengambil hisop, mencelupkannya ke dalam air itu dan memercikkannya ke atas kemah dan ke atas segala bejana dan ke atas orang-orang yang ada di sana, dan ke atas orang yang telah kena kepada tulang-tulang, atau kepada orang yang mati terbunuh, atau kepada mayat, atau kepada kubur itu; 19 orang yang tahir itu haruslah memercik kepada orang yang najis itu pada hari yang ketiga dan pada hari yang ketujuh, dan pada hari yang ketujuh itu haruslah ia menghapus dosa orang itu; dan orang yang najis itu haruslah mencuci pakaiannya dan membasuh badannya dengan air, lalu ia tahir pada waktu matahari terbenam. 20 Tetapi orang yang telah najis, dan tidak menghapus dosa dari dirinya, orang itu harus dilenyapkan dari tengah-tengah jemaah itu, karena ia telah menajiskan tempat kudus Tuhan; air pentahiran tidak ada disiramkan kepadanya, jadi ia tetap najis. 21 Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya. Orang yang menyiramkan air penyuci itu, ia harus mencuci pakaiannya, dan orang yang kena kepada air penyuci itu, ia menjadi najis sampai matahari terbenam. 22 Segala yang diraba orang yang najis itu menjadi najis dan orang yang kena kepadanya menjadi najis juga sampai matahari terbenam.”

Miryam mati

20Kemudian sampailah orang Israel, yakni segenap umat itu, ke padang gurun Zin, dalam bulan pertama, lalu tinggallah bangsa itu di Kadesh. Matilah Miryam di situ dan dikuburkan di situ.

Dosa Musa dan Harun

2 Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, 3 dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: “Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan Tuhan! 4 Mengapa kamu membawa jemaah Tuhan ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? 5 Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?” 6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka.

7 Tuhan berfirman kepada Musa: 8 “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” 9 Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan Tuhan, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” 11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

12 Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”

13 Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.

Edom menolak permintaan orang Israel melalui negerinya

14 Kemudian Musa mengirim utusan dari Kadesh kepada raja Edom dengan pesan: “Beginilah perkataan saudaramu Israel: Engkau tahu segala kesusahan yang telah menimpa kami, 15 bahwa nenek moyang kami pergi ke Mesir, dan kami lama diam di Mesir dan kami dan nenek moyang kami diperlakukan dengan jahat oleh orang Mesir; 16 bahwa kami berteriak kepada Tuhan, dan Ia mendengarkan suara kami, mengutus seorang malaikat dan menuntun kami keluar dari Mesir. Sekarang ini kami ada di Kadesh, sebuah kota di tepi perbatasanmu. 17 Izinkanlah kiranya kami melalui negerimu; kami tidak akan berjalan melalui ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu dan kami tidak akan minum air sumurmu; jalan besar saja akan kami jalani dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sampai kami melalui batas daerahmu.” 18 Tetapi orang Edom berkata kepada mereka: “Tidak boleh kamu melalui daerah kami, nanti kami keluar menjumpai kamu dengan pedang!” 19 Lalu berkatalah orang Israel kepadanya: “Kami akan berjalan melalui jalan raya, dan jika kami dan ternak kami minum airmu, maka kami akan membayar uangnya, asal kami diizinkan lalu dengan berjalan kaki, hanya itu saja.” 20 Tetapi jawab mereka: “Tidak boleh kamu lalu.” Maka keluarlah orang Edom menghadapi mereka dengan banyak rakyatnya dan dengan tentara yang kuat. 21 Ketika orang Edom tidak mau mengizinkan orang Israel lalu dari daerahnya, maka orang Israel menyimpang meninggalkannya. Harun mati

22 Setelah mereka berangkat dari Kadesh, sampailah segenap umat Israel ke gunung Hor. 23 Lalu berkatalah Tuhan kepada Musa dan Harun dekat gunung Hor, di perbatasan tanah Edom: 24 “Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel, karena kamu berdua telah mendurhaka kepada titah-Ku dekat mata air Meriba. 25 Panggillah Harun dan Eleazar, anaknya, dan bawalah mereka naik ke gunung Hor; 26 tanggalkanlah pakaian Harun dan kenakanlah itu kepada Eleazar, anaknya, kemudian Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan mati di sana.” 27 Lalu Musa melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan. Mereka naik ke gunung Hor sedang segenap umat itu memandangnya. 28 Musa menanggalkan pakaian Harun dan mengenakannya kepada Eleazar, anaknya. Lalu matilah Harun di puncak gunung itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari gunung itu. 29 Ketika segenap umat itu melihat, bahwa Harun telah mati, maka seluruh orang Israel menangisi Harun tiga puluh hari lamanya.

Peperangan dekat Horma

21Raja negeri Arad, orang Kanaan yang tinggal di Tanah Negeb, mendengar, bahwa Israel datang dari jalan Atarim, lalu ia berperang melawan Israel, dan diangkutnya beberapa orang tawanan dari pada mereka. 2 Maka bernazarlah orang Israel kepada Tuhan, katanya: “Jika Engkau serahkan bangsa ini sama sekali ke dalam tangan kami, kami akan menumpas kota-kota mereka sampai binasa.” 3 Tuhan mendengarkan permintaan orang Israel, lalu menyerahkan orang Kanaan itu; kemudian orang-orang itu dan kota-kotanya ditumpas sampai binasa. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Horma.

Komentar

5. Pengantara

Ayat-ayat tentang darah kambing dan lembu dan ‘abu lembu betina merah’ (19:9) menjadi pendahuluan awal akan kematian Yesus menggantikan kita di kayu salib.

Penulis kitab Ibrani memperhatikan korban-korban ini, tetapi kemudian menjelaskan: ‘betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Ia adalah Pengantara’ (Ibrani 9:14-15a).

Terimakasih, TUHAN, bahwa ‘karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia’ (1 Timotius 2:5-6).

6. Batu

Allah berkata pada Musa untuk mengeluarkan air dari bukit batu. Musa memukul bukit batu itu dua kali dan air memancar keluar bagi siapapun untuk minum (Bilangan 20:1-11). ‘Maka keluarlah banyak air’ (Ay.11). Rasul Paulus juga menjelaskan pada kita cara untuk menafsirkan air yang keluar dari bukit batu tersebut. Dia berkata, ‘mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus’ (1 Korintus 10:3-4). Dialah yang memuaskan dahaga kita. Benda-benda materi sendiri tidak memuaskan.

Allah sangat murah hati. Air tidak hanya keluar sedikit, tetapi melimpah. Yesus datang untuk memberi Anda hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10). Dia berjanji memuaskan dahaga rohani Anda dengan ‘aliran-aliran air hidup’ (7:37-38).

TUHAN, Ya Gunung Batuku, terimakasih karena Engkau memuaskan dahaga rohaniku. Biarlah aku, melalui Roh Kudus dalamku, membawa air kehidupan kepada sesama.

7. Imam Besar Agung

Yesus adalah ‘Imam Besar Agung’ (Ibrani 4:14) yang tetap selamanya menjadi Pengantara bagi kita. Kematian Harun (Bilangan 20:28-29) mengingatkan kita bahwa salah satu kelemahan keimaman kaum Lewi adalah kematian para imamnya.

Penulis kitab Ibrani dengan kontras membandingkan imam-imam seperti Harun yang ‘dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam’ dengan Yesus yang ‘tetap selama-lamanya’ dan ‘imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka’ (Ibrani 7:23-25).

Ini mengingatkan kita akan kepastian yang Anda miliki dalam iman. Anda tak usah khawatir akan keadaan Anda. Anda bisa sepenuhnya yakin dalam keselamatan dalam Yesus.

Doa

Terimakasih, TUHAN, Imam Besar Agung yang hidup selamanya, karena Engkau sanggup menyelamatkanku sepenuhnya. Terimakasih karena Engkau telah bangkit dan hidup menjadi perantara bagiku.

Pippa menambahkan

Lukas 6:1–11

Tak perlu merasa bersalah soal berlibur sehari. Beristirahatlah dan nikmatilah.

reader

App

Download The Bible with Nicky and Pippa Gumbel app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Subscribe now to receive The Bible with Nicky and Pippa Gumbel in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

The Official Website of The British Monarchy: ‘Style and titles’, http://www.royal.gov.uk/ThecurrentRoyalFamily/ThePrinceofWales/Stylesandtitles.aspx [Last accessed February 2015]

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.